Dalam perumusan kebijakan luar negerinya, Turki, melalui perspektif politik Neo-Ottoman, telah melakukan reformasi demokrasi dan liberalisasi. Pandangan Neo-Ottoman adalah proses penyeimbangan internal yang dilakukan oleh Turki sebagai tanggapan terhadap kutub geopolitiknya berdasarkan keinginan Turki untuk menjadi pemain regional dengan menyeimbangkan hubungannya dengan negara-negara Barat dan dengan negara-negara Arab dengan memproyeksikan aktivisme dan kebijakan politik yang berpandangan ke luar (Taspinar, 2008). Turki memiliki struktur yang mewakili restrukturisasi demokratis dalam unit perumusan kebijakan luar negeri. Ada pembagian kekuasaan dalam unit yang merupakan lembaga yang terlibat langsung dalam perumusan kebijakan luar negeri.
Presiden Erdogan memang memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan kebijakan apa yang akan diterapkan (Rofii, 2023, Wawancara Online).
9. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa Turki dan Israel memiliki hubungan yang dekat dan erat karena kepentingan negara masing-masing. Semua aspek eksternal yang telah disebutkan di atas juga dipertimbangkan dengan sangat hati-hati oleh Turki agar Turki terus menjaga hubungan strategisnya dengan Israel di berbagai lini, termasuk sektor militer dan ekonomi, juga pola domestik yang mempengaruhi kebijakan luar negerinya terhadap Israel.
10. Kekuatan:
- Gaya bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami sehingga pesan tersampaikan dengan baik
- Penulisan terstruktur sehingga mudah dipahami
- Sumber yang digunakan juga jelas dan detail
11. Kekurangan:
- Terdapat beberapa kata yang masih asing bagi pembaca sehingga sulit untuk memahaminya seperti kata "stimulus"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI