Mohon tunggu...
Muhammad AzhariRahmatullah
Muhammad AzhariRahmatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Hai, saya Azhari. Saya sangat menyukai beberapa hal, antara lain perkembangan video games, kuliner, humor, sejarah, serta teknologi informasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UPI 2022: Gang Lepeut Sebagai Saksi Sejarah Kuliner di Kawasan Urban Desa Sayati

20 Agustus 2022   08:00 Diperbarui: 20 Agustus 2022   08:06 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 28 Juli 2022 tepatnya Hari Kamis, Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia mengunjungi rumah industri lepeut yang bertempat di RT 1/RW 7 Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kunjungan mahasiswa UPI ke rumah industri lepeut dalam rangka pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2022. Kuliah Kerja Nyata Tematik 2022 diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (LPPM UPI).Kuliah Kerja Nyata tematik tahun ini memiliki tema "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDGs Desa". SDGs desa memiliki 18 tema, salah satu tema tersebut adalah desa tanggap budaya.

Kuliah kerja nyata di Desa Sayati dilaksanakan oleh kelompok 96 yang terdiri dari 9 mahasiswa UPI. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa kelompok 96 memberi rancangan program kerja yang akan disosialisasikan kepada pemerintah desa. Salah satu program kerja KKN yang disosialisasikan kepada kepala desa sayati adalah program kerja yang berjudul Gang Lepeut : Sejarah Kuliner Desa Sayati. Program kerja ini dilatarbelakangi informasi yang disampaikan oleh kepala desa sayati  tentang adanya industri lepeut di desa sayati yang sudah berlangsung hingga generasi ketiga. Program kerja Gang Lepeut ini bertujuan untuk mengenalkan masyarakat desa sayati tentang sejarah lokal sebagai identitas suatu wilayah.

Pelaksanaan program kerja Gang Lepeut ini terlebih dahulu dilakukan pendekatan kepada ketua RT/RW wilayah setempat.Kunjungan mahasiswa KKN UPI ke rumah ketua RT 1/RW 7 untuk menyampaikan maksud dan tujuan serta sosialisasi program kerja Gang Lepeut. Ketua RT 1/RW 7 sayati memberikan tanggapan positif untuk rencana program kerja Gang Lepeut.Setelah pendekatan dilakukan, kemudian mahasiswa KKN UPI didampingi oleh ketua RT 1/RW 7 sayati mulai melakukan kunjungan ke rumah-rumah industri lepeut. Kegiatan yang berlangsung dalam program kerja Gang Lepeut ini adalah mengamati bagaimana pembuatan lepeut, wawancara dengan penerus dari industri kepeut ini, dan mencoba membuat lepeut dari nol. 

Wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UPI kepada Ibu O'om selaku anak kandung pertama dari almarhum Bapak Edi dan penerus ke-3 dari industri lepeut ini menceritakan bahwa kegiatan produksi lepeut ini sudah mulai dari zaman pasar sayati lama berada hingga pindah ke pasar sayati indah yang kini menjadi pusat pasar tradisional di Desa Sayati. Ibu O'om melanjutkan ceritanya bahwa lepeut yang diproduksi pada masa orangtuanya pernah menyentuh harga Rp25 dimana harga itu merupakan harga pasar. Ibu O'om juga menceritakan bahwa industri lepeut ini terkenal oleh kalangan pasar saat dikelola oleh Bapak Edi (alm.) hingga Gang Sayati 2 yang menjadi alamat dari industri lepeut disebut-sebut oleh masyarakat dengan nama "Gang L.E" yang berarti Gang Lepeut Edi, penyebutan Gang L.E ini juga merupakan plesetan dari singkatan nama Los Angeles. Bapak Edi (alm.) meninggal dunia pada Tahun 2011 setelah itu industri lepeut dilanjutkan oleh Ibu O'om dan juga saudara-saudaranya.

Mahasiswa KKN UPI berterimakasih kepada Ibu O'om atas kesediannya untuk membagikan cerita bagaimana industri lepeut ini berjalan. Muhammad Azhari selaku ketua pelaksana program kegiatan Gang Lepeut ini juga menyampaikan bahwa cerita sejarah berlangsungnya industri lepeut ini merupakan pengetahuan yang sangat berguna bagi masyarakat dan harus dilestarikan oleh generasi-generasi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun