Pendidikan di Indonesia tengah mengalami perubahan, dengan fokus pada pembentukan karakter dan penerapan nilai-nilai positif. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah dengan menciptakan budaya positif di sekolah, yang mampu menjadi fondasi bagi perkembangan siswa dan lingkungan belajar yang kondusif.
Budaya positif di sekolah merupakan elemen kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran dan kesejahteraan siswa. Konsep ini tidak hanya mengacu pada suasana yang menyenangkan, tetapi juga mencakup hubungan, kepemimpinan, penghargaan, kesejahteraan emosional, inklusi, dan keterlibatan komunitas. Dalam narasi ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek budaya positif Di SD Negeri 14 Pekanbaru, saya telah memulai langkah-langkah konkret untuk menerapkan budaya positif ini, dimulai dari kelas saya sendiri hingga diseminasi kepada rekan sejawat.
Awal dari Sebuah Perubahan: Membentuk Keyakinan Kelas
Di SD Negeri 14 Pekanbaru, upaya membangun budaya positif tidak hanya didasarkan pada konsep modern pendidikan, tetapi juga terinspirasi oleh filosofi Ki Hajar Dewantara. Filosofi ini menekankan pentingnya pendidikan yang memerdekakan, yaitu membebaskan siswa dari ketakutan dan tekanan sehingga mereka dapat berkembang secara optimal. Mengimplementasikan filosofi ini di kelas melibatkan berbagai inovasi, seperti menciptakan keyakinan kelas yang melibatkan siswa dalam menyusun aturan bersama. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk membentuk keyakinan kelas yang kuat dan membantu siswa mengenal nilai-nilai kebajikan sejak dini. Â Hal ini tidak hanya membuat mereka merasa dihargai, tetapi juga meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan belajar yang mereka ciptakan bersama.
Mengingat masih banyak siswa yang belum bisa menulis dan membaca dengan lancar, saya menggunakan stiker yang ditempelkan di sticky notes sebagai alat bantu. Stiker ini berisi gambar  yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga mereka dapat lebih terlibat dalam proses pembentukan keyakinan kelas  dan lebih memahami nilai-nilai positif yang ingin diterapkan di kelas. Penggunaan stiker  visual di kelas 1 adalah salah satu cara yang mendukung lingkungan pembelajaran yang inklusif dan positif, terutama bagi siswa yang masih dalam tahap awal pengembangan literasi. Dengan cara ini, siswa dapat lebih terlibat dalam proses pembentukan kesepakatan kelas. Mereka dengan antusias menempelkan sticky notes yang berisi stiker sebagai bentuk partisipasi mereka dalam menentukan aturan yang berlaku di kelas.
Diseminasi Kepada Rekan Sejawat: Langkah Penting untuk Membangun Kesatuan Visi
Setelah melaksanakan kegiatan pembuatan keyakinan kelas di kelas 1, langkah selanjutnya adalah menyebarkan pemahaman tentang budaya positif kepada rekan sejawat di SD Negeri 14 Pekanbaru. Saya menyadari bahwa menciptakan budaya positif di sekolah tidak bisa dilakukan secara individu. Diperlukan kerja sama dan kesatuan visi dari seluruh pihak di sekolah, terutama para guru.
Dalam sesi diseminasi yang saya lakukan, kami membahas berbagai konsep penting yang mendasari budaya positif di sekolah. Salah satu topik utama yang dibahas adalah konsep disiplin positif. Disiplin positif menekankan pentingnya memberikan arahan dan konsekuensi yang membangun bagi siswa. Konsep ini mengajarkan bahwa disiplin bukanlah tentang menghukum, tetapi tentang membantu siswa memahami akibat dari tindakan mereka dan mendorong mereka untuk bertanggung jawab atas pilihan mereka.
Sesi diseminasi ini mendapat respon yang sangat positif dari rekan sejawat. Mereka tidak hanya memahami pentingnya budaya positif, tetapi juga merasa terinspirasi untuk menerapkan konsep-konsep tersebut di kelas mereka masing-masing. Saya merasa bahwa langkah ini sangat penting untuk menciptakan kesatuan visi di sekolah, sehingga budaya positif dapat benar-benar diimplementasikan secara menyeluruh.
Dukungan
Dukungan dari berbagai pihak sangat penting dalam keberhasilan implementasi budaya positif di sekolah. Beberapa bentuk dukungan yang saya peroleh antara lain:
- Dukungan dari Pihak Sekolah: Kepala sekolah dan para staf mendukung penuh upaya ini dengan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, serta memberikan ruang untuk diseminasi kepada rekan sejawat.
- Dukungan dari Rekan Sejawat: Rekan-rekan guru sangat terbuka untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang bagaimana mereka dapat menerapkan budaya positif di kelas mereka masing-masing.
- Dukungan dari Orang Tua Siswa: Orang tua juga berperan penting dengan mendukung anak-anak mereka dalam mematuhi aturan kelas yang telah disepakati dan menanamkan nilai-nilai kebajikan di rumah.
- Dukungan dari Siswa: Meskipun masih berada pada tahap perkembangan awal, siswa-siswa kelas 1 sangat antusias dalam terlibat dalam proses pembentukan keyakinan kelas. Dukungan mereka terlihat dari partisipasi aktif dan kesadaran mereka terhadap pentingnya aturan kelas.
Tantangan dan Harapan   Â
Seperti halnya perubahan lainnya, upaya membangun budaya positif ini juga menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah konsistensi. Menerapkan budaya positif bukanlah pekerjaan sekali jadi. Ini adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dan konsistensi dari semua pihak. Selain itu, tantangan lainnya adalah memastikan bahwa semua guru dan staf sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya budaya positif. Namun, dengan dedikasi dan kerja sama, perubahan positif dapat dicapai, yang pada akhirnya membentuk generasi siswa yang berkarakter dan siap menghadapi masa depan.