Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hijrah sebagai Paradigma Perubahan: Apa yang Meski Kita Lakukan?

20 Juli 2023   16:40 Diperbarui: 20 Juli 2023   17:29 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Azis Maloko

Pada waktu itu, Kamis 26 Safar SH bertepatan dengan tanggal 12 September (ada pendapat lain juga) Tahun 622, suasana semesta kota Makkah dan sekitarnya tengah berada pada musim panas yang begitu menyengat. Seperti diketahui pada umumnya bahwa kota Makkah di antara kota yang memiliki iklim alam yang agak berbeda dengan kebanyakan kota lainnya. 

Di tengah-tengah suasana iklim alam yang begitu panas bermunculan menuver dari kalangan kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. Berbagai strategi dan taktik dilakukan untuk sebisa mungkin membunuh Nabi serta melumpuhkan dan mematikan cahaya dakwah al-Islam. Selama ini mereka sudah menaruh kebencian dan kemarahan yang luar biasa terhadap Nabi. Karena misi dakwah profetik yang dibawa oleh Nabi dipandang bertentangan bahkan seketika dapat meruntuhkan status quo kafir Quraisy yang selama ini telah menjaga, merawat dan melestarikan model keberagaman yang penuh dengan praktik-praktik kesyirikan, tribanisme, patriarkis dan lainnya.

Ketika seseorang yang sangat disegani di kalangan Quraisy dan menjadi penjaga setia terhadap perjuangan dakwah al-Islamnya Nabi berurusan dengan kematian, yakni paman Nabi yang bernama Abu Thalib (bapak dari Ali bin Abu Thalib). Kematian Abu Thalib seolah-olah memberikan angin segar dan kabar gembira bagi kalangan kafir Quraisy untuk bisa tampil unjuk gigi melawan dan membunuh Nabi. Sebab, Abu Thalib merupakan paman Nabi yang terkenal begitu setia membersamai dan mendampingi Nabi selama kurang lebih empat puluh tahun hingga wafatnya. Abu Thalib terkenal begitu perhatian dan peduli terhadap Nabi dibandingkan dengan anak-anaknya sendiri. Bahkan saking cinta, perhatian dan pedulinya terhadap Nabi, Abu Thalib rela menjadi tameng hatta harus bermusuhan dengan keluarganya yang memilih menentang dan menyakiti Nabi dalam melakukan kerja-kerja dakwahnya.

Selama Abu Thalib masih hidup, kalangan kafir Quraisy melakukan pelbagai daya upaya agar bisa menghentikan dakwah al-Islam yang dibawa oleh Nabi. Sampai-sampai suatu ketika kalangan kafir Quraisy meneror Abu Thalib dengan ancaman pembunuhan jika tidak menghentikan laju dakwah yang dilakukan oleh Nabi. Meskipun terlihat sebagi stratak alias gertakan kosong, namun kamuflase semacam itu sempat membuat seorang Abu Thalib berpikiran hingga akhirnya sempat "melobi" Nabi untuk kiranya mengakhiri dan menghentikan dakwahnya. Hal demikian sebenarnya biasa-biasa saja sebagai wujud ekspresi kecintaan dan kekhawatiran terhadap sosok yang paling disayangi, yakni Nabi Muhammad saw. Namun, dengan petunjuk dan pertolongan Allah, Nabi tetap melanjutkan dakwahnya betapa pun nyawanya harus menjadi taruhan dan ancaman kalangan kafir Quraisy. Meskipun demikian, kalangan kafir Quraisy tidak kehilangan akal. Mereka kembali memainkan strategi murahan lainnya berupa menukar salah seorang rupawan dari kalangan Quraisy dengan Nabi. Namun, tetap saja Abu Thalib bersikeras menolaknya.

Apakah manuver kalangan kafir Quraisy berhenti sampai di situ? Tidak. Selepas wafatnya Abu Thalib mereka semakin menggila menghalau, menghalangi dan melawan Nabi. Puncaknya pada Kamis 26 Safar SH itu kalangan kafir Quraisy melakukan mufakat sesat dan berbahaya dalam forum yang bernama Darun Nadwah. Melalui forum itu dikumpulkanlah pemuka-pemuka Quraisy lintas kabilah, kurang lebih tujuh kabilah. Di situ tercatat beberapa nama pemuka Quraisy di antaranya adalah 1) Abu Jahal ibn Hisyam sebagai perwakilan Bani Makhzum; 2) Jubair ibn Muth'im, Thu'aimah Ibn Adi dan Harits ibn Amr sebagai perwakilan Bani Naufal ibn Abdi Manaf; 3) Syaibah Ibn Utbah dan Abu Sufyan ibn Harb sebagai perwakilan Bani Abdi Syams ibn Abdi Manaf; 4) al-Nadhr Ibn Harits dari kabilah Bani Abd ad-Dar; 5) Abu al-Bakhtari Ibn Hisyam, Zam'ah ibn Aswad dan Hakim ibn Hizam dari kabilah Bani Asad ibn Abd al-Uzzah; 6) Nubi dan Munabih dari Bani Sahm; dan 7) Umayyah ibn Khalaf dari Bani Jumah.

Di sana, dalam forum angker itu, kalangan kafir Quraisy berbicara panjang lebar tentang mufakat sesat dan berbahaya terhadap Nabi. Mereka mempersiapkan strategi dan taktik yang luar biasa untuk dapat membunuh Nabi. Dengan harapan setelah Nabi terbunuh, maka denyut nadi dakwah al-Islam yang dibawanya pun ikut mati dan berakhir. Sehingga, mereka kembali leluasa melanggengkan pelbagai manifest status quo yang kian menggurita dalam hidup mereka. Setidak-tidaknya mereka kembali menyembah Latta, Uzza dan Manaf sebagaimana lazimnya. Mereka tidak mau ada yang mencoba untuk mengusik keyakinan teologis yang diwariskan selama ini oleh nenek moyang mereka. Mereka mau hidup dan mati di atas kesesatan dan kekafiran. Meskipun, mereka harus berperang dengan sosok manusia yang dulunya paling mereka percaya dan dijuluki sebagai al-amin (orang yang terpercaya) hingga dipercayakan untuk meletakkan batu hajar aswad yang diperdebatkan tanpa henti di internet kalangan kafir Quraisy, yakni Nabi Muhammad saw.

Maka, terpilihlah para algojo-algojo dari kalangan kabilah Quraisy. Mereka semua adalah anak-anak muda yang energik dan memiliki masa depan yang panjang dan cerah. Namun, ala kulli hal, mereka harus menjadi delegasi kalangan kafir Quraisy untuk membunuh Nabi. Pelbagai senjata dipersiapkan untuk melengkapi persiapan algojo-algojo itu. Strategi dan taktik pun mulai dimainkan dengan penuh perhitungan dan kesiapsiagaan. Bersama mereka ada pasukan lapisan sekian dipersiapkan di belakang. Semua kafir Quraisy seolah-olah bersatu-padu untuk bisa mewujudkan misi dan ambisi mereka terhadap Nabi. Makkah seketika menjadi panas tak karuan, meski hari kian gelap (gulita). Desak-desuk dan rumor rencana pembunuhan Nabi mengudara dan menggelinding bak bola liar di seantero jagat kota Makkah. Semua panik minta ampun. Tanpa terkecuali dari kalangan masyarakat yang tidak mau mengambil bagian menjadi "budak" kalangan kafir Quraisy dalam membunuh Nabi. Sampailah pada saat di mana para algojo mengepung kediaman Nabi. Semua sudut kediaman Nabi tidak luput dari penjagaan ketat para algojo, meskipun hari kian gelap.

Kalangan kafir Quraisy seolah-olah lupa bahwa Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya punya Allah. Tentunya Allah tidak sama dengan Latta, Uzza dan Manat yang disembah-sujud oleh kalangan kafir Quraisy. Latta, Uzza dan Manat adalah makhluk, tidak punya kuasa untuk melakukan apa pun, hatta menolong diri mereka sendiri, apalagi boro-boro mau menolong kalangan kafir Quraisy. Sementara Allah adalah pencipta dan maha segalanya. Allah bisa melakukan apa pun sesuai dengan kebesaran dan keagungannya. Nabi dan sahabatnya begitu yakin akan hal itu. Bahkan Allah tidak mungkin ingkar janji, Allah akan menolong Nabinya hingga akhir risalah kenabian betapa musuh Nabi dan dakwah Islam bermunculan dalam setiap saat. Saat Nabi hendak membaringkan tubuhnya istirahat di tempat biasanya. Tetiba datanglah pertolongan Allah melalui Malaikat Jibril dengan cara membisikkan mufakat dan rencana jahat kafir Quraisy kepada Nabi, sehingga Nabi cukup tahu segala rencana jahat yang hendak dilakukan terhadap Nabi jauh sebelum algojo delegasi kafir Quraisy bereaksi.

Akhirnya, Nabi bersama para sahabatnya menyusun strategi dan taktik dalam menghadapi rencana jahat tersebut. Sahabat yang membersamai Nabi saat menjelang peristiwa hijrah adalah Abu Bakr ash-Shiddiq, Ali ibn Abu Thalib dan beberapa sahabat. Sementara sebagian besar sahabat lainnya sudah diizinkan duluan melakukan hijrah tepatnya pasca peristiwa bai'at Aqabah II yang terjadi pada tahun 622 yang ditandai dengan adanya pertemuan 73 rombongan dari Madinah dengan Nabi. Tentunya, strategi dan taktik yang dirancang-rumuskan Nabi dan para sahabatnya tidak terlepas dari percikkan cahaya Wahyu. Nabi, sebagaimana termaktub dalam QS al-Najm/3-4, dikatakan tidaklah berbicara tentang suatu hal melainkan di sana ada petunjuk Wahyu, bukan asal bicara, apalagi semata berdasarkan tuntutan hawa nafsunya. Apalagi strategi dan taktik yang hendak dilakukan Nabi dan sahabatnya berkaitan erat dengan masa depan api cahaya Islam. Sehingga, mau tidak mau Allah akan memberikan petunjuk teknis di dalamnya melalui Wahyu sebagaimana biasanya.

Setidaknya terdapat beberapa rumusan strategi dan taktik yang dirancang dan digunakan Nabi dan sahabatnya dalam menghadapi kafir Quraisy. Pertama; menjadikan Ali sebagai pengganti Nabi. Adapun tugasnya Ali adalah tidur di tempat tidur Nabi. Kedua; menetapkan waktu dan titik starting hijrah. Di sini tugasnya Abu Bakr menemani Nabi untuk melakukan perjalanan hijrah. Sementara waktu yang digunakan adalah saat malam tiba, waktu kebanyakan algojo pada ketiduran. Ketiga; menetapkan titik tujuan pertama dalam proses hijrah. Di sini ditetapkan Gua Tsur sebagai tempat persinggahan untuk istirahat sekaligus membaca perkembangan di lapangan. Keempat; menetapkan cara yang digunakan ketika keluar dari kepungan dan serangan para algojo. Di sini Nabi menggunakan pasir sembari membacakan QS Yasin/9. Kelima; menetapkan orang-orang tertentu yang bertugas untuk berjaga-jaga di lapangan plus menyiapkan akomodasi untuk Nabi dan Abu Bakr sembari mencari informasi terkait dengan rencana kafir Quraisy lanjutan. Di sini ditugaskan anak Abu Bakr, yakni Abdullah ibn Abu Bakr plus Amir ibn Furairah sang hamba sahaya Abu Bakr yang tugasnya menyiapkan makanan dari air susu perah sekaligus penunjuk jalan dalam proses hijrahnya Nabi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun