Mohon tunggu...
Bee Qolbi
Bee Qolbi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Negeri Malang dan santri PPTQ Nurul Furqon

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Analisis Novel Salah Asuhan

15 Februari 2017   22:17 Diperbarui: 15 Februari 2017   23:18 10427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Judul                           : Salah Asuhan

Pengarang                   : Abdul Moeis

Penerbit                       : Balai Pustaka

Tahun Terbit                : 1999

Tebal                           : 273 halaman

Novel yang pertama kali terbit tahun 1928 ini merupakan novel angkatan balai pustaka yang mengangkat cerita tentang tokoh utama yang bernama Hanafi, dirinya memiliki perangai dan obsesi untuk sama dengan bangsa Eropa.

Cerita dalam novel ini dimulai dengan konflik kisah cinta beda bangsa antara Hanafi dan Corrie. Mereka adalah teman sepermainan sejak kecil. Hanafi adalah bumiputra yang lahir di Solok, dibesarkan oleh seorang ibu dan bisa menempuh pendidikan hingga sekolah tinggi di Betawi dan berpangkat komis. Kesehariannya bercampur dengan orang-orang Eropa, dirinya merasa dirinya bukan bumiputra lagi. Sedangkan Corrie adalah anak dari ayah berbangsa Eropa dan ibu yang berdarah bumiputra. Ayahnya menyekolahkan Corrie hingga tamat HBS di Betawi.

Ketika Hanafi hendak meminang Corrie, gadis yang dicintainya itu justru pergi meninggalkan Solok dan meminta Hanafi untuk tidak usah mencarinya. Alasan penolakan Corrie tidak lain karena mereka berbeda bangsa. Corrie menganggap bagaimanapun tinggi sekolah yang ditempuh Hanafi, dan seberapapun banyak dia bergaul dengan bangsa Eropa, Hanafi tetaplah bumiputra. Jika pernikahan beda bangsa itu tetap terjadi, akan menimbulkan konflik antar kedua bangsa. Mereka akan sulit diterima oleh masyarakat bumiputra maupun bangsa Eropa. Seperti yang dirasakan ayah Corrie dengan ibunya dulu.

Melihat Hanafi yang frustasi ditinggalakan Corrie, ibunda Hanafi menjodohkan Hanafi dengan Rapiah. Putri berdarah Solok yang tak lain adalah anak dari kakak kandung ibundanya Hanafi. Engku Sutan Batutah. Pernikahan itu dianggap Hanafi sebagai pernikahan balas budi. Karena selama Hanafi sekolah, dirinya dibiayai oleh ayah Rapiah dengan kesepakatan Hanafi akan dinikahkan dengan Rapiah. Meski awalnya Hanafi menolak dengan alasan mereka tidak sepadan, tidak sederajat, namun akhirnya Hanafi mengiyakan pernikahan tersebut.

Pernikahan Rapiah dan Hanafi tidak berjalan baik. Rapiah seperti dijadikan babu oleh Hanafi. Setiap hari Rapiah selalu dicaci maki oleh suaminya. Begitu pun dengan anak mereka, Syafei. Hingga pada suatu sore, Hanafi digigit oleh Anjing dan harus berobat ke Betawi. Maka dia menggunakan kesempatan itu untuk berangakt ke Betawi dan berniat menemui Corrie.

Di Betawi, Hanafi menemukan Corrie. Beberapa bulan setelah pertemuan mereka, Hanafi memutuskan untuk menceraikan Rapiah dan mengganti status kewarganegaraannya agar disamakan dengan Bangsa Eropa. Maka setelah itu, menikahlah Corrie dan Hanafi. Sayangnya, pernikahan mereka tidak bisa diterima oleh bangsa Eropa. Kedua pasangan ini seperti dikucilkan dari pergaulan. Hal itu membuat Corrie dan Hanafi dihinggapi rasa jengkel setiap hari. Sehingga yang terjadi di rumah hanyalah perselisihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun