Mohon tunggu...
azimatul muharromah
azimatul muharromah Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang mahasiswi yang sebenarnya tidak bisa 'menulis' dan sangat malas membaca yang akhirnya membuat saya jadi kurang gaul atau 'kuper'. Saya mengikuti ajang kompasiana ini adalah berkat desakan dosen saya tercinta yang menginginkan agar para mahasiswanya bisa menjadi 'go public'. Demi mendukung cita2 mulianya itu,maka saya memberanikan diri untuk menghapus julukan 'katak dalam tempurung' pada diri saya agar menjadi seorang 'katak' yang gaul. Oleh karena saya belum berpengalaman dalam menulis dan kurang sekali pengetahuannya dikarenakan malas membaca, maka saya mohon kemakluman jika ada kesalahan dalam tulisan2 saya. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tulisan 1 Seni, Estetika dan Kreativitas

20 November 2010   03:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

A.Hakikat Seni

Seni adalah proses fundamental kemanusiaan. Setiap manusia berpikir dan beremosi dalam berbagai bentuk seni. Seni merupakan kegiatan yang memuaskan bagi seluruh lapisan usia. Lebih jauh Lowenfeld menyatakan bahwa anak muda menggunakan seni untuk mengekspresikan bagaiman ia belajar, mereka menggunakan untuk pengembangan konsep melalui pembuatan simbol-simbol dan abstraksi lingkungan dan melalui organisasi dan penempatan posisi sebagai suatu konfigurasi.

Seni nerupakan hal yang dinamis dan menyatu sebagai potensi yang sangat besar untuk pendidikan anak. Akan tetapi, pada kenyataannya kita lihat betapa terabaikannya peran seni dan estetika dalam kehidupan anak, terutama tersingkirkannya peran seni dalam pembelajaran anak di sekolah-sekolah formal. Hal ini disebabkan oleh pemahaman kita yang salah bahwa kemajuan bangsa ditentukan oleh IPTEK sehingga mengabaikan unsur-unsur seni sebagai satu unsure yang sangat menentukan bagi perkembangan anak. Selain itu juga disebabkan oleh pandangan kita yang menyatakan bahwa seni adalah suatu yang sulit tetapi tidak penting, eksklusif tetapi tidak berharga, menyenangkan tetapi terabaikan. Padahal seni bagi anak merupakan hal yang pokok untuk ekspresi diri.

Seni menurut para ahli:

1.Herbert Reed, seni merupakan konsep metafisik yang secara mendasar merupakan organic dan fenomena yang dapat diukur, selanjutnya dikatakan seni harus memenuhi prinsip bentuk dan prinsip keaslian (bukan tiruan). Herbert Reed (1982) menyatakan dalam penjelmaan rasa estetikanya dapat diwujudkan dalam menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangi sebagaimana dijelaskan oleh Barret, kerja seni dimulai dari ide, gerak hati, dan perasaaan untuk mewujudkannya memerlukan media, materi, dan teknik sehingga terwujudlah karya seni. Karya seni tidak hanya ditentukan oleh perasaan, tetapi erat kaitannya dengan pikiran.

2.Barret, seni tidak cukup dalam ujud fisik yang dilihat tetapi seni memang memerlukan media untuk mengorganisasi ekspresi subjektif dalam bentuk visual. Selanjutnya seni memiliki tiga elemen yaitu konsep, operasional dan sintetis. Secara runtut seseorang memiliki ide, gerak hati, dan perasaan untuk mewujudkannya memerlukan media, materi, dan teknik tertentu sehingga berujud persepsi bentuk visual. Dengan demikian seni merupakan karya manusia yang melibatkan ide, gagasan, gerak hati, perasaan, pikiran, membuat, menyusun, memproses sehingga menghasilkan satu ujud visual yang memiliki nilai keindahan dan menimbulkan perasaan (subyektif). Pengertian tersebut menunjukkan bahwa seni merupakan karya manusia, sehingga keindahan alam tidak dapat dikategorikan dalam seni, walaupun keindahan alam mempengaruhi perasaan keindahan manusia dan sebagai sumber keindahan manusia.

3.Depdikbud (1983), seni memiliki kualitas yang tinggi bila terdapat perpaduan antara halus dan jernihnya perasaan serta tajamnya pikiran menentukan benar dan salahnya perwujudan dan perasaan menentukan bagus dan tidaknya perwujudan seni.

4.Lowenfeld (1982), seni adalah dinamika dari kesatuan aktivitas manusia dalam penggunaan simbol-simbol sebagai ungkapan dan abstraksilingkungan manusia yang diorganisasi menjadi suatu konfigurasi. Sedangkan bila kita memperbandingkan dengan pendapat ahli seni Indonesia lebih menekankan pada karya manusia yang indah dan keharuan dari kehidupan perasaan manusia. Jadi, karya seni manusia artinya sesuatu yang tercipta oleh karya manusia yang melibatkan seluruh pikiran, perasaan untuk menggagas, memproses dan menghasilkan karya yang mempunyai nilai keindahan dan menimbulkan keharuan dan memberi kepuasan serta kesejahteraan manusia.

B.Hakikat Estetika

Mayesky (1990) menyatakan estetis berkenaan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan haru atau kekaguman. Individu memiliki pemikiran yang bersifat individual untuk hal yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Muharam (1991) menyatakan estetika umumnya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedang batasan singkat estetika adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman manusia. Untuk membantu rasa keindahan anak, dapat dibantu secara continue menemukan keindahan dan kekaguman dalam dunia mereka sehingga pengalaman estetis dapat membantu mengembangkan secara penuh daya hidup pada anak.

Dua batasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa estetika dipergunakan dalam membahas secara teoritis arti estetika/indah atau hal yang bersifat estetik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa estetika sebagai sebuah subjek yang menentukan syarat-syarat estetis yang menganalisis dasar, wawasan, dan implikasinya dari suatu fenomena mengenai estetika.

Estetika terdiri dari:

a.Absolutisme; doktrin tentang pembukuan suara/pengakuan mengenai keindahan

b.Anarki; doktrin ini menyerahkan penilaian kepada masing-masing pribadi secara murni, subyektif, dan tak perlu tanggung jawab

c.Relativisme; doktrin ini menggunakan criteria atau pembakuan tentang nilai estetika yang tidak mutlak (absolute), tetapi masih objektif dalam pemikiran karena karya berasal dari keinginan dan motivasi manusia pribadi.

C.Hakikat Kreativitas

Pengertian kreativitas menurut para ahli:

1.Campbel (1995) menyatakan kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru, berguna, dan dapat dimengerti. Baru berarti bersifat inovasi, belum ada sebelumnya, segar, menarik, dan aneh. Berguna berarti dapat memberikan kepuasan, praktis, memudahkan, memperlancar, dan sebagainya. Kreativitas dapat dimengerti berarti dapat dibuat dalam kesempatan lain.

2.Olsen (1989:11) menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta/berkreasi. Sedangkan kreatif terdiri dari dua unsur, yaitu kefasihan dan keluwesan. Kefasihan mengacu terhadap kemampuan melakukan sesuatu atau berpikir secara lancar dan memuaskan. Keluwesan lebih tertuju terhadap munculnya diferensiasi gagasan dalam menyelesaikan masalah.

3.Utami Munandar (1992) menyatakan kreatif sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsure-unsur yang ada.

4.Parners (dalam Issenberg, 1993:4) menyatakan kreativitas sebagai proses berpikir dan merespon yang meliputi menghubungkan dengan pengalaman sebelumnya, merespom stimulus (objek, simbol, ide, orang, situasi) dan paling tidak menghasilkan kombinasi yang unik.

5.Mayesky (1990) menyatakan kreativitas sebagai suatu cara berpikir dan bertindak atau membuat sesuatu yang asli untuk individu dan orang lain.

6.May (dalam Mayesky, 1990) menyatakan kreativitas adalah proses membawa sesuatu yang baru pada manusia. Khusus pendapat May ini kurang mendapatkan tanggapan dan kurang diterima oleh para ahli.

7.Seefeldt (1994:419) menyatakan kreativitas merupakan kekuatan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil. Lebih daripada itu hasil itu dapat saja terjadi dalam mimpi atau berpikir tentang sesuatu. Pernyataan ini menyatakan kreativitas haruslah menghasilkan dan tidak cukup hanya sebatas pemikiran yang tidak diproduksi atau disampaikan kepada orang lain ataupun yang muncul dalam alam ketidaksadaran (sedang bermimpi). Kreativitas ditandai adanya kelancaran dalam menghasilkan, pembuatan hal baru tersebut bersifat orisinil dan orang itu memiliki fleksibilitas dalam bepikir.

Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat.

Ditulis oleh: Azimatul Muharromah (X7210014/VA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun