Perayaan
Mari bersulang!
Untuk jiwa yang cacat
Untuk rasa yang bisu
Untuk hati yang mati
Mari bersulang!
Hingga malam berganti pagi Hingga hujan beranjak pergi
Hingga Nyeri tak terasa lagi
Hingga kita sadar,
Kita sudah tertinggal
Makna Puisi "Perayaan"
   Puisi ini menceritakan tentang gambaran penulis terhadap umat manusia sekarang. Bersulang adalah kebiasaan yang biasanya dapat ditemukan jika kita sedang berpesta atau sebuah jamuan penting lainnnya, sedangkan kata bersulang disini lebih kepada sarkasme yang menggambarkan keputus asaan sang penulis. Dalam paragraf pertama penulis lebih condong menggambarkan mengenai dunia yang sekarang banyak berisi manusia-manusia egois yang sudah tidak peduli antara satu sama lain, tidak ada lagi rasa kemanusiaan antar sesama manusia, dan semua orang berlomba lomba menginjak satu sama lain untuk menjadi paling pertama. Sedangkan untuk paragraf kedua penulis menggambarkan jika manusia hanya akan sadar akan segala tindak keburukannya saat ia telah tiada di dunia ini dan itu artinya tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya.
Belukar
Dasar bodoh! Harap?
Bukankah kau hanya diam?
Berhenti diantara belukar yang kau temukan
Hingga lupa,
Tulip-tulip sedang bermekaran
Penony-penony indah berhembus harum memabukan
Kenapa kau masih engga?
Belukar tak seindah itu bukan?
Belukar tak seharum itu kan?
Kau bukan ahli dalam merawat belukar
Berhenti...
Taman yang kau rawat tampak usang sekarang
Makna Puisi "Belukar"
   Puisi kedua ini menggambarkan jika ada kalanya harapan yang kita ingginkan tidak harus kita dapatkan. Kadang sesuatu yang kita perjuangkan dengan susah payah yang kita anggap tidak membuahkan hasil itu telah berhasil dimata orang lain, bahkan tidak sedikit orang yang menggap jika kita telah sukses di saat kita sendiri merasa gagal. Berputus asa dan menyerah dalam suatu usaha hanya akan berujung pada kegagalan. Belukar yang kadang kita anggap indah hanya karena lebih mudah didapatkan tidak akan mengalahkan keindahan bunga tulip dan penony yang keindahannya pasti terjamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H