Mungkin tidaklah terlalu berlebihan jika banyak yang percaya kalau pesantren tradisional nemiliki andil besar dalam kemajuan berfikir anak bangsa dari generasi ke generasi, bahkan bukan satu dua lagi yang sudah manancapkan kakinya di kancah nasional.
Tentu dengan gaya khas yang kharismatik menjadikan pesantren tradisional memiliki nilai nilai tersendiri, sehingga itupun menjadi identitas dan ciri khas mereka.
Sebenarnya kalau diamati kesederhanaan itu terpancar dari keseharian mereka baik dalam hal berpakain, seperti baju koko dan sendal jepit, baik bertutur kata, dan tinggal ditempat yang sederhana sebenarnya tidaklah terlepas dari sebuah filosofi .
Kajian kitab-kitab gundul yang memuat ribuan permasalahan umat tidak luput untuk dipelajari, baik dari segi bahasa, penjabaran, pendalam makna dan supaya tidak terkesan prematur dalam beragama. Ataupun hanya sekedar ikut-ikutan tanpa ada pondasi yang kuat dari sumber yang jelas.
Al Quran dan sunnah adalah salah satu sumber dalam beragama, tapi akan menjadi tabu kalau tidak dipahami sesuai porsinya atau hanya sekedar membaca terjemahan dari Kementerian Agama, karena dibalik pesan yang tersurat tentu ada pesan yang tersirat.Â
Pesantren tradisional identik dengan pendalaman makna melalui interpretasi dari redaksi yang tertulis di dalam buku-buku ulama klasik serta mengkomparasikan itu dengan kehidupan modern.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H