Mohon tunggu...
Azis Tri Budianto
Azis Tri Budianto Mohon Tunggu... Dosen - Manusia biasa

Sedang mencari apa yang dicari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kebahagiaan, Keinginan atau Penderitaan

18 Oktober 2023   08:34 Diperbarui: 18 Oktober 2023   19:40 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekayaan materi bukan ukuran sesungguhnya untuk menilai derajat seseorang. Banyak orang yang kaya harta, tetapi hatinya papa, lalu mencuri yang bukan haknya. Ia punya segala, tetapi selalu merasa kurang dan tidak pernah puas. Kaya harta, tetapi tidak mengenali diri dan kebutuhannya. Kemiskinan yang sesungguhnya adalah miskin jiwa. Jiwa yang kerdil menjadikan hidup terasa sumpek dan penuh derita, meskipun sebenarnya dikelilingi oleh banyak nikmat.

Sesungguhnya, kebahagiaan yang datang dari luar kerap kali hanyalah bahagia yang hampa dan palsu. Semakin banyak nilai kebahagiaan yang ditentukan oleh hal-hal di luar diri, maka semakin seseorang rentan untuk menderita. Guna mengurangi derita, perlu kiranya mengurangi rasa ketergantungan pada selain Tuhan.

Kita membutuhkan panduan untuk mengontrol diri dari dalam supaya hidup tidak dikendalikan oleh hasrat rendah. Supaya kebahagiaan tidak digantungkan di luar diri, kita membutuhkan kesadaran dan kebijaksanaan. Tidak semena-mena menuruti semua keinginan dengan berbagai cara. Tidak serakah ingin memiliki atau meraih segala, lalu menghalalkan segala cara.

Sebagai makhluk yang istimewa, manusia diberi akal budi. Melalui akal budi, manusia dapat mengatur dan merancang kehidupannya. Melalui akal budi, manusia dapat memenuhi keinginan dan sekaligus merefleksikan eksistensinya. Akal budi menjadi perangkat penting yang memungkinkan manusia untuk menjalani hidup secara bermartabat. Akal budi memudahkan hidup manusia menggapai tujuan mulia.

Tujuan hidup manusia adalah menggapai kebahagiaan. Manusia berusaha menggapai kebahagiaan dengan berbagai cara. Dalam upaya menggapai kebahagiaan, manusia terkadang harus melewati penderitaan. Penderitaan mengisyaratkan bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas. Bahwa ada sang pemilik dan penguasa atas diri kita yang fana. Berhadapan dengan penderitaan, manusia terkadang menjadi tidak berdaya.

Penderitaan lahir ketika ada ketidaksesuaian antara keinginan dan kemampuan untuk memenuhinya. Manusia menderita karena keinginannya tidak semua mampu diwujudkan. Manusia menderita karena selalu merasa tidak puas atas apa yang dijalani atau yang diraih. Manusia menderita karena terus muncul keinginan baru setiap ada keinginan sebelumnya yang telah dipenuhi atau dipuaskan.

Penderitaan disebabkan oleh keinginan rendah atau perasaan selalu merasa kurang, lalu berambisi untuk terus merasa lebih atau memiliki lebih. Menginginkan lebih pada akhirnya tidak akan pernah ada akhirnya. Dari sini, lahir penderitaan lainnya seperti iri, dengki, benci, culas, gundah, dan serakah.

Ada banyak orang yang menginginkan bahagia, tetapi malah derita yang didapat. Menginginkan semua harta benda, tetapi membiarkan jiwanya miskin papa. Akhirnya hidup dalam penderitaan. Sebab kekayaan sebanyak apapun tidak pernah akan cukup untuk memenuhi keinginan yang serakah. Kata Mahatma Gandhi, bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua manusia, namun tidak akan pernah cukup untuk satu orang yang serakah.

Orang yang tidak mampu mengendalikan keinginan, hidupnya selalu dalam kekurangan dan penderitaan. Ia tidak pernah bersyukur, menikmati, dan menghargai apa yang telah dicapai. Ketika ia tidak pernah puas, maka kekhawatiran dan kecemasan menjadi teman setia. Orang yang tidak mengendalikan keinginan, maka keinginanlah yang akan mengendalikan hidupnya.

Belenggu penderitaan harus dilepaskan untuk kebaikan jiwa. Manusia mesti memilah mana keinginan yang masih dalam tahapan wajar dan mana keinginan yang sudah tidak semestinya. Tidak terlarang jika memiliki keinginan dalam rangka menjalani hidup yang bergairah. Tidak terlarang jika mengejar capaian-capaian hidup, tetapi jangan sampai kehendak itu mengelabui diri dan berujung penderitaan.

Semua orang ingin menjalani hidup sesuai dengan yang diinginkannya. Namun manusia perlu menyadari bahwa semua keinginan punya dua sisi: tercapai atau tidak tercapai. Tidak selamanya keinginan kita tercapai, meskipun itu keinginan yang baik. Ketika keinginan tidak tercapai, manusia kadang tidak siap untuk menerima kenyataan, lalu kecewa, marah, sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun