Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mensyukuri Kemerdekaan: Apa yang Mesti Kita Lakukan?

12 Agustus 2023   22:26 Diperbarui: 12 Agustus 2023   23:11 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti biasanya, setiap kali memasuki bulan Agustus dan menjelang tanggal 17 Agustus, mulai nampak di mana-mana ekspresi dalam menyambut dan memeriahkan peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Bentuk ekspresinya terbilang begitu banyak jumlahnya. Antara daerah dan wilayah se-Indonesia juga memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan pelbagai rasa dalam momentum hari kemerdekaan. Dari Saban sampai Marauke punya cara dan ekspresi masing-masing dalam menyambut dan memeriahkan hari kemerdekaan.

Sehingga, heterogenitas dan pluralitas ekspresi begitu nampak menghiasi hari-hari kemerdekaan. Saking banyaknya sampai-sampai kita agak kesulitan untuk menghitungnya. Bahkan sulit rasanya juga bagi kita berpikir untuk menggambarkan tentang bagaimana happynya bangsa Indonesia ketika tiba bulan kemerdekaan Indonesia.

Tentunya, bukan Indonesia namanya jika tidak ada heterogenitas dan pluralitas dalam pelbagai hal, khususnya dalam moment-moment sakral semacam peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Semacam tidak absah dan sah rasanya kalau ekspresi keberindonesiaan dalam moment-moment hari kemerdekaan Indonesia terlihat tunggal dan monoton.

Jangankan dalam kaitannya dengan hal-hal yang berbau duniawi (bahkan budaya "feodalis" sekalipun), hal-hal yang bertalian dengan (sebagian) amal(an) agama sekalipun masyarakat Indonesia terbilang cukup kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan meluapkan ekspresinya.

Ya, itulah Indonesia; sebuah bangsa dan negara yang terkenal akrab dengan "Bhineka Tunggal Ika", kebhinekaan dalam persatuan dan persatuan dalam kebhinekaan. Hal demikian menjadi watak dan karakter inhern yang melekat pada kedirian bangsa dan negara Indonesia, hari kemarin maupun hari ini dan seterusnya.

Bentuk dan wujud ekspresi paling nampak dan menonjol dalam setiap momentum hari kemerdekaan adalah pemasangan dan kenaikan bendera merah putih depan rumah, sekolah (swasta maupun negeri), pondok pesantren, kampus, kantor-kator dan lainnya. 

Menyusul kemudian bendera merah putih yang berukuran kecil diikat keliling rumah, perumahan dan jalan-jalan yang memungkinkan untuk dipasang. Tidak kalah juga adalah mengecat pagar, rumah, gerbang kompleks bahkan jalan dengan warna merah putih.

Selain itu, banyak juga ekspresi dalam bentuk mengadakan event-event tertentu, mulai dari bersih-bersih halaman rumah dan kompleks, masjid-masjid, kantor-kantor hingga pada pengadaan event perlombaan dengan pelbagai item kegiatan di dalamnya. Ada kalanya event perlombaan disertai dengan undian berhadiah maupun item-item kegiatan yang memang dimaksudkan ada hadiah di dalamnya.

Bersama dengan cara dan ekspresi semacam itu terdapat pula cara dan ekspresi-ekspresi lainnya. Sebut saja cara dan ekspresi kaum agamawan. Seperti peringatan hari-hari bersejarah lainnya, baik bertalian dengan sejarah bangsa maupun berkaitan dengan agama dan kepercayaan tertentu misalnya, kaum agamawan juga selalu mempunyai cara dan ekspresi khusus dalam menyambut dan memeriahkan hari kemerdekaan. Pada umumnya kaum agamawan selalu mempunyai pembacaan dan penafsiran tersendiri dalam menyikapi sebuah peristiwa.

Bahkan kadang juga kaum agamawan memiliki jarak yang lumayan jauh dengan cara dan ekspresi menyambut sebuah peristiwa sejarah yang terlampau hedonistik, seremonialistik dan fulgar tanpa makna untuk perjalanan sejarah Indonesia ke depannya. Sehingga, kaum agamawan memilih untuk memformat cara dan ekspresinya dalam bentuk melakukan doa dan dzikir bersama untuk para founding fathers dan masa depan bangsa dan negara Indonesia.

Cara dan ekspresi demikian juga kini sudah diadaptasi dan diadopsi oleh negara. Selain cara dan ekspresi lainnya, negara juga menjadikan momentum hari kemerdekaan sebagai momentum untuk doa dan dzikir bersama untuk mengenang perjuangan para founding fathers bangsa ini sekaligus mendoakan kebaikan untuk mereka serta bangsa dan negara Indonesia ke depannya. Setidak-tidaknya praktek cara dan ekspresi semacam ini terlihat pada rezim Jokowi-Ma'ruf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun