Mohon tunggu...
Saikhunal Azhar
Saikhunal Azhar Mohon Tunggu... lainnya -

Penulis akan mati, tapi karyanya akan tetap abadi. karena itu menulislah untuk kebahagiaanmu di akhirat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Listrik Pintar PLN dan Tantangan Mewujudkan Masa Depan yang lebih Cemerlang

17 April 2016   10:20 Diperbarui: 22 April 2016   00:08 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

YUK beralih ke Listrik Pintar PLN www.pln.go.id

Kehidupan yang semakin modern rupanya memang tidak bisa dilepaskan dari suplai energy yang bernama listrik. Mulai dari keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga, perkantoran dan industri termasuk di dalamnya instansi vital seperti rumah sakit, kini memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap energi listrik. Untuk keperluan rumah tangga saja, mulai dari memasak nasi, air, televisi, radio, handphone, menyeterika, menghidupkan AC dan sejumlah keperluan rumah tangga yang lain praktis tidak bisa dilepaskan dari energi listrik. Demikian pula yang terjadi di perkantoran dan industri maupun rumah sakit yang tentunya membutuhkan suplai energi listrik yang lebih besar dan tingkat ketergantungannya pun tentunya semakin besar pula. Bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi seandainya dalam satu hari saja terjadi pemadaman listrik, semua aktivitas tersebut sudah pasti akan sangat terganggu.

Di tengah meningkatnya kebutuhan dan ketergantungan terhadap energi listrik tersebut, masyarakat sebagai pengguna energy listrik perlu terus diedukasi agar dapat menggunakan listrik secara bijak, hemat dan efisien. Upaya ini sangat penting untuk mengantisipasi ancaman terjadinya krisis energy listrik sebagai akibat melonjaknya pemakaian yang melebihi kapasitas ketersediaan energi tersebut. Hemat energi kini sudah menjadi isu publik yang terus dikampanyekan. Undang-undang nomor 30  tahun 2007 tentang energi, antara lain menetapkan bahwa konservasi energy nasional menjadi tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pengusaha dan Masyarakat. Konservasi energi tidak lain adalah pemanfaatan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi kualitas pemakaian energi yang memang benar-benar diperlukan. Dengan bahasa lain adalah menggunakan energi sesuai dengan kebutuhannya saja, tidak boros dan menghambur-hamburkan energi yang tidak perlu.

Beruntung sekali, merespon isu tersebut PLN sudah melakukan terobosan dengan mengembangkan teknologi listrik pra-bayar atau yang biasa disebut dengan LISTRIK PINTAR PLN. Perlu diakui bahwa teknologi ini telah memberikan salah satu solusi yang bersifat win-win solution, antara user (masyarakat pengguna energi listrik) dan provider (PLN). Artinya, masyarakat sebagai pengguna energi listrik dapat secara bijak mengatur penggunaaan energi listriknya dan akan dikenakan biaya pemakaian energi tersebut dengan lebih akurat. Berbeda dengan model pasca bayar yang sangat mungkin terjadi ketidak-akuratan antara pencatatan atau perekaman meter NCB dengan biaya yang ditagihkan kepada pelanggan. Sementara PLN, sebagai penyedia energi listrik tidak lagi dihantui dengan kerugian akibat membengkaknya tunggakan pembayaran tagihan listrik oleh pelanggan. Dengan demikian maka LISTRIK PINTAR PLN semakin memudahkan pelanggan dan memberikan rasa keadilan, karena pelanggan hanya membayar biaya sesuai dengan pemakaian. Memudahkan karena pelanggan bisa membeli deposit pulsa pra-bayar di berbagai tempat yang melayani online payment dan ATM maupun SMS Banking. Bahkan untuk saat ini sudah banyak pertokoan modern yang bisa melayani pembelian deposit pulsa listrik pra-bayar tersebut, semakin memudahkan bukan?.

Namun demikian, apakah dengan terobosan LISTRIK PINTAR PLN tersebut semua persoalan yang terkait dengan energi listrik selesai?, saya kira tidak. Masih banyak persoalan yang perlu dituntaskan baik oleh PLN sebagai provider maupun oleh para kreator teknologi yang berbasis energy listrik. Apalagi jika dikaitkan dengan isu go green yang terus menguat dewasa ini sebagai solusi mengatasi global warming. Di mana salah satu bentuk energi yang dianggap bersih adalah energi listrik, karena tidak menimbulkan polusi udara dimana-mana. Belakangan ini sudah mulai diwacanakan adanya konversi energi fosil ke energi listrik, misalnya untuk otomotif. Bahkan pada era presiden SBY, yang dipelopori Meneg BUMN Dahlan Iskan, sejumlah uji coba telah dilakukan. Bukan tidak mungkin ke depan hal ini akan menjadi kenyataan. Kendaraan bermotor yang melintas di jalanan tidak lagi digerakkan dengan BBM namun menggunakan energi listrik. Sebuah masa depan yang cemerlang sangat mungkin terjadi seiring dengan kemajuan teknologi dan desakan modernisasi. Pada akhirnya energy listrik akan menjadi tumpuan energi di masa depan yang lebih cemerlang.

Dalam menghadapi isu tersebut, tantangan yang perlu dijawab oleh PLN menurut saya adalah bagaimana bisa meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan terus berusaha menciptakan sumber energi baru yang lebih ramah lingkungan. Kedua hal ini saya kira menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi PLN dalam rangka mewujudkan masa depan bangsa yang lebih cemerlang. PLN harus terus didorong untuk meningkatkan kapasitas SDMnya supaya pelayanan terhadap pelanggan dapat terus ditingkatkan. Di luar itu berbagai riset untuk menemukan sumber energi baru terbarukan juga semakin gencar dilaksanakan. Sampai akhirnya inovasi PLN tidak berhenti pada LISTRIK PINTAR PLN saja, namun juga dapat menyediakan pasokan listrik secara lancar dengan harga yang menyenangkan.

Sementara dari sisi kreator dan industri yang bergerak dalam pembuatan peralatan dan produk-produk yang berbasis energi listrik juga harus terus didorong untuk selalu berkompetisi menciptakan produk atau peralatan yang hemat energi. Untuk itu, pemerintah perlu didorong untuk membuat kebijakan yang berpihak pada penciptaan semua produk hemat energi tersebut dengan cara memberikan insentif atau paket-paket kebijakan lain yang lebih baik.

Memang sebagaimana disebut dalam UU di atas, konservasi energi menjadi tanggung jawab bersama semua stakeholder yang terkait dengan penyediaan dan penggunaan energi. Akan tetapi rasanya tidak mungkin masyarakat bergerak sendiri tanpa adanya edukasi yang terus menerus dilakukan. Dalam hal ini tentu saja pemerintah memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk itu. Pemerintah bersama PLN perlu menyusun program edukasi kepada masyarakat supaya masyarakat juga semakin pintar dalam menggunakan LISTRIK PINTAR PLN. Terobosan yang sudah dilakukan oleh PLN melalui LISTRIK PINTAR PLN menurut hemat saya tidak akan efektif kalau masyarakat tidak di-didik untuk pintar menggunakannya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun