Mohon tunggu...
Azis Tri Budianto
Azis Tri Budianto Mohon Tunggu... Dosen - Manusia biasa

Sedang mencari apa yang dicari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengaruh Agama dalam Membentuk Apatisme di Masyarakat Indonesia

5 September 2023   02:19 Diperbarui: 12 September 2023   20:38 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apatisme. SUmber: therisingpanjab.com

Apatisme, atau ketidakpedulian terhadap masalah-masalah sosial, politik, dan agama, semakin menjadi perhatian di Indonesia. Meskipun Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk yang beragama, ada tren meningkatnya apatis dalam masyarakat terhadap banyak aspek kehidupan. Sebagian orang berspekulasi bahwa agama, yang begitu kuat di Indonesia, dapat memiliki pengaruh dalam membentuk apatis ini.

Agama sebagai Pemersatu

Indonesia adalah negara dengan beragam agama dan kepercayaan. Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan agama-agama lainnya hidup berdampingan di sini. Agama sering kali memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu dan masyarakat. Namun, paradoksnya, dalam konteks keberagaman ini, apatis juga semakin merajalela.

Salah satu argumen yang dapat diusulkan adalah bahwa karena agama dijadikan pemersatu, sebagian orang mungkin merasa bahwa mereka telah melakukan "kewajiban agama" mereka dengan hanya mematuhi aturan dan ritual, tanpa benar-benar peduli terhadap isu-isu sosial atau politik. Mereka mungkin merasa bahwa agama mereka sudah memberi mereka panduan moral yang cukup, sehingga mereka tidak perlu lagi terlibat dalam masalah sosial.

Ketidaksetaraan dan Penyalahgunaan Agama

Di samping itu, ketidaksetaraan dan penyalahgunaan agama juga dapat memicu apatis. Ketika agama digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan politik atau ekonomi, hal ini dapat merongrong keyakinan masyarakat dalam peran agama sebagai pemandu moral. Masyarakat bisa merasa bahwa agama hanya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu, yang kemudian menghasilkan sikap skeptis dan apatis terhadap agama itu sendiri.

Tantangan dalam Mengatasi Apatisme

Mengatasi apatis dalam masyarakat adalah tugas yang kompleks. Salah satu cara yang mungkin efektif adalah pendidikan yang lebih baik tentang nilai-nilai sosial dan keterlibatan aktif dalam masyarakat. Ini dapat mengkombinasikan ajaran agama dengan konsep-konsep keadilan sosial dan tanggung jawab sosial.

Selain itu, mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama, bukan hanya sebagai seperangkat aturan dan ritual, tetapi sebagai sumber inspirasi untuk melakukan kebaikan dan melayani sesama, dapat membantu merangsang keterlibatan aktif dalam masyarakat.

Kesimpulannya, Agama memiliki potensi untuk mempengaruhi apatis dalam masyarakat Indonesia, baik secara positif maupun negatif. Namun, penting untuk diingat bahwa apatis adalah masalah kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk politik, ekonomi, dan budaya. Untuk mengatasi apatis, dibutuhkan upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga sosial untuk mendorong keterlibatan aktif dalam masyarakat dan mempromosikan nilai-nilai sosial yang lebih baik. Agama, sebagai bagian penting dari budaya Indonesia, dapat memainkan peran yang signifikan dalam upaya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun