Mohon tunggu...
Azhari Aman Harahap12
Azhari Aman Harahap12 Mohon Tunggu... Guru - Hanya guru biasa, tapi sangat spesial karena ingin lebih mensyukuri apa yang ada.

Santai, interaktrif, dan senang berkolaborasi dengan lingkungan sekitar. Alumni Ponpes Musthafawiyah Purbabaru. Univ. Ahgaff, Hadhramaut, Republic Yemen.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Semua Pahit itu Empedu

12 Juli 2022   09:17 Diperbarui: 12 Juli 2022   09:23 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di sebuah negara yang dipenuhi problematika, nilai-nilai kemajuan yang masih belum merata, pahit adalah kata yang tak asing, karna sudah bahagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Tapi apakah disebuah negara yang sudah mapan ekonominya menjamin indahnya sebuah kehidupan? Kalau memang iya, maraknya pemerkosaan, pencurian bahkan sampai pembunuhan, dekadensi moral pemuda-pemudanya sampai patalogi sosial kemasyakatan. Bukankah sebuah gambaran dari gelapnya sebuah kehidupan itu sendiri? 

Negara maju mana sekarang yang tak terjangkit virus semacam ini. Masih kurang apa mereka itu? Gaya hidup yang materialistis itulah yang kita lihat. Satu sisi mereka yang jauh dari semua itu malah lebih indah menikmati arti sebuah kehidupan.

Kota Tarim, Hadhromaut, Yaman, kesederhanaan tergambar dari kehidupan mereka. Seolah tak ambil pusing konflik yang sedang melanda, kekosongan pemimpin, pemerintahan yang abu-abu, namun senyum & kebahagian masih begitu kental dalam kehidupan mereka. 

Tak pernah saya dengar pencurian, perselingkuhan, apalagi sampai pemerkosaan dan pembunuhan, apalagi korupsi tentunya, ekheem. Gemuruh sholawat dimana-mana, kajiaan-kajian agama dimasjid-masjid, ramah tamah penduduknya, malah itu yang saya saksikan.

Pernah satu ketika saya naik sepeda menyalahi jalur lintasan yang semestinya dari kanan saya dari kiri, ketika berpapasan dengan seorang pengendara motor   beliu mengacap salam "Assalamu Alaikum", sambil bertanya-tanya "ada apa gerangan ?". Akhirnya saya sadar ternyata saya salah jalur. Kira-kira saya dapat reaksi apa ya kalau kejadian ini di daerah lain, "Pake  mata dong kalau bersepeda atau ni bukan jalan kakek moyang lo!". Coba bayangkan jika fenomena ini (kekosongan pemerintahan) terjadi dibuah negara. Apa yang terjadi di negara itu.

Yah memang, apa yang tersurat belum tentu menggambarkan apa yang tersirat, pahit tidaklah semuanya empedu, manis juga tidaklah selalu bak madu.
Ternyata indahnya sebuah kehidupan bukanlah sepenuhnya indah dengan materi. Hati yang bersihlah yang akan membuat pikiran lebih tentram. Mensyukuri apa yang ada dan tidak berputus asa bebara pelajaran yang dapat kita petik.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun