Kerja…kerja….dan kerja. Inilah yang terus didengungkan presiden Jokowi pada pidato kenegaraan perdana, 20 oktober kemarin. Harapan baru yang diimpikan bersama seluruh rakyat Indonesia memang tidak akan pernah terwujud kalau kita, segenap anak bangsa, tidak mau bekerja keras. Dalam pandangan agama Islam perintah bekerja keras dalam mengarungi kehidupan ini kiranya telah sangat jelas disampaikan oleh nabi Muhammad S.A.W. bahkan dalam sebuah hadist Rosulullah menyerukan kepada semua umatnya: bekerjalah seolah-olah engkau hidup selama-lamanya.
Inilah pesan penting yang harus kita elaborasi bersama menyambut harapan baru Indonesia. Harapan untuk berbenah dan memperbaiki segala sector kehidupan. Harapan baru itu dicanangkan sejak presiden RI ketujuh, Ir.H. Joko Widodo membacakan sumpah dan janjinya di hadapan sidang MPR 20 Oktober kemarin. Inilah tonggak sejarah lima tahunan yang senantiasa ditunggu-tunggu oleh semua orang.
Seperti disampaikan oleh presiden dalam pidatonya, bahwa pembangunan Indonesia tidak akan mungkin mencapai keberhasilan yang maksimal kalau hanya mengandalkan pemerintah saja. Karena Negara Indonesia adalah Negara yang besar, dan oleh karenanya harus dikelola secara benar. Pengertian pengelolaan secara benar ini tentu dapat dimaknai dengan berbagai sudut pandang dan perspektif yang berbeda-beda. Akan tetapi semangatnya menurut hemat saya dapat dimaknai sebagai upaya kolektif semua anak bangsa, mulai dari pemerintah di segala jajarannya dan rakyat di segala lapisannya. Tidak lain adalah upaya untuk bangkit dan bergerak menjalankan roda kehidupan ini dengan semangat kebersamaan. Saling bahu membahu, gotong royong satu sama lain. Antara pemerintah dan masyarakat, antara si miskin dan sikaya, antara buruh dan pengusaha, dan seterusnya. Semangat inilah yang akan menjadi modal untuk menyongsong harapan baru dengan penuh semangat dan optimisme.
Kalau semua sector dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan tugas dan profesinya masing-masing barangkali dua tahun mendatang kita tidak perlu lagi import sapi. Kita tidak perlu lagi impor beras, dan seterusnya. Karena Indonesia sangat dengan sumber daya alam yang belum dikelola secara benar dan maksimal.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi-JK telah menyatakan sikap yang jelas untuk berpihak kepada rakyat dalam setiap program pembangunan yang akan dijalankannya nanti. Ibarat kail sudah diberikan umpan. Tinggal kita bisa menangkap umpan itu atau tidak. Setidaknya, dalam kurun lima tahun mendatang, tidak ada lagi cerita anak putus sekolah hanya gara-gara tidak ada biaya. Tidak ada lagi orang mati kesakitan hanya gara-gara tidak ada dana untuk berobat. Tidak ada lagi cerita orang tidak bisa berwirausaha gara-gara tidak ada modal. Semangat itulah yang harus selalu dipupuk untuk mengawali kerja keras kita menjalankan roda kehidupan ini. Selamat bekerja…bekerja dan bekerja. wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H