Mohon tunggu...
Muhammad Aziz Terafulk
Muhammad Aziz Terafulk Mohon Tunggu... -

President Director PT. Terafulk Megantara Design

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Selain Singapura, Indonesia Bisa Merajai Desain Kapal Dunia

24 Maret 2015   16:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:06 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14271964411053149306

[caption id="attachment_405094" align="aligncenter" width="624" caption="Miniatur perahu nelayan Prigi dipamerkan di Festival Prigi 2015. (KOMPAS.com/Achmad Faizal)"][/caption]

Saya ingin sedikit berbagi kepada para pemerhati dan peminat industri maritim, di mana saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya meningkatkan perhatiannya terhadap industri maritim. Apa yang saya sampaikan ini mungkin masih kurang mendapat perhatian dan kurang disadari oleh pemerintah dan banyak pihak. Saya sampaikan berdasarkan pengalaman saya menggeluti bisnis ini, yaitu industri desain kapal. Berikut pemaparan saya.

Kalau kita melihat dan mempelajari industri kapal, pasti kita akan temukan adanya dukungan desain kapal di belakangnya. Berbagai negara mengembangkan berbagai pola pengembangan desain kapalnya. Negara Jepang dan Korea Selatan mengembangkan dukungan desain kapalnya dengan membentuk divisi desain kapal dalam perusahaan galangan. Galangan kapal yang membentuk dan mengembangkan divisi desain kapal oleh pemerintahnya diberi insentif-insentif. Insentif yang paling utama adalah kemudahan dan dukungan financial untuk membeli software desain kapal. Sehingga industri kapal Jepang dan Korea Selatan betul-betul telah mencapai puncak produksinya dan menjadi bagian dari 10 negara industri kapal terbesar di dunia.

Sedangkan Singapura, dapat dikatakan negara yang unik dalam urusan desain kapal. Negara yang hanya mempunyai beberapa galangan kapal saja, tetapi mereka telah menjadi salah satu negara yang mempunyai perusahaan desain kapal terbanyak di dunia. Bagaimana strateginya? Ternyata mereka mengembangkan industri kreatif, dan memasukkan bisnis desain kapal menjadi bagian dari industri kreatif.

Dengan seriusnya pemerintah Singapura mengembangkan industri kreatif, yaitu dengan memberikan berbagai insentif untuk tumbuh kembangnya industri kreatif, maka ikut berkembang pula industri desain kapal. Dukungan pengembangan perusahaan desain kapal yang paling menonjol adalah dengan diberikannya insentif berupa subsidi pembelian software desain kapal. Thomas Yip, Direktur Marketing NAPA Software mengatakan bahwa pemerintah Singapura selalu menanggung harga software NAPA sebesar 40% apabila dibeli oleh perusahaan desain kapal. Tentunya ada proses verifikasi terhadap perusahaan-perusahaan desain kapal yang mendapatkan subsidi.

Dengan berbagai insentif, maka berkembanglah perusahaan-perusahaan desain kapal, sehingga menjadi satu industri tersendiri. Industri desain Kapal. Bahkan ada perkembangan yang menarik, yaitu banyaknya perusahaan desain kapal ternama dari Eropa dan Amerika yang membuka kantor cabang di Singapura, dengan menggunakan entitas perusahaan lokal, mereka pun dapat memanfaatkan pula berbagai insentif yang ada, termasuk membeli software dengan mendapat subsidi dari pemerintah Singapura. Ada juga sisi lain, yaitu ada juga perusahaan desain kapal yang mengembangkan dirinya dengan membeli software di Singapura, tapi team engineer-nya semua berada di India.

Entahlah, apakah suatu kebetulan atau tidak, ternyata pasar untuk desain kapal begitu terbuka di Indonesia, dan perusahaan-perusahaan desain kapal Singapura menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat empuk. Selama ini merekalah yang menguasai dan merajai pasar desain kapal di Indonesia, baik di Batam maupun luar Batam.

Harusnya kita, Indonesia, yang mempunyai industri kapal yang begitu banyak/besar, dapat juga mengembangkan perusahaan-perusahaan desain kapal, dan membentuk industri desain kapal sendiri. Hal ini bisa terjadi karena pasar desain kapal di Indonesia sudah ada, dan juga sumber daya manusia di bidang Naval Architec cukup melimpah, serta… industri kapal di Jepang dan Korea Selatan yang sudah mulai memasuki sunset period, dengan langka dan mahalnya sumber daya manusia bidang Naval Architec.

Coba kita lihat, jumlah galangan kapal yang ada di Indonesia yang lebih dari 200 galangan kapal, sungguh pasar yang luar biasa. Katakanlah 50% dari jumlah tersebut yang membutuhkan jasa desain kapal, maka sudah 100 galangan kapal. Bila dari 100 galangan kapal tadi setiap tahun membutuhkan 1 desain kapal, setiap tahun akan ada 100 kebutuhan desain kapal. Ini hitungan pesimis. Dari memenuhi kebutuhan dalam negeri, secara perlahan-lahan kita bisa kembangkan pasar desain ke negara-negara tetangga, dan bahkan bisa ke seluruh dunia.

Sedangkan dari segi ketersediaan sumber daya manusia, saat ini Indonesia adalah negara yang mempunyai universitas/institut/akademi/politeknik yang melimpah, termasuk SMK jurusan Perkapalan sehingga lulusan atau alumninya begitu melimpah pula. Namun sayangnya, alumni-alumni Perkapalan masih sangat kurang menguasai desain kapal. Bila kita bisa memperbanyak atau memperkuat pelajaran perancangan/desain dalam kurikulum mereka sehingga mereka begitu lulus sudah mampu berkegiatan di bidang desain, maka hal itu sangat luar biasa. Kendala utama dalam meningkatkan keterampilan siswa/mahasiswa dalam hal desain adalah kurangnya sarana latihan. Karena di universitas/institut/akademi/politeknik yang ada di Indonesia belum ada yang memakai software desain kapal yang terkini dan tercanggih untuk melatih siswa dan mahasiswanya. Kita tinggal meningkatkan keterampilan siswa/mahasiswa dalam mendesain kapal dengan memakai software terkini dan tercanggih, maka melimpahlah sumber daya manusia yang siap mendukung pengembangan industri desain kapal.

Kesempatan lain yang lewat, adalah sudah sulitnya ditemukan sumber daya manusia bidang Naval Architec di negara Jepang dan Korea Selatan dan juga semakin mahal gaji mereka. Maka galangan-galangan kapal di kedua negara tersebut mulai melakukan upaya outsourcing pekerjaan desain kapalnya ke negara-negara yang biaya sumber daya manusia di bidang Naval Architec yang masih banyak dan “murah”. Maka mereka pun mencarinya ke Vietnam, Filipina, Indonesia, Bangladesh, dan India. Bahkan yang datang ke Indonesia, dan setahu penulis, sudah berhasil mengajak kerja sama beberapa perusahaan untuk mengerjakan outsourcing order desain kapal.

Dari ketiga hal tersebut, apabila ditambah dengan dukungan pemerintah sebagaimana pemerintah Singapura mendukung industri desain kapalnya, maka tidak mustahil apabila kita, Indonesia, dapat mengalahkan Singapura. Dari negara yang dijajah desAIn kapalnya oleh Singapura, menjadi berbalik menjajah Singapura dan melayani desain kapal di seluruh dunia. VIVA INDONESIA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun