Mohon tunggu...
Nur Azizah
Nur Azizah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyesalan yang Teramat Dalam

29 Maret 2017   12:01 Diperbarui: 29 Maret 2017   12:05 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada seorang anak yang bernama Teguh,dia sosok anak yang sangat nakal dia berusia 17 tahun. Teguh mempunyai seorang ibu yang sangat baik dan sabar yang bernama ibu Irah.Ibu Irah adalah pedagang gorengan keliling,dia biasa berjualan pada siang hari. Ibu Irah berjualan gorengan untuk membiayai anaknya sekolah.

Suatu hari ibu Irah sedang berjualan, nampak dari kejauhan ada anak laki-laki berpakaian putih abu-abu menghampiri ibu Irah,ternyata itu adalah Teguh.''Bu,udah dapat berapa jualannya?'' Teguh bertanya. " Enggak banyak nak, ibu cuma dapat Rp 26.000 " sahut ibu Irah sambil menghitung uang. Tiba-tiba Teguh langsung mengambilnya. ibu Irah langsung memohon-mohon supaya uang itu dikembalikan. "Nak, kembalikan uang itu ibu mohon nak, uang itu untuk beli beras sore nanti nak ". Teguh pun tidak memperdulikan perkataan ibunya.Dia langsung pergi bersama teman-temannya.Setelah itu Teguh kembali ke sekolah, ternyata di sekolah pun Teguh melakukan perbuatan yang tidak baik.Dia masuk kedalam ruangan eskul musik,tiba-tiba dia mencuri satu buah gitar. Untung saja seorang guru melihat perbuatan Teguh tersebut.Sehingga teguh langsung dibawa Kehadapan guru BK. Akhirnya Teguh di beri surat peringatan dan guru BK nya sendiri yang langsung turun memberi surat dan menceritakan perilaku Teguh kepada ibu Irah.

Pada malam hari ibu Irah menasehati Teguh,namun Teguh tidak menerima perlakuan ibunya. Sehingga dia memutuskan pergi dari rumah. Setelah 2 minggu lebih Teguh tidak pulang ke rumah, bu Irah jatuh sakit.Hingga keadaannya semakin parah, akhirnya bu Irah meninggal. Setelah beberapa hari Teguh baru mendengar bahwa ibunya telah tiada, awalnya Teguh tidak percaya namunTeguh mencoba membuktikannya sendiri,Teguh pulang ke rumah. Telah tampak dari kejauhan bendera kuning melambai-lambai didepan rumah. teguh langsung berlari ke kamar bu Irah.Ternyata bu Irah tidak ada. Teguh langsung membuka pintu lemari bu Irah ternyata baju-baju bu Irah masih tersusun rapi didalam lemari.Air mata Teguh langsung terjatuh setelah terbukti ibunya telah tiada lagi di dunia.Karena hari sudah semakin malam Teguh memutuskan untuk berziarah pada pagi hari nya. Semalamn Teguh tidak tidur karena dia merasa menyesal dengan perbuatannya.Dia terus memeluk baju-baju ibu Irah dengan meneteskan air mata.

Pada esok harinya dia berziarah ke makam ibunya.Akhirnya dia menyesali semua perbuatannya,Sekarang Teguh menjadi sosok anak yang sangat baik,dan menghormati orang yang lebih tua darinya dan dia sekarang menjadi laki-laki yang lebih dewasa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun