Abstrak
Kekerasan atau pelecehan seksual terutama di perguruan tinggi merupakan suatu masalah serius yang seringkali tersembunyi di balik aktivitas akademik. Penelitian menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan tidak hanya berupa kerugian fisik, tetapi juga kerugian psikologis, akademis, dan sosial bagi para korban, khususnya perempuan. Kekerasan ini melemahkan fondasi pembelajaran yang aman dan inklusif serta memerlukan respons komprehensif dari institusi, komunitas, dan individu. Peristiwa Universitas Diponegoro Semarang mencerminkan kompleksitas dan perlunya dukungan dan tindakan kolektif untuk mengatasi kekerasan atau pelecehan seksual di perguruan tinggi, mencapai kampus yang aman dan inklusif bagi seluruh individu.
Kata kunci: Kekerasan Seksual, Kampus, Pencegahan, Dampak, Kebijakan, Hak Asasi Manusia.
Abstract
Sexual violence or harassment, particularly in higher education institutions, is a serious issue that is often hidden behind academic activities. Research shows that the impacts are not only physical harm, but also psychological, academic, and social harm to the victims, especially women. This violence undermines the foundations of safe and inclusive learning and requires a comprehensive response from institutions, communities, and individuals. The events at Diponegoro University in Semarang reflect the complexity and need for collective support and action to address sexual violence or harassment in higher education, achieving a safe and inclusive campus for all individuals.
Keywords: Sexual Violence, Campus, Prevention, Impact, Policy, Human Rights
1.Pendahuluan
Kekerasan seksual di lingkungan Universitas merupakan masalah yang serius dan penting untuk dihadapi dengan cara yang komprehensif. Banyak korban, khususnya perempuan, menjadi korban kekerasan seksual di kampus, yang memiliki dampak yang tidak hanya berupa kerugian fisik, tetapi juga kerugian psikologis, akademis, dan sosial. Kekerasan seksual di kampus mencakup segala tindakan eksploitasi seksual tanpa persetujuan, termasuk perkosaan, intimidasi seksual, pelecehan, eksploitasi, penyiksaan, dan praktik tradisional yang berasal dari kultur seksual yang mengganggu atau mengendalikan wanita. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perhatian serius, analisis kritis, dan tindakan kolektif.
2.Pembahasan
Kekerasan seksual sering menjadi fokus perbincangan seputar kesetaraan gender dan hak asasi manusia. Namun, ketika diperbincangkan dalam konteks lingkungan pendidikan kampus, kompleksitasnya menjadi lebih jelas. Meskipun perguruan tinggi dianggap sebagai tempat pengetahuan dan pemikiran dipertukarkan, yang realitasnya menjadi sebuah tempat yang aman bagi seluruh individu. Namun, sering kali tidak demikian.
Di balik kemegahan ilmu pengetahuan dan arsitektur kampus, kekerasan seksual seringkali mewarnai lanskap yang tersembunyi. Para mahasiswa, terutama perempuan sering kali menjadi korban ketidakadilan.