Azis Maloko
Sampai sejauh ini masih cukup percaya pada tesis yang mengandaikan bahwa Lamakera memiliki khazanah yang begitu melimpah. Semakin dikorek melalui pelbagai kajian (terbatas maupun serius) akan semakin terkuak pelbagai khazanah yang tertimbun dalam pusaran rahim peradaban Lamakera. Sehingga, membuat seorang pembaca, peneliti dan penulis seputar ke-Lamakera-an semacam tergelam dalam kenikmatan dan kesyahduan untuk terus-menerus melakukan eksplanasi dan eksplorasi terhadap pelbagai khazanah di semesta Lamakera. Makanya, tidak heran jika ditemukan begitu banyak scholarship, khususnya tingkat strata satu (S1) dan sebagian strata dua (S2), yang mengambil tema penelitian seputar ke-Lamakera-an.
Salah satu tema terkait dengan ke-Lamakera-an adalah apa yang dinamakan dengan "Lamakera Mengaji". Tentunya, tema semacam ini bukan semata menjadi karakter inhern bagi masyarakat Lamakera. Sebab, pada masyarakat lainnya, khususnya masyarakat muslim, juga pasti memiliki konsep tentang "mengaji". Meski, konsepnya masih pada tataran nafsi-nafsi, belum sampai menyentuh pada gerakan kolektif-kolegial untuk "melembagakan" kebiasaan mengaji bagi semua masyarakat. Pun begitu halnya masyarakat Lamakera juga pada sesungguhnya belum sampai pada level gerakan dan menyata dalam struktur kehidupan sosial-masyarakat. Namun, sudah ada semacam wacana yang digulirkan untuk diwujud-nyatakan dalam kehidupan masyarakat.
Bila menengok ke belakang kita akan menemu-jumpai akar genealogis dibalik dari konsep "Lamakera Mengaji". Adalah seorang Bapak Pahlawan Mukin (tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan secara adat, agama maupun keilmuan tidak disertakan kata "nana" di depan namanya) sebagai orang (Lamakera) pertama kali yang memperkenalkan gagasan tentang "Lamakera Mengaji" (semoga saja tidak salah, karena sejauh ini baru informasi itu yang diperoleh). Gagasan demikian diperkenalkan dalam kegiatan "Lamak dan Halal Bihalal Virtual Keluarga Besar Lamakera se-Indonesia" saban hari, 6 Juni 2020. Lamak dan halal bihalal virtual merupakan sebuah gebrakan yang super dahsyat di tengah-tengah invasi Covid-19.
Sebagai salah satu panelis, Bapak Pahlawan Mukin memberikan banyak tanggapan reflektif dan aplikatif terhadap narasumber utama, yakni alm. Dr. Ali Taher Perasong, S.H., M.Hum. ketika menjelaskan cita-citanya menguliahkan anak-anak Lamakera di al-Qarawiyyin University of Maroko. Kalau tidak salah (ingat), secara garis besar, pokok-pokok pikiran terkait dengan tanggapannya kurang lebih ada tiga, di antaranya soal konsep "Lamakera Mengaji". Bahwa demi mewujudkan cita-cita agar anak-anak Lamakera dapat melanjutkan studinya di al-Qarawiyyin University of Maroko dengan syarat harus menghafal al-Qur'an 30 juz, maka perlu digalak6kan dan digerakkan program "Lamakera Mengaji".
Apa yang menjadi konsep, gagasan dan program yang ditawarkan oleh Bapak Pahlawan Mukin dalam rangka merespon dan menindaklanjuti cita-cita seorang alm. Ali Taher Perasong terbilang sangat realistis dan relevan. Sebab, salah satu wasilah yang dapat digunakan untuk mewujudkan cita-cita seorang Ali Taher Perasong adalah menggalakkan dan menggerakkan program "Lamakera Mengaji". Meskipun, sampai sejauh ini belum ditemukan adanya penjabaran spesifik dari apa yang menjadi konsep dan program "Lamakera Mengaji" itu sendiri. Mungkin saja waktu untuk memberikan tanggapan terbilang sangat terbatas sehingga tidak sampai dijelaskan secara lebih dalam dan spesifik lagi dalam bentuk peta konsep (roadmap).
Pada kenyataannya apa yang menjadi pokok pikiran tentang "Lamakera Mengaji" mendapat apresiasi dan support dari banyak kalangan orang Lamakera. Sehingga, pasca kegiatan Lamak dan Halal Bihalal virtual, konsep dan program  "Lamakera Mengaji" termasuk menjadi salah satu topik percakapan intens oleh banyak orang. Bahkan sudah ada yang sampai pada tingkat action dengan menyiapkan ruang untuk menjalankan program "Lamakera Mengaji". Bisa saja apa yang tengah dilakukan di Lamakera, yakni pembangunan Rumah Tahfizh yang notabenenya merupakan salah satu program rekomendasi musyawarah Munas 2023 dan menjadi program (afirmatif) YAMALI, bagian dari perwujudan program "Lamakera Mengaji".
Â
Urgensitas Konsep Lamakera Mengaji
Â
Jika dicermati lebih jauh lagi rupa-rupanya konsep "Lamakera Mengaji" bukan saja semata dalam rangka untuk "menjawab" dan mewujudkan harapan seorang ATP yang mencita-citakan untuk menyekolahkan (sebagian) anak-anak Lamakera di al-Qarawiyyin University, akan tetapi juga tidak terlepas dari kondisi kehidupan masyarakat Lamakera, khususnya anak usia sekolah maupun remaja. Meskipun kondisi semacam itu tidak menjadi pertimbangan khusus dalam memperkenalkan konsep "Lamakera Mengaji". Namun, secara langsung maupun tidak langsung sudah ter-include di dalamnya. Sebab, kondisi semacam itu bukan lagi menjadi rahasia, semua masyarakat Lamakera bisa tahu, hatta jauh dari Lamakera sekalipun.