Pendidikan karakter berkaitan dengan keseluruhan kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sebab hal itu berkaitan dengan unsur moral, sikap sampai dengan perilaku. Sebuah karakter dikatakan baik apabila seseorang memiliki kemampuan atas pengetahuan sebuah moral, perasaan moral dan tindakan moral. Pendidikan moral dan perilaku tentunya bukan hanya pendidikan di kelas, tetapi pendidikan di keluarga menjadi sangat penting mengingat di sini akan diawali sebuah pendidikan karakter. Selanjutnya sekolah termasuk akan sekolah dasar adalah sebagai tempat pendidikan karakter yang kedua di mana masyarakat akan ikut mengontrol.
Metode cerita merupakan metode yang mudah dan murah. Metode ini dapat menggugah perhatian siswa apabila guru dapat memberdayakan cerita sebaik mungkin. Metode cerita dapat dijadikan sebagai situasi rekreatif dalam pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode cerita dan kasus pembelajaran misalnya, Cerita atau kasus hendaknya runtut da sistematis, Apabila memutus cerita atau kasus, sebaiknya pada saat klimaks-klimaksnya, Pencerita hendaknya pandai bermain peran dan mengerahkan seluruh kemampuan, Perlu didukung alat, dan Jangan lupa pada akhir cerita disimpulkan inti isi cerita.
Diperoleh pemahaman bahwa pembelajaran menyenangkan dipengaruhi oleh guru, metode, materi, dan media. Faktor ini merupakan faktor minimal dan ada pada setiap pembelajaran. Guru merupakan aktor utama dalam pembelajaran. Artinya situasi, interaksi, dinamika,dan kesuksesan dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh guru. Guru yang yang dapat membelajarkan karakter dengan menyenangkan hendaknya memiliki kompetensi sebagai berikut, menguasai materi dengan baik dengan wawasan luas. Memilih, membuat, dan menggunakan media yang memotivasi belajar dsb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H