Mohon tunggu...
Politik

Fenomena Korupsi E-KTP

19 Juli 2017   10:56 Diperbarui: 19 Juli 2017   11:17 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum WR.WB ini tulisan pertama saya mohon maaf jika penulisan dan kata kata saya ada yang kurang berkenan  mohon dimaklumi hehehe.

Saya akan mengangkat fenomena atau berita yang sedang hangat di republik tercinta ini, siapa yang tak kenal DPR ? saya rasa masyarakat pasti tau lembaga yang katanya mewakili rakyat tersebut. Di tahun ini Kembali  membuat rakyat geleng geleng dengan tingkah anggota ahhh bahkan ketuanya bukan prestasi dicapai lagi lagi membuat streotif negatif  rakyat sudah pada tingkat pucuk bahwa lembaga yang dulunya (pada zaman bapak Ir. Soekarno ini sangat dibutuhkan untuk menyuarakan aspirasi dan keinginan rakyat indonesia) kini justru seperti benalu didalam daging mereka hanya memikirkan pribadinya dan anggota kelompoknya jadi tak heran jika masalah korupsi dan suap terjadi di penjabat negeri ini dengan mental yang seperti itu.

Dalam setahun ini masyarakat atau rakyat kembali yang menjadi korban dan cukup menderita dengan adanya kasus korupsi e-KTP, dengan begitu masyarakat yang sedang membuat E-KTP akan lama untuk jadi karena mblangko kosong alias anggaran buat e-ktp di makan sama mereka, dan harus menggunakan ektp sementara yang ribet dengan selembar kertas apalagi EKTP menjadi peran vital bagi masyarakat dalam syarat membuat surat2 seperti STNK,SIM, Lamaran kerja,BPJS, dll. Dengan tanpa merasa bersalah dan berdosa mereka yang mengkorupsi membuatan jutaan rakyat menjadi korban.

Dengan penetapan SN sebagai tersangka Kasus Korupsi EKTP tidaklah mengheran kan menurut saya karena sudah terlihat saat DPR mencegah KPK menggeledah dan maju tak gentar dalam menyelamatkan muka mereka sendiri tapi justru malah terlihat seperti apa aslinya mereka terlebih lebih masyarakat sudah tau dan faham dengan banyak nya kasus mereka yang  ditampilkan dimedia dalam beberapakali kasus yang melibatkan anggota mereka. 

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat, sebelumnya minta maaf jika kata katanya ada yang tidak berkenan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun