Mohon tunggu...
Asep Abdul Aziz
Asep Abdul Aziz Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Pendidikan Berkelanjutan

Tidaklah seseorang membuat karya tulis pada hari ini melainkan keesokan harinya dia berkata: Jika bagian ini diubah, tentu lebih indah. Jika bagian itu ditambah, tentu lebih jelas. Jika yang ini didahulukan, niscaya lebih menawan. Jika yang itu dihilangkan, niscaya lebih rupawan. (Ali Muhammad Hasan Al-‘Imadi)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menumbuhkan Budaya Literasi pada Jenjang Prabaca dan Pembaca Dini

23 Maret 2022   10:05 Diperbarui: 23 Maret 2022   10:18 4005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era digital, literasi merupakan kecakapan yang dibutuhkan oleh pendidikan saat ini. Tidak hanya anak/siswa tetapi guru dan seluruh masyarakat pun 'dipaksa' (dituntut) supaya bisa memilih, memilah, mengolah, menyimpulkan, dan menilai informasi pada berita atau teks. Dengan cepatnya berita atau informasi yang terus berkembang, keterampilan literasi menjadi salah satu keterampilan hidup warga dunia.

Menurut Deklarasi Praha (2003) mengartikan literasi baca-tulis  juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Sulzby dalam USAID Priorotas (2014) mengartikan literasi secara sempit, yaitu literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Grabe & Kaplan dan Graff dalam USAID Priorotas (2014) yang mengartikan literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis. Sedangkan di dalam KBBI (2015) literasi memiliki tiga pengertian (1) kemampuan menulis dan membaca, (2) pengetahuan atau keterampilan dalam bidang, dan (3) kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Jadi pengertian literasi dalam KBBI lebih luas lagi daripada sekadar membaca dan menulis.

Literasi harus dikenalkan pada anak sedini mungkin, supaya anak/siswa bisa mengolah informasi sesuai dengan jenjang usianya.

Literasi dalam arti sempit yaitu kemampuan membaca dan menulis pada jenjang prabaca dan pembaca dini, mempunyai peran yang sangat penting sebagai fondasi keberhasilan anak/siswa dalam kegiatan belajarnya.

Cakupan literasi pada jenjang prabaca dan pembaca dini, dimulai dari pengenalan huruf, mengeja suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan menulis.

Menurut Stewart, dkk (2014) kecakapan literasi pada anak jenjang prabaca dan pembaca dini mencakup beberapa hal sebagai berikut.

  • Kesadaran fonologis adalah pengetahuan bahwa kata-kata terdiri atas satuan bunyi terkecil berwujud huruf. Saat anak/siswa dikenalkan dan diajak mengenal huruf dan huruf-huruf itu dapat membentuk suatu kata.
  • Minat terhadap materi cetak, anak/siswa perlu disuguhkan/dibiasakan materi cetak dalam bentuk cerita bergambar, poster dan media lainnya. Anak-anak yang yang disuguhkan dengan bahan bacaan/buku akan meningkatkan ketertarikannya pada materi dalam bahan bacaan/buku yang dibacanya.
  • Kesadaran terhadap materi cetak terlihat pada cara anak/siswa memperlakukan bacaan (menelusuri bacaan dengan pandangannya, dari kiri ke kanan dan atas ke bawah).
  • Pengetahuan huruf, menyanyi dan bermain bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi huruf dan juga menumbuhkan kesadaran bahwa huruf merepresentasikan bunyi serta mempunyai bentuk dan bunyi yang berbeda satu sama lain.
  • Perbendaharaan kata/kosakata, anak/siswa bisa diberikan beragam bahan bacaan dan genre teks yang berbeda serta topik yang beragam akan memperkaya pengetahuan anak/siswa tentang perbendaharaan kata atau kosakata.
  • Pengetahuan latar adalah pemahaman anak tentang dunia di sekitarnya. Anak/siswa yang sering diajak berkomunikasi akan mengembangkan keterampilannya untuk menyampaikan pemahamannya melalui percakapan dan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya.
  • Kemampuan bertutur, keterampilan menggunakan bahasa secara lisan merupakan dasar yang membentuk kecakapan literasi pada anak/siswa pada jenjang prabaca dan pembaca dini. Anak/siswa perlu menggembangkan keterampilan berceritanya, baik dengan cara berkomunikasi atau diajak bercerita menggambarakan objek/kejadian sesuatu.

Kecakapan literasi pada anak/siswa bisa ditumbuhkan sebelum memasuki pendidikan formal, rumah dan lingkungan yang kaya dengan berkomunikasi, berinteraksi, dan sebagainya bisa menumbuhkan kecakapan literasi pada anak/siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun