Desa Puyung, yang terletak di wilayah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, dikenal sebagai salah satu desa yang produktif dalam pengolahan tahu. Tahu merupakan produk pangan yang kaya akan protein dan sering dikonsumsi masyarakat setempat. Namun, proses pembuatan tahu menghasilkan limbah berupa ampas tahu yang sering kali hanya dianggap sebagai sisa produksi. Limbah ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan masalah lingkungan. Â Dalam upaya untuk meningkatkan nilai tambah limbah tahu dan memanfaatkan potensi lokal, masyarakat Desa Puyung mulai mengembangkan inovasi pembuatan es krim dari limbah tahu. Inisiatif ini muncul sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi lokal serta upaya untuk menciptakan produk pangan yang sehat, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Dengan menggunakan limbah tahu, es krim yang dihasilkan kaya akan nutrisi, terutama serat dan protein, yang menjadikannya alternatif pangan fungsional. Pembuatan es krim dari limbah tahu di Desa Puyung juga didorong oleh semangat masyarakat untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan bahan lokal. Proses ini melibatkan pelatihan dan pemberdayaan kelompok-kelompok usaha kecil, khususnya ibu-ibu rumah tangga, yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa melalui inovasi produk makanan berbasis bahan limbah. Melalui produk es krim ini, Desa Puyung tidak hanya berhasil mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pengembangan kuliner khas desa yang berdaya saing tinggi (Cahyani,dkk 2021).
Secara umum es krim merupakan produk olahan dengan bahan baku susu segar, susu skim, kuning telur, dan gula. Lazimnya bahan cita rasa yang biasa digunakan adalah rasa vanilla, stroberi, dan coklat. Salah satu proses yang dapat dilakukan dalam pengolahan es krim adalah penambahan bahan baku utama "tahu". Tahu merupakan salah satu makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat Pembuatan es krim dari limbah tahu di Desa Puyung bertujuan untuk memanfaatkan limbah tahu yang melimpah, mengurangi pencemaran lingkungan, dan menciptakan produk bernilai ekonomi tinggi. Program ini juga mendukung kreativitas masyarakat desa dalam menciptakan inovasi pangan yang ramah lingkungan dan sehat (Hasna,2018).
Limbah cair tahu atau whey adalah air buangan sisa proses penggumpalan protein kedelai dalam pembuatan tahu. Limbah cair tahu yang dihasilkan dibuang di area produksi yang jauh dari sungai sehingga limbah tersebut tergenang menyebabkan timbulnya aroma busuk yang sangat mengganggu masyarakat yang tinggal di dekat area tersebut. Akumulasi limbah cair tahu juga menyebabkan lingkungan kotor, dan becek. Apabila limbah cair tahu tersebut dimanfaatkan maka dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Salah satu penanganan limbah cair tahu adalah dengan memanfaatkan limbah cair tahu (whey) yang diolah sebagai bahan makanan yang disebut nata de soya. Nata de soya adalah selulosa yang dibentuk aktivitas mikrobia yaitu bakteri Acetobacter xyllinum di dalam medium yang berasal dari kacang kedelai terutama limbah cair tahu (whey). Proses ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, karena proses ini memanfaatkan limbah cair menjadi produk makanan atau bahan baku industri yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Maryam,2020).
Limbah cair mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut yang akan mengalami perubahan fisika, kimia dan biologis yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman tersebut dapat berupa kuman penyakit ataupun kuman yang merugikan baik pada tahu sendiri maupun tubuh manusia. Selain itu, limbah cair yang berasal dari industri tahu merupakan masalah serius dalam pencemaran lingkungan, karena menimbulkan bau busuk dan pencemaran sumber air. Limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang disungai akan menyebabkan tercemarnya sungai tersebut. Limbah cair sisa air tahu yang tidak menggumpal, potongan tahu yang hancur pada saat proses karena kurang sempurnanya proses penggumpalan (Handayani,2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H