Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Tridharma pendidikan Perguruan Tinggi, beberapa akademisi UIN Malang menggagas sebuah program pengabdian dalam bentuk program pemberdayaan komunitas difabel. Â Kegiatan ini merupakan program dari LP2M bertajuk UIN Mengabdi Qaryah Tayyibah, bekerja sama dengan komunitas Lingkar Sosial (Linksos). Linksos merupakan Pusat Pemberdayaan Disabilitas di Malang, Jawa Timur untuk wilayah kerja di seluruh Indonesia. Pengabdian ini mengusung tema kewirausahaan berbasis ecofriendly. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan keterampilan dan kemandirian ekonomi komunitas difabel. Ecofriendly menjadi satu tema utama karena diharapkan para difabel mampu memiliki keterampilan yang sifatnya berkelanjutan dengan meminimalisir dampak kerusakan lingkungan. Selanjutnya diharapkan memberikan keterampilan baru dan peluang usaha bagi para penyandang disabilitas.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan 2 hari pada Bulan Juli di Dusun Turirejo, Lawang, Kabupaten Malang. Diikuti oleh kurang lebih 30 difabel. Hari pertama dilaksanakan di Balai Dusun Turirejo, Lawang. Di hari pertama, peserta mengikuti workshop dengan tema kewirausahaan bagi difabel berbasis ecofriendly. Materi pertama disampaikan oleh Azharotunnafi, M.Pd, yang membahas dasar-dasar kewirausahaan bagi difabel, apa yang bisa dilakukan untuk membentuk kemandirian berwirausaha dengan keterbatasan yang dimiliki. Materi kedua disampaikan oleh Sharfina Nur Amalina, M.Pd, yang fokus pada teknik pembuatan totebag ecoprint, sebuah alternatif wirausaha ramah lingkungan. Hari kedua dilaksanakan di Bukit Tursina, Turirejo, Lawang. Pada tahap ini, peserta mempraktekkan secara langsung pembuatan totebag ecoprint. Kegiatan praktek ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai usaha mandiri.
"Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan baru bagi komunitas difabel, tetapi juga mendorong mereka untuk mandiri secara ekonomi dengan mengembangkan usaha berbasis ecofriendly." ujar Ken Kerta selaku pembina komunitas lingkar sosial.
Lebih kanjut, Ken Karta berharap kegiatan ini dapat menginspirasi para penyandang disabilitas untuk lebih mandiri dan kreatif. Kolaborasi antara UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Linksos ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pemberdayaan komunitas difabel, menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan, dan mendorong terciptanya lingkungan yang lebih ramah bagi semua.
Setelah melalui beberapa rangkaian workshop, tim pengabdi melaukan survey sebagai bentuk evaluasi. Hasil survei menunjukkan bahwa 61,5% peserta belum mengenal teknik ecoprint sebelumnya. Namun, setelah mengikuti workshop serta pelatihan langsung, seluruh peserta 100% berhasil memahami teknik pembuatan ecoprint dan mengaku kegiatan ini bermanfaat bagi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H