Dengan penuh semangat, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) padepokan 008 yang didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Alfat khaharsyah, M.Pd. dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta telah sukses menyelenggarakan program kerja untuk memberikan pelatihan pembuatan Batik Jumputan kepada ibu-ibu PKK di Padukuhan Kayoman pada Minggu, 28 Januari 2024.
Walaupun durasi pelatihan sangat singkat, program ini memiliki tujuan yang kuat untuk mengembangkan keterampilan dan kreativitas dalam pemberdayaan masyarakat menuju enterpreneur yang mandiri sesuai dengan tema yang diusung Universitas. Para peserta diajak untuk memahami teknik dasar pembuatan batik jumputan, mulai dari memilih motif sampai menyelesaikan prosesnya.
Antusiasme dan semangat belajar dari peserta sangat terlihat, mereka dengan senang hati mengikuti seluruh tahap pelatihan. Salah satu ibu-ibu PKK juga mengungkapkan bahwa baru mengetahui ada teknik batik seperti batik jumputan ini dan sangat senang mempelajarinya. Padepokan KKN 008 juga memberikan bantuan berupa peralatan batik untuk produksi kepada peserta.
Ketua KKN Padepokan 008 merasa bangga melihat antusias dan semangat belajar yang ditunjukkan oleh para peserta. “Program ini tidak hanya memberikan pengalaman kepada para peserta, tetapi juga membawa dampak positif bagi pengembangan industri kreatif batik di Padukuhan Kayoman,” ujarnya dengan yakin.
Program kerja Batik Jumputan ini menjadi bukti bahwa dengan semangat dan komitmen yang kuat, perubahan signifikan dapat dicapai dalam waktu yang singkat. Setiap langkah kecil yang diambil dalam sehari itu memiliki potensi untuk membawa perubahan yang berkelanjutan bagi masyarakat Padukuhan Kayoman, Gunung Kidul dan merupakan awal dari perjalanan pemberdayaan masyarakat menuju enterpreneur yang mandiri.
“Program batik jumputan yang dilaksanakan mahasiswa KKN UST dapat berjalan dengan sukses, karena menggunakan salah satu konsep ajaran tamansiswa Tri-N, (Niteni, Nirokke, Nambahi) Niteni, berarti mengamati, memperhatikan atau menyimak. Nirokke berarti meniru yang telah dicontohkan. Nambahi berarti menambahkan dan mengembangkan yang telah didapatkan dari proses niteni dan nirokke”,tutur Alfat Khaharsyah(37).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H