Sekarang ini Pemerintah Pusat lewat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tengah mencari pola terbaik untuk kelanjutan dan kelangsungan Pendidikan di Indonesia, banyak pro dan kontra tentang wacana wacana yang tengah berkembang, membuat rumusan yang pada akhiranya menjadi sebuah peraturan memang tidak mudah, apalagi di Indonesia yang rakyatnya mempunyai keberagaman budaya dan agama.
Sering kita rasakan dan lihat, bahwa arah pendidikan sekarang ini belumlah maksimal, terkadang membingungkan tidak hanya bagi siswa, orang tua atau wali tetapi juga bagi guru atau pendidik. Permasalahan yang ada sekarang ini hampir di semua jenjang, baik dari PAUD sampai Perguruan Tinggi, sehingga banyak kita jumpai setelah luluspun banyak murid/mahasiswa yang tidak siap di dunia kerja ataupun wirausaha.
Melihat kenyataan yang ada sekarang harusnya Pemerintah membuat rancangan yang tidak tergesa-gesa, sehingga setelah menjadi keputusan bisa diterapkan dalam jangka waktu yang panjang dan tidak lekang oleh perubahan zaman. Banyak referensi yang harusnya menjadi pedoman untuk menentukan arah kebijakan pendidikan ke depanya.
Pendidikan Skill atau ketrampilan bisa menjadi pilihan utama pemerintah dalam hal ini, selama ini memang sudah adala SMK di tingkat menengah dan Politeknik di tingkat perguruan tinggi, akan tetapi kenyataanya mayoritas alumni juga belum bisa bersaing. Ini dikarenakan karena kurikulum dan juga tenaga pengajar yang juga belum kredibel. Pendidikan Skill sebenarnya sudah bisa mulai diterapkan di tingkat dasar SD/MI ataupun SMP/MTs, hal ini dikarenakan untuk menghadapi kehidupan nantinya para siswa atau alumni dituntut mempunyai keahlian untuk bekal hidup, bahkan tidak hanya bekal keahlian tetapi juga moralitas yang baik, moralitas yang tentunya berlandaskan Pancasila sebagai landasan negara Indonesia ini.
Para guru atau pendidik di tingkat dasar baik itu SD/MI dan SMP/MTs sudah harus berani melakukan terobosan untuk memulainya, tanpa menunggu harus dikomanda ataupun diperintah oleh atasan, apalagi Kepala Sekolah sudah seharusnya menjadi motor penggerak di sekolah masing-masing. Mulai melakukan pendataan dan pengamatan dengan hobi ataupun kesukaan para siswa, memberikan tugas yang berkaitan dengan hobi masing-masing, dan selalu memberikan pujian apapun hasilnya untuk memberi semangat mereka berkreatifitas. Dilevel pendidikan dasar ini sangat penting untuk para guru memastikan siswa mulai mencintai hobi masing-masing para sisiwa.
Setelah memasuki jenjang SMA/MA/SMK peran sekolah harus signifikan, karena setelah lulus tidak semua siswa beruntung bisa mengenyam pendidikan tinggi. Di tingkat menengah ini, para siswa sudah harus diberikan wadah komonitas kecil, sehingga mereka bisa berinterkasi dengan sesama hobi, dalam hal ini hasil karya para siswa sudah seharusnya diarahkan untuk komersilisasi, sehingga setelah lulus mereka betul-betul sudah siap untuk bekerja ataupun berwirausaha.
Untuk Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, harus bisa mensuport sekolah-sekolah untuk bisa lebih mandiri dalam pengambilan kebijakan, bukan justru menjadi penghambat karena sudah jadi rahasia umum banyak oknum=oknum di Dinas ini yang justru memanfaatkan situasi mencari keuntungan pribadi dengan menekan para Kepala Sekolah untuk mengikuti kemaunan mereka, yang orientasinya hanya keuntungan pribadi dan kelompok semata, tanpa mau tau dan peduli dengan program sekolah.
Alhasil, kesinergian siswa, wali / orang tua, guru, kepala sekolah dan Pemerintah, menjadi kunci suksesnya program ini. Dan bagi para guru dan kepala sekolah harus tetap kontinyu, yakin, ikhlas dalam menjalankan tugas dan kewajibanya, dalam situasi apapun, apalagi dalam menghadi oknum-oknum yang selalu berusaha mencari keuntungan pribadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI