Mohon tunggu...
Saikhunal Azhar
Saikhunal Azhar Mohon Tunggu... lainnya -

Penulis akan mati, tapi karyanya akan tetap abadi. karena itu menulislah untuk kebahagiaanmu di akhirat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kesederhanaan, Langkah Awal Revolusi Mental

27 Oktober 2014   22:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada yang menarik menyaksikan pelantikan menteri dalam kabinet kerja tadi siang (27/3 2014). Pemandangan tak lazim jelas sekali terlihat. Baru kali ini menteri yang dilantik mengenakan pakaian batik. Sebelumnya, menteri yang dilantik selalu mengenakan setelan jas komplit. Hal ini mengandung pesan yang sangat dalam. Utamanya sebagai upaya kongkrit untuk melatih kesederhanaan seorang pejabat Negara.

KESEDERHANAAN, bagi saya menjadi catatan yang sangat penting untuk mengawali agenda besar yaitu Revolusi Mental. Dengan gaya hidup yang sederhana seseorang tidak macam-macam. Hanya sekedarnya, seadanya sesuai kebutuhan saja. Dalam konteksberpakaian, essensinya adalah bisa menutup aurat, rapi, sopan dan enak dipandang. Pesan inilah barangkali yang ingin disampaikan oleh presiden Jokowi kepada para menterinya tersebut. Jika benar demikian, sejatinya momentum pelantikan menteri yang tergabung dalam cabinet kerja tadi siang sungguh menjadi langkah awal dalam pelaksanaan revolusi mental. Ya..pakaian bisa jadi merupakan komitmen untuk memulai langkah besar ini.

Tentu tidak hanya berhenti dalam hal pakaian saja. Gaya hidup sederhana harus diterapkan dalam berbagai segi kehidupan, makan, kendaraan, hiburan dan lain-lain. Gaya hidup sederhana inilah menurut hemat saya merupakan benteng utama mencegah terjadinya KKN. Karena menurut teori, KKN senantiasa diawali dengan hasrat keduniawian yang tak terpuaskan. Tidak akan pernah cukup. Semakin dipenuhi semakin kurang, begitulah seterusnya. Sifat seperti ini dalam kajian Islam disebut Tamak. Tamak merupakan penyakit hati (baca: mental) yang hanya bisa diobati dengan zuhud (baca: gaya hidup sederhana).

Dalam pandangan sufi, setiap orang harus berlatih zuhud kalau ia ingin memiliki mata hati yang jernih/bening. Mata hati yang bening akan membimbing akal untuk selalu berpikir positif. Demikian sebaliknya. Seorang dengan hati yang bening pasti amanah. Dia tidak akan mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, sekalipun memiliki kesempatan.

Sungguh luar biasa, kalau saja hal tersebut benar-benar dijadikan agenda utama dalam cabinet kerja. Dalam kurun lima tahun mendatang Indonesia akan menjadi bangsa yang besar disegani dunia. Dengan membatasi diri pada gaya hidup sederhana tersebut, akan terjadi efisiensi besar-besaran. Hal ini berarti kebocoran anggaran negara akibat pemborosan para penyelenggaranya dapat dicegah sejak dini. Dengan efisiensi ini pula, defisit APBN dapat dihindari. Dengan itu pula secara bertahap utang Negara bisa dilunasi. Itu semua tentunya harus dibarengi dengan komitmen yang kuat untuk saling mengingatkan agar tradisi sederhana selalu konsisten diterapkan mulai awal masa jabatan hingga akhir nanti. semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun