Sejumlah media internasional termasuk The Analyst dan The Athletic sama-sama menuding lini tengah Liverpool sebagai biang kerok buruknya peforma mereka musim lalu. Itu tidak salah.
Di situs penggemar, This is Anfield, rating gelandang-gelandang Liverpool berada di luar 15 besar. Namun menyalahkan gelandang Liverpool atas peforma buruk tim, sepertinya bukan ide bagus. Pertandingan lawan Munchen kemarin adalah buktinya.
Liverpool hampir bermasalah di semua lini. Lini belakangnya kocar-kacir, tidak kompak pressing, lini depannya juga masih kurang menggigit meski berhasil mencetak 3 gol. Liverpool dan Klopp memang harus mengakui, kapal yang mengangkut tim ini sudah tua secara keseluruhan. Sehingga harus diganti seluruhnya pula. Bukan cuma gelandangnya.
Liverpool telah menjual Fabinho dan Henderson, mereka meraup setidaknya 50 juta Euro dari penjualan dua gelandang senior tersebut. Kini biaya yang dikeluarkan untuk membeli MacAllister dan Szoboszlai sudah kembali separuhnya.
Memang, kalau urusan bisnis, pemilik Liverpool ini jago. John W. Henry dan FSG sangat peka terhadap rincian bisnis dan bukan tipikal pemilik yang jor-joran, tapi justru disitulah masalahnya.
Pembenahan di semua lini, memerlukan dana yang besar. Sementara FSG sudah punya hitung-hitungannya sendiri. Liverpool seharusnya mendatangkan bek, atau setidaknya pemain bertahan baru, bukan mendatangkan gelandang serang baru. Mereka seharusnya bergabung dengan MU dalam perburuan Amrabat, atau dengan Chelsea dalam mendatangkan Caicedo, atau barangkali mereka bisa menanyakan ke Real Madrid, tentang ketersediaan Valverde di pasar transfer.
Pertanyaan kritisnya adalah, "duitnya darimana?" Pemilik Liverpool sudah menentukan sikap sejak mundur dari perburuan Bellingham. Mereka ogah mendatangkan pemain dengan harga mahal. Atau ogah mengeluarkan uang untuk membeli pemain mahal. Kalau sudah begini, Klopp ada baiknya mengeluarkan jurus lama. Liverpool bisa menjual pemain bintang yang ada, dengan harga mahal. Seperti mereka menjual Coutinho dulu. Namun, siapa yang mau dijual?
Pemain dengan prospek paling tinggi di Liverpool saat ini barangkali adalah Luiz Diaz dan Trent Alexander Arnold. Sayangnya, tidak pernah ada rumor yang mengaitkan mereka berdua dengan kepindahan ke klub tertentu. Jika begini, ada satu pemain lagi yang bisa ditumbalkan Liverpool. Pemain yang bisa dijual mahal untuk membiayai pembangunan baru skuad Liverpool. Dia adalah Mo Salah.
Loh, loh? Memangnya Salah masih dihargai mahal? Tentu. Musim lalu, kendati Liverpool sedang jeblok, dia adalah pemain terbaik di Anfield. Sayangnya, dia sudah berusia di atas 30 tahun. Agak susah menjualnya ke klub lain. Namun tenang saja, masih ada klub-klub gila yang mau membayar bintang Eropa dengan harga selangit. Yap, klub-klub dari Arab Saudi.
Tidak ada salahnya Liverpool menawarkan Salah ke salah satu klub yang dimiliki PIF itu. Jika negonya bagus, Salah bisa laku dengan harga di atas 100 juta Euro, mengingat musim lalu dia masih bersaing jadi topskor di EPL.
Kepindahan Salah juga bisa berdampak baik bagi kedua pihak. Liverpool bisa memperbaharui skuadnya, dan Salah bisa menikmati sisa karier di liga yang lebih rendah intensitasnya. Dia bahkan bisa bertemu rekannya, Sadio Mane di sana.