Pohon Besar itu Tumbang Akhirnya.
Pagi tadi saya dan Alpen berjalan jalan di kaki Gunung Salak, Bogor. Ketika memasuki kawasan taman kaki Gunung Salak, saya dan Alpen melihat ada Pohon sangat besar dan lebih besar dari pohon lain di sekitarnya roboh. Sambil melanjutkan perjalanan naik ke atas gunung Salak sambil mengambil makna dari tumbangnya Pohon Besar tersebut.
Nah akhirnya saya mau menulis refleksi ini:
Pohon Besar itu awalnya tumbuh subur dan besar cepat sekali. Banyak pohon lain yang tetap waspada melihat perkembangan Pohon Besar. Pohon lain itu tertinggal pertumbuhannya dan tetap kecil. Awalnya pohon itu menjadi tempat tumbuh subur pohon-pohon dan rumput-rumput di sekitarnya. Pohon  Besar itu seakan melindungi dan membantu hidup pohon dan rumput di bawahnya. Dia mengatur fasilitas matahari, air dan makanan pohon dan rumput disekitarnya.
Semua pohon dan rumput rumput menggantungkan hidupnya pada Pohon Besar dan menjaga pertumbuhan Pohon Besar menjadi lebih  subur dan cepat berkembang.  Pohon Besar terus tumbuh segar dan mulai kerja untuk terus tumbuh besar bahkan alam semesta. Pohon sekitar yang mendukung pertumbuhan  Pohon Besar tanpa peduli bahwa mereka terus kerdil dan tidak berbuah. Semua dari makanan dalam tanah alam semesta, daratan, air juga udara habis dikuasai  Pohon Besar hanya untuk dirinya dan rantingnya saja secara rakus. Sementara pohon lain dan rumput terus melindungi Pohon Besar tanpa peduli kerakusan Pohon Besar. Bahkan jika ada pohon lain yang mengkritik Pohon maka pohon lain di sekitarnya akan membela mati matian. Banyak pohon lain dan rumput rela pasang tubuhnya membela hingga mati sekalipun  menjadi humpus dan pupuk bagi Pohon Besar. Ternyata kalian ditipu oleh si Pohon Besar. Kalian dibius oleh Pohon Besar hingga kalian tidak sadar ditipu besar besaran dan memalukan. Para pendukung Pohon Besar itu sekarang baru sadar ketika obat bius habis pengaruhnya. Kalian tersadar bahwa Pohon Besar adalah penipu besar dan kalian membela dia sebelumnya. Begitulah politik kekuasaan, sangat oportunis. Hukum alam pun membuktikan bahwa karma itu tidak tidur. Waktu berjalan, perlahan mulai terlihat keberadaan dan tumbuhnya Pohon Besar. Alam Semesta tempat tumbuh Pohon Besar mengetahui kerakusan hidup Pohon Besar yang sebenarnya. Ternyata Pohon Besar itu sangat rakus, justru mengambil lebih banyak dari yang diberikannya pada pohon dan rumput yang merasa dihidupi berkat kerja Pohon Besar. Akhirnya pohon lain dan rumput rumput yang sebelumnya mendukungnya sadar kerakusan dan kebohongan Pohon Besar.
sampai mau menguasai lahanWaktu dan alam semesta akhirnya menunjukkan kepada semua pohon dan rumput hal yang sebenarnya. Ketika turun hujan besar, membongkar semua kebohongan dan kerakusan. Â Pohon Besar itu roboh dan tumbang jatuh ke tanah alam semesta. Rupanya akar Pohon Besar itu tidak kuat hanya akar serabut. Kejadian itu memberi bukti bahwa Pohon Besar itu hanya memilikiÂ
akar serabut kecil yang tidak kuat. Alam semesta menunjukkan kepada semua pohon dan rumput baik yang sebelumnya mendukung dan tetap kritis bahwa Pohon Besar rakus berkuasa untuk dirinya sendiri. Buktinya adalah akarnya hanya akar serabut bukan akar tunggang yang kuat diberi oleh tanah alam semesta.Pertumbuhan akar Pohon Besar dihalangi tumbuhnya oleh alam semesta melalui para batu batu besar. Akibatnya Pohon Besar itu hanya besar megah penampilan dengan dahan dan daun yang banyak tanpa buah bagi pohon dan rumput rumput sekitarnya. Dia  tidak benar membela hidup pohon lain dan rumput rumput seperti pertumbuhan badannya yang besar tapi tidak mengakar dengan akar tunggang besar. Kerakusan dan kebohongan membuat dia lupa dan tidak sadar bahwa alam semesta tidak bisa dibohongi dan punya jalan sendiri melawan dan menumbangkan Pohon Besar. Akhirnya Pohon Besar itu tumbang dan roboh jatuh ke tanah menimpa pohon lain dan rumput rumput di di sekitarnya. Ketika Pohon Besar tumbuh subur dengan kerakusan sendiri dan tumbang roboh ke tanah, pohon lain lebih kecil dan rumput rumput tetap menjadi korban. Pohon pohon kecil dan rumput rumput harus merubah hidup berpikirnya dan dirinya agar tidak selalu menjadi korban kebohongan juga tipuan  dari pohon yang ingin menjadi Pohon Besar.
#astina #azastigornainggolan
#kekuasaanÂ
Bogor, 28 Januari 2025
Astina.
Dr. Azas Tigor Nainggolan, SH, MSi, MH.