Mohon tunggu...
Azhar Bintang Fadhlurrahman
Azhar Bintang Fadhlurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa program studi Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekuatan yang Lenyap, Mengapa Partai Buruh Melemah

20 Juli 2024   15:26 Diperbarui: 20 Juli 2024   15:32 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karena situasi politik di Indonesia ini ada setelah orde baru, Dimana hal ini disebut masa mengambang karena Masyarakat pada saat itu bersifat pragmatis dalam berpolitik, karena deideologi yang dilakukan pada saat orde baru sampai hari ini membuat rakyat tidak memiliki perspektif yang cukup kuat sehingga rakyat dapat dikondisikan secara pragmatis karena memiliki pengalaman dan berorganisasi yang tidak laku partai-partai politik yang selama ini cara berpolitiknya juga dengan cara politik yang mengedepankan kelas borjuasi

 Dimana hal ini mereka lebih mengutamakan kepentingan borjuasi dengan mengedepankan apa yang bukan mengedepankan kepentingan untuk kelas pekerja. Sehingga uang selalu menjadi hal yang utama dalam pendekatan partai politik itu sendiri untuk modal utama dari partai-partai penguasa atau yang kita yang sebut partai partai parleman.

Membahas mengenai cara mereka memberikan pengetahuan kepada Masyarakat mengenai partai buruh, partai buruh ini membuat program advokasi buat warga yang membutuhkan keadilan. Fakta politik yang ada pada pengalaman Calon Legislatif pada partai buruh memiliki tingkat popularitas dalam politik itu ada popularitas asektabilitas dan elektabilitas pertama yang dikenal dan disukai lalu dipilih. Namun faktanya waktu itu partai buruh memiliki tingkat popularitas dalam waktu 4 bulan memiliki tingkat popularitas yang masih 30% menurut Kompas. Dimana hal ini masih sangat rendah dan membuat Masyarakat belum mengenal partai buruh.

Lalu ada beberapa faktor yang melatarbelakangi lemahnya partai buruh di Indonesia.

  • Faktor Internal, Faktor internal yang melatarbelakangi lemahnya partai buruh di Indonesia ialah Kekurangan dana merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi Partai Buruh, seperti yang dikatakan oleh Bung Oncom atau Damar Panca selaku sekjen KPBI. Dimana dalam sistem politik saat ini yang sangat kompetitif, dana menjadi faktor penting untuk mendukung berbagai aktivitas kampanye seperti iklan di media massa, baliho, spanduk, serta acara-acara kampanye lainnya. 

  • Partai Buruh tidak memiliki cukup dana untuk bersaing dengan partai-partai besar yang memiliki sumber daya melimpah. Hal ini menyebabkan partai kurang terlihat di mata masyarakat dan tidak mampu menjangkau pemilih di seluruh Indonesia yang sangat luas. Selanjutnya ada Tingkat Popularitas yang rendah, Popularitas Partai Buruh yang rendah menjadi hambatan signifikan dalam memperoleh dukungan pemilih. 

  • Berdasarkan penelitian Kompas, tingkat popularitas Partai Buruh hanya mencapai 30% dalam waktu empat bulan. Popularitas yang rendah ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya eksposur media dan kampanye yang kurang efektif. Selain itu, popularitas yang rendah juga bisa diakibatkan oleh pandangan negatif terhadap partai yang baru muncul dan belum memiliki rekam jejak yang kuat dalam dunia politik. 

  • Faktor selanjutnya ialah Kesibukan dalam mengurus verifikasi aktual menjadi salah satu kendala internal yang dihadapi Partai Buruh. Proses verifikasi ini memakan waktu dan sumber daya yang seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan kampanye dan penguatan basis dukungan. Akibatnya, partai tidak mampu berfokus sepenuhnya pada strategi peningkatan popularitas dan elektabilitas. 

  • Kesadaran Politik dan Ideologi yang Lemah di Kalangan Kelas Pekerja, sebagai partai yang berbasis pada kelas pekerja, Partai Buruh seharusnya memiliki dukungan yang kuat dari kelompok ini. Namun, tingkat kesadaran politik dan ideologi di kalangan kelas pekerja masih lemah. Banyak pekerja yang belum memahami pentingnya peran mereka dalam politik dan bagaimana partai ini dapat memperjuangkan kepentingan mereka. Lemahnya kesadaran ini membuat partai sulit untuk mengonsolidasikan dukungan dari basis pendukung utamanya.
  • Faktor Eksternal, Faktor Eksternal terjadi karena karna pada masanya Situasi Politik Pasca Orde Baru. setelah jatuhnya Orde Baru, situasi politik Indonesia mengalami perubahan signifikan yang sering disebut sebagai masa mengambang. Deideologisasi yang terjadi selama Orde Baru telah mengakibatkan masyarakat bersifat pragmatis dalam berpolitik. Mereka lebih tertarik pada janji-janji konkret dan insentif materi ketimbang ideologi. 

  • Dalam konteks ini, partai-partai yang mampu menawarkan keuntungan langsung cenderung lebih diminati, sementara partai seperti Partai Buruh yang fokus pada advokasi jangka panjang kesulitan untuk mendapatkan dukungan. Persaingan dengan Partai-Politik yang Menggunakan Uang juga termasuk dalam factor Eksternal, Politik uang menjadi salah satu faktor eksternal utama yang mempengaruhi kelemahan Partai Buruh. Partai-partai besar seringkali menggunakan uang untuk menarik dukungan pemilih, baik melalui janji-janji material maupun kampanye yang mahal. 

  • Partai Buruh, yang tidak memiliki dana besar, kalah bersaing dalam hal ini. Pemilih cenderung memilih partai yang menawarkan keuntungan langsung, yang membuat Partai Buruh kesulitan untuk menarik perhatian dan dukungan. Tingkat Asektabilitas dan Elektabilitas yang Rendah, Popularitas yang rendah berpengaruh langsung pada tingkat asektabilitas (kesukaan) dan elektabilitas (kemampuan untuk dipilih) Partai Buruh. Partai yang tidak dikenal atau tidak disukai oleh masyarakat akan sulit untuk dipilih. Meningkatkan asektabilitas dan elektabilitas memerlukan strategi kampanye yang efektif, namun dengan keterbatasan dana dan sumber daya, hal ini menjadi tantangan besar bagi Partai Buruh. 

  • Selanjutnya Luas Wilayah dan Jumlah Pemilih yang Besar, karna Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas dan jumlah pemilih yang sangat besar, mencapai 204 juta orang yang tersebar di 38 provinsi, 514 kota/kabupaten, dan ribuan kecamatan serta kelurahan dari Aceh hingga Papua. Mensosialisasikan Partai Buruh kepada seluruh pemilih ini adalah tantangan logistik yang sangat besar. Keterbatasan dana dan sumber daya membuat partai kesulitan untuk mencapai semua pemilih di berbagai daerah, terutama di daerah-daerah terpencil.
  • Kesimpulan dari faktor melemahnya partai buruh ialah dari kombinasi 2 faktor tersebut, faktor internal dan faktor eksternal yang saling mempengaruhi. Faktor internal seperti kekurangan dana, popularitas yang rendah, fokus pada verifikasi aktual, dan lemahya kesadaran politik serta ideologi di kalangan kelas pekerja memainkan peran penting dalam membatasi kemampuan partai untuk berkembang. Di sisi lain, faktor eksternal seperti situasi politik pasca Orde Baru, dominasi partai-partai yang menggunakan uang dalam politik, serta luasnya wilayah dan besarnya jumlah pemilih menjadi tantangan tambahan yang memperburuk posisi Partai Buruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun