Ted Lasso, serial yang menyabet Emmy Awards, adalah lebih dari sekadar drama komedi. Serial ini menghadirkan filosofi hidup dan kepemimpinan yang disebut The Lasso Way. Filosofi ini tidak hanya relevan dalam dunia olahraga tetapi juga kehidupan sehari-hari.
The Lasso Way adalah pendekatan unik yang dijalankan oleh Ted Lasso sebagai pelatih di AFC Richmond. Filosofi ini mencakup nilai-nilai seperti empati, optimisme, dan kerja sama, menjadikannya panduan berharga bagi siapa saja yang ingin menjalani hidup dengan lebih baik.
Berikut adalah empat prinsip utama dari The Lasso Way yang bisa kamu terapkan.
1. Connection Before Correction
Sebelum memberikan arahan atau perubahan, bangunlah hubungan terlebih dahulu. Filosofi ini mengajarkan pentingnya komunikasi yang kuat sebelum memberikan kritik atau koreksi.
Membangun koneksi dengan orang lain, meski hanya melalui percakapan sederhana, menciptakan rasa saling menghargai dan bonding yang kuat. Ketika orang merasa diterima, mereka akan lebih terbuka terhadap saran atau masukan.
Dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan ini membantu menciptakan lingkungan yang lebih positif, baik dalam bekerja maupun berorganisasi.
2. Optimisme dan Kebaikan
Ted Lasso selalu menunjukkan optimisme yang tulus dan memberikan afirmasi positif kepada timnya. Namun, optimisme ini bukan sekadar berharap tanpa alasan, melainkan keyakinan untuk belajar dari setiap situasi, bahkan saat sulit.
Kebaikan adalah inti dari filosofi ini. Ted percaya bahwa dengan bersikap baik kepada orang lain, kita akan menciptakan hubungan yang harmonis. Optimisme dan kebaikan membangun kolaborasi yang kuat dan menciptakan lingkungan yang saling mendukung.
3. Empati dan Kesempatan Kedua
Salah satu prinsip penting dalam The Lasso Way adalah memberikan kesempatan kedua. Ted percaya bahwa seseorang tidak harus dinilai dari kesalahan terburuknya, melainkan dari usaha mereka untuk berubah dan belajar dari kesalahan tersebut.
Ada sebuah kutipan yang sangat berkesan:
"I hope that either all of us, or none of us, are judged by the actions of our weakest moments, but rather the strength we show when and if we're ever given a second chance."