Mohon tunggu...
azas tigor nainggolan
azas tigor nainggolan Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Aktivis Perkotaan yang Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kapur Epifani.

5 Januari 2025   23:29 Diperbarui: 5 Januari 2025   23:29 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapur Epifani . Sumber foto: astina

Kapur Epifani.

Hari Minggu ini, Yoseph dan saya merayakan Ekaristi kembali di Gereja Katedral Jakarta. Pada hari Minggu ini Gereja Katolik Merayakan Hari Penampakan Tuhan yang biasa diikuti dengan Perayaan Hari Anak Misionaris Sedunia.  Penampakan Tuhan yang pertama kali diturunkan oleh Tuhan adalah dengan mengutus Putra TunggalNYA yakni Yesus Kristus pada Hari Raya Natal, Kelahiran Yesus di Betlehem. Tuhan Allah turun dan menjadi dalam sosok seorang bayi, kanak kanak Yesus sebuah semangat merendahkan diri  menjadi manusia di dunia untuk menyelamatkan seluruh manusia.Salah satu peristiwa sejarah Gereja dalam kelahiran Yesus adalah kedatangan tiga orang Majus yang menemui bayi Yesus di palungan di kandang domba di Betlehem. Mereka bertiga, orang Majus ini membawa persembahan Emas, Kemenyan dan Mur sebagai tanda memuliakan Yesus yang baru dilahirkan oleh Bunda Maria. Tadi setelah perayaan Ekaristi, saat umat keluar dari Gereja Katedral dibagikan Kapur Epifani dan brosur petunjuk doanya. Yoseph, anak saya  dan saya pun diberikan Kapur Epifani saat keluar dari Gereja Katedral Jakarta. Kapur Epifani adalah kapur yang diberkati oleh imam pada misa Hari Raya Epifani dan digunakan untuk menandai pintu rumah dalam tradisi Gereja Katolik. Tradisi ini disebut "Berkat Epifani" (Epiphany Blessing).

Kapur Epifani digunakan untuk menuliskan simbol 20 + C + M + B + 25 di atas ambang pintu masuk utama rumah. Simbol ini memiliki makna sebagai berikut:
20: Angka tahun perayaan
C, M, B: Inisial nama tiga orang Majus yang menemui Yesus di Betlehem, yaitu Caspar, Melchior, dan Balthasar. Ketiga huruf ini juga

Kapur Epifani. Sember foto: astina
Kapur Epifani. Sember foto: astina
merupakan singkatan dari kalimat Latin Christus Mansionem Benedicat, yang artinya "Semoga Kristus memberkati rumah ini".+: Tanda salib, yang melambangkan bahwa melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus, semua rahmat mengalir di dalam keluarga.Tradisi ini dilakukan untuk meminta berkat Tuhan ke dalam rumah dan kehidupan keluarga sepanjang tahun. Selain itu, tradisi ini juga menandai komitmen keluarga untuk selalu menyambut Kristus dalam seluruh kehidupan keluarga.

Pembagian Kapur Epifani oleh pengurus Gereja Katedral ini bermakna ingin membangun keselamatan bersama dan menjalankan tradisi Gereja Katolik dalam keseharian secara nyata. Sebuah cara mengajak belajar tradisi Gereja yang simpati dan kreatif

Altar Gereja Katolik. Sumber Foto: astina
Altar Gereja Katolik. Sumber Foto: astina
dari Pengurus Gereja Katedral Jakarta.  Kesempatan ini juga bermakna bahwa kita diajak belajar dari ketiga orang Majus yang menghormati dan memuliakan Yesus Kristus sejak awal dilahirkan. Kedatangan mereka juga untuk mewartakan kelahiran Tuhan Sang Juru Selamat Dunia dengan mempersembahkan apa yang ada dan mereka miliki kepada Yesus. Kita sebagai umat yang percaya pada Yesus diajak memuliakan Tuhan dengan mempersembahkan diri kita, kesetiaan kita dan kekuatan kita kepada Tuhan Sang Pencipta Semesta Alam. Kita sebagai Gereja diajak mewujudkan  arah dasar  Gereja dengan  mempersembahkan diri kita, kesetiaan kita dan kekuatan kita untuk sesama kita yang miskin dan menderita serta berkebutuhan khusus demi memuliakan Sang Pencipta Semesta Alam. AMDG
Pada  Hari Raya Penampakan Tuhan.
Astina, 5 Januari 2025.

#gerejakatolik #astina 

#azastigornainggolan #katolik 

#kapurepifani 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun