Mohon tunggu...
Aziz Abdul Ngashim
Aziz Abdul Ngashim Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca tanda dan angka

suka dunia jurnalistik, sosial media strategy, kampanye media sosial, internet marketing. sisanya nulis buat enjoy aja. smile

Selanjutnya

Tutup

Catatan

PKS Agamaku, Jokowi Nabiku

20 Juni 2013   17:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:41 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ini tanah subur, tanah nusantara. orang bilang setetes surga. membentang indah di katulistiwa, warna-warni megah zambrud yang hijau dan saphir yang biru. tentu adalah omong kosong jika gama dan nabi tidak lahir dari tanah seindah ini, tanah yang dicintai Tuhan. jika tanah kering krontang gresang bisa menghasilkan banyak nabi serta berbagi agama maka tentu tidak ada alasan jika di tanah subur ini lahir seorang nabi dan berdiri agama. jangn ragu kawan, kita sudah memilikinya. sekrang kita hanya perlu menyebrkan dan mensosialisasikannya pada dunia. kita brending nabi kita, lalu kita pasarkan agama baru dari indonesia.

pks adalah sebuah agama, orang-orang mempercayainya, mengikuti para pembawa pesan, pra pendeta serta guru-guru spiritualnya. pks memiliki eksistensi, ummat, pemimpin ummat, serta dogma.  ada aturan-aturan ibadah yang tidak boleh dilanggar hingga ibadah bersama yang biasanya diisi orasi. keyakinan ummat pada kebenaran pks adalah murni, ini penting dalam proses pembentukan agama dan nilai-nilai iman. teori ketakutan, rasa keterikatan, kekuasaan, ada dalam institusi pks. rasa keterikatan antar sesama umat adalah bentuk persaudaraan seagama. ini agama indah yang harus diikuti. militansi ummat membelanya sungguh luar biasa. secara teori pks sudah menekati bentuk-bentuk instiusi agama. bagaiman sebagai sebuah institusi mengajarkan nilai-nilai ke pks-an. rantai ilmu dari pemimpin tertinggi, sistem katedral dan kependetaan yang rapih. dan yang terpenting adalah dogma-dogma yang diimani.

meski berbeda dengan pks, jokowi harus diakui adalah seorang nabi. dia adalah sosok suci tanpa  noda, menyerangnya adalah menyakiti para pecinta dan pemuja jokowi. jokowi adalah sosok fenomenal, tak boleh ada yang berbeda pendapat dengannya. menentang jokowi adalah makar, sebuah pengkhianatan, dan bisa dicap orang-orang busuk. berani berbeda dengan jokowi bersiaplah untuk dicaci-maki umat-umat jokowi. tingkat orang kurus itu begitu tinggi, dia dikultuskan, dipuji dimana-mana, diceritakan diaman-mana. sebagai orang suci, jokowo punya cirikhas, pakaian hingga kebiasaanya dijadikan sunnah, panutan, dan diamalkan oleh umatnya. ucapan-ucapannya adalah kata-kata suci yang harus dijadikan pegangan.

pks dan jokowo memang masih belum mengeluarkan kitab suci. tapi tenang saja karena kitab suci biasanya akan dibukukan dan didokumentasikan setelah masa berjalan cukup lama. yang perlu dilakukan sekarang adalah mencatat ajaran-ajaran pks serta sunnah-sunnah jokowi. untuk kita sebarkan ke generasi selanjutnya.

nah, jika anda bertanya siapa tuhannya, jangan ragu. karena kita sudah punya banyak tuhan, santai saj serta tidak perlu bingung. gadget, hp, koneksi internet, uang, barang, baju, tas, sepatu, bahkan pasangan anda sudah jadi tuhan. tuhan itu banyak bukan, termasuk puntung rokok atau sebatang lisong. jadi tidak perlu pusing mencari tuhan. tuhan bisa dibuat, yang penting sekarang bagaimana kita sosialisaikan pks sebagai agama dan jokowi sebagai nabi. urusan bagaimana kelanjutan serta persatuan institusi dan individu tadi, biar jadi tanggungan generasi selanjutnya. bukankah eksistensi sebuah agama akan terlihat setelah generasi kedua atau ketiga. tenang saja, kita bisa bangga sekarang. kita punya nabi baru, agama baru, serta tuhan yang banyak. mari berpesta saudara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun