Mohon tunggu...
Azhar Nabil
Azhar Nabil Mohon Tunggu... Penulis - -

Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Literasi Indonesia

21 Mei 2020   14:57 Diperbarui: 28 Mei 2020   14:00 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
<a href="https://www.freepik.com/free-photos-vectors/people">People photo created by pressfoto - www.freepik.com</a>

Di Swedia, perusahaan Mc Donald's dan Munkedals (perusahaan kertas) bekerja sama untuk menciptakan lingkungan literasi yang sangat unik. Dalam setiap pembelian Happy Meal, para orang tua dan anak bisa mendapatkan satu buku ekstra secara gratis. Buku berasal dari penulis mancanegara seperti Finlandia, Norwegia, dan Denmark yang mereka translate untuk memudahkan para pembaca.

Di Hungaria, setiap September ada perayaan 'National Day of Folk Tales' di perpustakaan sekolah, perpustakaan umum, teater, museum, tempat pelatihan, dan TK. Acara diisi dengan pembacaan cerita, Puppet shows, dan kuliah umum seputar cerita rakyat, ilmu parenting untuk orang tua serta ilmu mengajar untuk para guru.

Di Jerman, tepatnya di kota Hamburg pemerintah memperkenalkan sprachforderkonzept, yaitu Tes berbicara, membaca dan mengeja di setiap sekolah dari tingkat 1 sampai 8 (kira-kira dari SD-SMP). Siswa yang mendapatkan nilai yang rendah, akan mendapat kelas tambahan dari guru Bahasa yang biasanya diselenggarakan di siang hari (sekolah di Jerman half-day school). Sekolah juga mendapat dana sesuai kebutuhan mereka, untuk melakukan pelatihan guru bahasa, tes berbicara, membaca, dan mengeja serta untuk evaluasi dan pencarian cara yang tepat untuk pengembangan bacaan yang dapat diterapkan.

Seperti pepatah Cina "seseorang yang memulai memindahkan Gunung memulainya dengan mengangkat batu- batu kecil". sedikit demi sedikit penggiatan literasi oleh masyarakat mulai digaungkan. Sepengatahuan saya, temen-temen Mahasiswa dari berbagai kampus telah membuat gerakan-gerakan untuk meningkatkan kualitas literasi, seperti GUIM (gerakan UI mengajar), SCOLAH (School Of Airlangga in Harmony) dan masih banyak lagi. Di kampus saya UM, ada yang namanya Gemapedia (Gerakan Mahasiswa peduli Pendidikan), yaitu organisasi sosial non-profit yang bergerak untuk meningkatkan kualitas pendidikan indonesia khususnya di Malang. kemudian ada terobosan-terobosan seperti Digilib, Perpustakaan keliling, Perpustakaan apung, aplikasi menulis seperti Wattpad dan Quora yang semuanya bisa menjadi langkah awal pengembangan pendidikan di negeri tercinta, indonesia. 

Peningkatan literasi di indonesia memang mulai berkembang dan sedang mengarah ke titik terang. Peningkatan minat baca sebenarnya bukan dimulai dari orang lain, tetapi justru dari diri kita sendiri. Jom sempatkanlah waktu 15-30 menit untuk membaca, kalau kata guru saya minimal membaca Al-Qur'an dan terjemahannya. Tidaklah kita membuang waktu untuk membaca, melainkan pasti ada suatu insight yang masuk.

Wallahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun