Dalam konteks membaca, Anda juga bisa melakukan hal yang sama. Cari tahu terlebih dulu apa yang ingin Anda dapatkan dari membaca. Hal ini tentunya juga terkait dengan bahan bacaan apa yang Anda cari. Dari sini kebingungan yang Anda alami bisa ditemukan jawabannya. Biasanya akan terasa lebih enjoy kalau kita memulai membaca dari hal-hal yang berkaitan dengan hoby kita. Bacalah sebanyak-banyaknya bacaan tentang hoby Anda itu. Di era digital saat ini, kita tidak perlu repot ke perpustakaan atau toko buku hanya untuk mencari bahan bacaan. Karena informasi saat ini sudah berada dalam genggaman Anda. Tinggal menulis kata kunci di mesin pencarian internet yang ada dalam smartphone, semua informasi yang Anda cari akan keluar. Meskipun biasanya bacaan lebih detail dan lengkap memang tidak bisa kita dapatkan semuanya melalui internet, namun setidaknya teknologi itu memudahkan kita untuk mulai mencicipi kelezatan sebuah bahan bacaan. Aktivitas ini perlu diulang terus dalam setiap waktu dan setiap hari sehingga akan membentuk sebuah kebiasaan yang baik (good habit). Ketika aktivitas membaca sudah menjelma menjadi good habit, saya yakin secara otomatis Anda akan menjalankannya meskipun tanpa disuruh. Â Seperti halnya makan dan minum, ketika kita mulai lapar dan haus kita akan mencari makanan dan minuman itu. Membaca pun demikian, ketika pikiran kita sudah mulai kering akan hal-hal baru kita akan mencarinya untuk mencukupi gizi pikiran kita.
Ketiga, alasan lain yang membuat orang tidak suka membaca adalah persoalan waktu. Ah saya sibuk, tak punya waktu. Ini sebenarnya alasan yang sangat lemah dikemukakan. Karena di era digital seperti saya singgung di atas, kita bisa membaca dimana saja. Ini sebenarnya yang sudah saya lakukan, karena kebetulan saya juga tidak punya banyak luang untuk membaca. Kemudian saya menyiasatinya dengan memanfaatkan teknologi genggam, smartphone. Misalnya saat sedang menunggu seseorang di sebuah tempat, saya menyempatkan membaca hal-hal yang sudah saya rancang di otak sebelumnya. Kemudian –maaf—ketika sedang berada di dalam toilet pun rasanya sayang sekali kalau hanya dilewatkan begitu saja. Begitu juga saat sedang mau tidur, dan sebagainya. Jadi sebenarnya persoalannya adalah bukan karena tidak ada waktu, namun lebih tepatnya barangkali karena kita tidak mengatur  dan memanfaatkan waktu dengan baik. Bukannkah prof. Rhenald Kasali jauh lebih sibuk dari kita, bukankah Dahlan Iskan juga orang yang sangat sibuk. Toh mereka tetap mampu membaca dan menulis secara produktif.
Di luar itu semua, saya yakin masih terdapat dinding-dinding tebal dan tinggi yang menghalangi diri kita untuk membaca. Inilah sebuah tantangan bagi orang-orang yang hidupnya lebih bergairah dan berisi. Memang hidup ini sendiri sesungguhnya merupakan sebuah tantangan yang di dalamnya banyak sekali labirin yang menghalangi langkah kita. Ya memang setiap orang memiliki alasan dan problem yang berbeda, namun semua itu bukan menjadi rintangan sepanjang kita masih memiliki kemauan yang kuat dan terus mencoba tanpa putus asa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H