Mohon tunggu...
azis ahmad hakim firdaus
azis ahmad hakim firdaus Mohon Tunggu... -

learning

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Melahirkan Senyuman

11 April 2014   20:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Definisi perjuangan hidup, bagi orang-orang mungkin berbeda-beda. Untuk orang yang hidup dimasa peperangan, perjuangan hidup merupakan bertahan dari serangan musuh yang ingin menguasai Negara tersebut, melawan hingga mencapai kemerdekaan. Bagi orang yang hidup setelah masa peperangan, perjuangan hidup ialah meneruskan cita-cita dari para pahlawannya yang telah berkorban untuk merebut kemerdekaan. Untuk orang yang hidup dimasa sekarang definisi tentang perjuangan hidup pun tetap berbeda-beda, ada yang menganggap perjuangan hidup itu perjalanan panjang yang dilalui dengan berbagai halangan, rintangan, dan cobaan yang datang menghampiri sebagai ujian yang diberikan Tuhan kepada kita untuk lebih menghargai hidup, sebagian orang lainnya menganggap perjuangan hidup itu ialah, tahap-tahap yang dilakukan dari nol atau dari awal hingga mencapai kesuksesan besar didalam hidup. Namun bagi saya definisi perjuangan hidup itu lebih sederhana, yakni bagaimana saya bisa berjuang untuk membanggakan orang yang saya sayang atau orang yang menyayangi saya.

Berjuang untuk mencapai mimpi merupakan hal yang wajib saya lakukan, karena jika saya bermimpi untuk membanggakan orang yang saya sayangi, saya akan terbangun dan berjuang untuk mewujudkan mimpi tersebut. Tidak mudah memang, namun dengan niat yang kuat saya pasti bisa mewujudkan mimpi tersebut. Perjuangan hidup saya untuk membanggakan orang yang saya sayangi dimulai dari diterimanya saya di Universitas Diponegoro jurusan Sastra Indonesia. Lulus seleksi lewat jalur SNMPTN merupakan anugrah terbesar yang diberikan ALLAH SWT kepada saya,  dan orang – orang yang saya sayangi dapat tersenyum walau hanya sedikit untuk keberhasilanku, namun aku tahu di dalam hati rasa bangga atas keberhasilanku pasti tertanam.

Selama berseragam putih abu-abu saya hanyalah murid yang biasa saja, tidak banyak bicara, jarang bolos, tidak nakal, dan tidak terlalu dikenal oleh para guru. Banyak terjadi persaingan di kelas saya untuk memperebutkan juara kelas, namun saya hanya menghiraukannya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan, saya masih berpikiran memilih aktif di ekstrakurikuler futsal dari pada mengincar nilai akademik, pada akhirnya saya hanya mendapat peringkat 10 diakhir semester 2 kenaikan kelas 11 atau 2 SMA. Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa saya telah menginjak kelas 12 atau 3 SMA, masa dimana saatnya serius untuk menghadapi Ujian Nasional, meninggalkan kegiatan yang tidak perlu dilakukan dan memperbanyak belajar agar siap ketika Ujian Nasional datang. Usaha dan kerja keras sekaligus menanamkan rasa ingin membanggakan orang yang saya sayangi diselingi doa agar dapat lulus dan masuk PTN Negri adalah tujuan yang saya untuk membanggakannya. Ketika semangat belajar runtuh akibat rasa ingin bermain, namun kembali berkobar ketika saya selalu ingat ingin membuat mereka tersenyum. Waktu terus berjalan, ketika Ujian Nasional dimulai saya merasa sangat menyesal tidak bisa menggunakan waktu dengan efisien, namun penyesalan tak bisa terus saya sesali dan harus tetap fokus mengerjakan ujian ini.

Ujian Nasional pun terlewati dengan lancer kini usaha saya tinggal memanjatkan doa untuk kelulusan saya, pada akhirnya doa dan usaha yang saya rasa belum maksimal ternyata berbuah kelulusan, dan saya lulus Ujian Nasional. Senyum mereka terpancar saat wisuda kelulusanku dilaksanakan, kini tinggal menunggu hasil seleksi SNMPTN. Memilih Universitas Negri Jakarta sebagai pilihan pertama dan kedua serta Universitas Diponegoro sebagai pilihan ketiga dan terakhir adalah langkah selanjutnya untuk membuat mereka bangga, doa dan solat selalu terlaksana, saya tak ingin membuat orang-orang yang saya sayangi merubah lengkung senyumnya berubah menjadi kebawah, akan sangat menyakitkan melihatnya. Alhamdulillah hari yang ditunggu tiba, membuka sesuatu menenggangkan di web bersama orang yang saya sayangi adalah hal terberat, seandainya saya tidak lolos tentu kekecewaan sangat dalam yang saya rasakan, ataupun sebaliknya ketika saya membukannya dan diterima kegembiraanlah yang tercipta sore itu, Bismillah saya buka webnya dan terdapat tulisan dengan background hijau saya diterima di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, terciptalah suasana senang bercampur haru, tak terbayangkan atau terpikirkan dengan lolos jalur SNMPTN, sekali lagi mereka tersenyum atas keberhasilanku.

"Jangan hiraukan orang-orang yang mengejekmu, tetap melihat kebawah agar bisa mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan terhadapmu"". Banyak teman yang lebih baik nilai akademisnya namun mereka tidak seberuntung saya dan mereka harus melanjutkan perjuangan lewat jalur SBMPTN, seolah-olah ini mimpi buat saya, dan tahap membahagiakan orang yang saya sangat sayangin sesungguhnya baru dimulai ketika saya sadari sukses adalah kunci dari pengorbanan mereka untuk saya. Senyum terbaik mereka akan keluar ketika saat wisuda kelulusan nanti nama saya akan dipanggil sebagai lulusan terbaik di angkatan saya, maka saya akan mulai bermimpi kembali dan mulai berlari lagi untuk mengejarnya dari sekarang.

''Seberapa banyak usahamu diawal, hasil akhir tetap bercermin dari usahamu tersebut".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun