Mohon tunggu...
Aziz Abdul Ngashim
Aziz Abdul Ngashim Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca tanda dan angka

suka dunia jurnalistik, sosial media strategy, kampanye media sosial, internet marketing. sisanya nulis buat enjoy aja. smile

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

pesta blogger jogja kurang nJogjani

10 Oktober 2010   05:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:33 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

maaf baru siang ini saya membuat reportase, saya harap bisa meluruskan semua yang terjadi pada PBjogja tadi malam. setelah membaca postinga jenni, saya tentu saj mahfum dengan "uneg-uneg" dia. sebagai sesama kompasianer yang datang. saya rasa kata "dianak tirikan" mungkin kuang tepat. tapi jika membaca situasi acara PBjogja maka saya rasa pesta itu tidak terasa jogja. atau mungkin dalam pandangan saya yang paling subjektif dari sudut pandang saya pribadi acara itu benar-benar sebuah pesta, tapi bukan pesta blogger bukan pula "jogja.

mungkin ini hanya hancurnya ekspektasi saya yang berlebihan terhadap PBjogja, atas kekecewaan saya saat PBjogja tahun lalu di JNM (jogja nasional musium 2009) saat itu suasana individualis memang terasa, tapi masih ada keakranban mungkin karena saat itu pesertanya lebih sedikit dan komunitasnya juga terbatas. jadi antar blogger masih bisa saling sapa. itulah yang berbeda dari PBjogja 2010, disisi lain PBjogja 2010 mengalami kemajuan dalam kuantitas peserta tapi secara acara tak jauh beda. inilah pertanyaan saya atas makna keberagaman yag disung. jika memang makna keberagaman itu dimaknai sebagai sendiri-sendiri makan acara itu sukses besar, yang datang beragam dan tidak saling ikut campur.

apa yang dirasa teman saya jenni bisa dilihat dari sebuah sudut pandang, dangan kata (mungkin saja) hanya kompasianer jogja yang didap punya "lapak" di acara tersebut, maksud kami tidak munya lapak antara lain karena kami bisa membaur dengan semua blogger, tapi apa dinyana jauh pangang dari api, semua komunitas yang hadir baik itu kalangan blogger maupun twitter (pesta blogger atau pesta twitter?) punya lapak, akhirnya keberagaman itu tidak membaur, jadi mengelompok sendiri-sendiri. saya hanya menyayangkan beberapa teman saya blogger yang tidak ikut komnitas hanya bisa bengong, bukannya tambah teman tapi seperti terkucilkan.

kompasianer jogja masih beruntung karena bisa bertegur sapa sesama kompasianer tapi buat kawan-kawan blogger yang tak punya komunitas bisa jadi seperti beada di belntara asing, seperti saat saya mengalami itu tahun lalu. pesta blogger hanya diisi oleh presentasi "sponsor" atau beberapa kominitas pemilik "lapak" dan perkenalan panitia, sisanya diakhiri dengan musuk, musik pun pertama musik disco, walaupun ada sdikit musik jawa di akhir-akhir tapi juga tidak terlalu rasa "jogja". oh benar ini memang pesta dan bukan untuk orang kapung seperti saya. inilah keberagaman yang diusung, merayakan keberagaman bukan menyatuka keberagaman. menyatukan keberagaman buka berarti harus seragam tapi bagaimana yang berbeda bisa saling mengetahui.

apa daya kancil merindukan bulan, lapak yang ramai hanya yang menyediaka hadiah, sedangkan sisanya sepi. tidak ada yang terlalu tertari karena suda datang dengan "Warna" masing-masing dan yang datang sendiri harus bekerja keras dan pasang tampang anti malu kalau mau kenalan ya itu[un kalau di respon positif. tanpa mengurang rasa hormat saya dan tanpa mengurang rasa terimakasih saya pada panitia, ini hanya ungkapan saya sebagai pribadi.

acara pesata sambil berdiri jauh dari ada jogja, makanan yang disediakan tidak juga berasa jogja, hanya gambar icon yang diberi blangkon saja hingga berwarna jogja. pesta berdiri ini sebenarnya lucu dan agak aneh menurut saya karena agama saya melarang makan sambil berdiri begitu juga adat jogja menganggap makan sambil bediri tidak sopan, memang disedikan kursi secara terbatas, dan yang tidak dapat kursi akhirnya hanya duduk di pinggiran lantai purna budaya. sebagai orang kampung saya harus sadar ini sebuah pesta, tapi kenapa jauh dari kesan nge-blog? ini pesta yang luar bisa besar namun tidak meninggalkan kenangan apapun karena setelah itu hilang ditelaln bumi. apa makna dari PBjogja tentang keberagaman?

sebuah pertanyaan yang hinga kini belum bisa saya temukan jawabannya, apa yang dibawa dari PBjogja kecuali kaos dari sponsor dan knyang di perut yang penuh makanan? dua hal yang masih coba saya pikirkan. sehingga saat itu saya memutuskan untuk pulang lebih dahulu, maaf, PBjogja bukan dunia saya dan sepertinya tidak cocok dengan orang kampung seperti saya yang n'deso dan kampungan.

saya hanya bisa bilang itu memang pesta blogger jogja, memang sebuah pesta tanpa rasa blogger tanpa rasa jogja. maaf kepada panitia ini hanya ungkapan saya pribadi dan sudut pandag saya pribadi dan tanpa mau mengurang rasa hormat dan terimakasih saya kepada panitia.

Dalam kaitan semua hal itu pula, risiko keberagaman yang sepantasnya dirayakan, tak perlu melahirkan hero baru. kini, momentum para blogger Indonesia untuk unjuk gigi, mengkarnavalkan dirinya sudah tiba, karena tuntutan situasi. Di luar tetek-bengek persoalan bangsa saat ini, sebagai konsekuensi seleksi alam kita tinggal menunggu waktu, apakah blogger-blogger Indonesia akan menjadi pualam, melabu, ataukah malah bertalu, meraih zaman keemasannya.



-----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun