Mohon tunggu...
abdul azis
abdul azis Mohon Tunggu... -

Abdul Azis adalah seorang Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia. Merupakan pengurus di Himpunan Mahasiswa Civics Hukum (HMCH) FPIPS UPI periode 2012-2013.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Popularitas dengan Kapabilitas, Dibalik Jabar Menuju Satu 2013 Oleh : Abdul Azis

22 Oktober 2012   11:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:32 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk mengarungi derasnya arus globalisasi di zaman sekarang ini memang tidak dapat dipungkiri bahwa kita sebagai zoon politicon dituntut untuk memiliki multi talent. Artinya ketika kita tidak memiliki soft skill maka kita akan tersingkir dalam persaingan di era globalisasi ini. Siapa yang tak mengenal Arnold Swatzeneiger, aktor yang sering bermain di film-film Hollywood itu ternyata pernah menjabat sebagai Gubernur di California. Selain berbakat bermain akting, Arnold juga ternyata memiliki hasrat untuk terjun ke dunia politik. Terbukti dia pernah menduduki jabatan sebagai gubernur di California. Hal ini tentu dapat terwujud atas dukungan dari beberapa kalangan di Amerika Serikat maupun California, karena dibalik bakatnya dalam berakting dia juga mampu menjadi pemimpin.

Begitupun dengan pemilihan calon pemimpin Jawa Barat 2013 mendatang yang diperkirakan akan dipenuhi oleh calon dari kalangan artislayaknya Arnold Swatzeneiger yang maju sebagai gubernur California pada saat itu, karena para cagub maupun cawagub yang diusung oleh partai berasal dari kaum selebritas. Sebut saja Rieke Dyah Pitaloka, Dessy Ratnasari, Deddy Mizwar, Tina Talisa sampai Wakil Gubernur Jawa Barat saat ini Dede Yusuf yang diperkirakan akan maju pada Pilgub Jabar 2013 mendatang. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini sosok pemimpin yang didambakan oleh masyarakat Indonesia itu adalah figur dari pemimpin itu sendiri, sangat minim ketika sosok pemimpin yang dibutuhkan itu adalah praktisi dari partai. Hal itupun bisa dilihat dari wakil-wakil rakyat yang menduduki kursi legislatif di DPR yang sebagian kecilnya berasal dari kalangan artis. Selain itu di tingkat daerah pun seperti di Garut artis Dicky Candra pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Garut pada saat itu.

Yang menjadi pertanyaan besar adalah seberapa besar para artis itu mampu memimpin Jawa Barat. Karena yang namanya seorang pemimpin itu bukan dilihat dari kepopuleran semata, akan tetapi yang lebih penting adalah kapabilitas dari sosok pemimpin tersebut dalam memimpin. Hal ini seolah-olah kepopuleran telah mengikis betapa pentingnya kapabilitas seorang pemimpin. Kita bisa melihat bahwa tingkat keapatisan masyarakat di Indonesia cukup banyak terhadap pemerintah. Selain itu ketidaktahuan masyarakat terhadap sosok calon pemimpin yang terlibat dalam pemilu menyebabkan pemilihan bukan didasarkan atas hati nurani masyarakat. Hal tersebut mungkin bisa terjadi dalam Pilgub Jabar 2013 mendatang. Kita semua mungkin tahu ketika Pilgub Jabar sebelumnya yang mana pada saat itu dimenangkan oleh pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf. Banyak orang menganalisa bahwa terpilihnya pasangan tersebut karena adanya seorang Dede Yusuf yang menjadi cawagub dari cagub Ahmad Heryawan pada saat itu. Orang-orang mungkin kurang mengenal sosok Ahmad Heryawan sebagai cagub. Namun dengan didampingi oleh Dede Yusuf yang notabennya seorang aktor pada saat itu, mungkin telah menarik partisipasi politik dari masyarakat Jabar untuk mengikuti pemilu dan memilih pasangan tersebut.

Namun dibalik itu kita semua tidak tahu kapabilitas dari artis-artis yang diperkirakan akan maju dalam Pilgub Jabar mendatang dalam memimpin Jabar lima tahun ke depan. Karena sejatinya, artis itu hanyalah sosok yang mampu berperan dalam dunia hiburan dan rasanya kurang kapabel ketika artis ikut bercatur dalam dunia politik. Kita semua mungkin pernah mendengar kalimat ini, “jika suatu pekerjaan dilakukan oleh yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran”. Begitupun ketika sebuah masyarakat dipimpin oleh orang yang tidak mempunyai kapabilitas dalam memipin maka akan dapat kita perkirakan apakah masyarakat tersebut bisa menuju pada kemajuan atau kemunduran. Tentu kita semua mampu menilai secara bijak terhadap hal tersebut. Akan tetapi untuk menjadi seorang pemimpin bagi masyarakat, setiap orang mempunyai hak dan tidak ada batasan bagi siapapun untuk menjadi pemimpin. Semuanya kembali kepada hemat kita masing-masing mengenai sosok calon pemimpin yang dibutuhkan untuk memipin Jawa Barat lima tahun yang akan datang. Wallohu’alam Bishawwaf .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun