Suku Batak Paling Banyak Menghasilkan Sarjana
Baru baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) merilis  presentase suku Batak  tahun 2024 yang paling banyak menghasilkan sarjana di Indonesia. Kompas com memuat rilis BPS dengan hasil suku Batak sebagai etnis yang paling terbanyak menghasilkan sarjana pada tahun 2024. Hasilnya adalah peringkat pertama  suku Batak: 18,02%, kedua suku Minang: 18,00%, ketiga suku Bali: 14.54%, keempat suku Bugis: 14,54%, kelima suku Betawi: 14,38%, keenam suku Melayu: 12,6%, ketujuh suku Banjar: 11,24%, kedelapan suku Jawa: 9,56%, kesembilan suku Sunda: 7,59% dan kesepuluh suku Madura: 4,15%.
Rilis hasil data BPS ini bagi saya luar biasa dan tidak menyangka suku Batak menjadi suku nomor satu menghasilkan sarjana untuk Indonesia. Mengapa demikian tidak menyangka hasil seperti itu. Jika dilihat fasilitas pendidikan tinggi yang memiliki nama di daerah tanah Batak di Sumatera Utara tidak banyak jumlahnya. Hanya ada beberapa  universitas yang punya nama dan berkualitas baik fan tidaklah banyak jumlahnya . Sebut saja di Sumatera Utara ada Universitas Sumatera Utara, Universitas Nomensen di Medan, Universitas St Thomas Medan. Sedang perguruan tinggi yang dikenal berkualitas dan asli ada di tanah Batak hanya ada satu yakni Institut Teknologi (IT) Del. Perguruan teknologi di tanah Batak itu diresmikan 1 Desember 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. IT Del didirikan oleh Jend. TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan bersama Devi Pandjaitan. Kampus IT Del berlokasi di Desa Sitoluama, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.
Tingginya angka sarjana dari suku Batak tidak terlepas dari prinsip orang tua dari Tanah Batak yang menyekolahkan anak-anaknya dan harus menjadi sarjana. Kemiskinan tidak menjadi penghalang, mereka berusaha keras menyekolahkan anak-anaknya. Mereka berprinsip kehidupan akan menjadi lebih baik karena memiliki pendidikan yang baik dan setinggi-tingginya. Walaupun fasilitas pendidikan di Tanah Batak terbatas dan sedikit maka para orang tua merantau untuk mendapatkan pendidikan baik bagi anak-anaknya. Bahkan mereka rela kerja keras, kepala menjadi kaki dan kaki menjadi kepala untuk bisa mengirimkan anak-anaknya sekolah serta kuliah di kota atau negara mana pun. Tidak mengherankan bahwa orang Batak mudah dijumpai sedang sekolah atau kuliah di kota-kota seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia.Makanya orang Batak mengatakan bahwa anak adalah Hagabean dan Hamoraan di Au, artinya anak adalah kehormatan dan kekayaan bagi para orang tuanya. Sehingga orang tua dari Tanah Batak bersikeras anaknya harus sekolah dan kuliah untuk memiliki pendidikan tinggi serta menjadi sarjana. Sarjana Tanah Batak Untuk Indonesia.
Jakarta, 29 Januari 2025
Dr. Azas Tigor Nainggolan, SH, MSi, MH.
Seorang Advokat di Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI