AI ternyata tidak cerdas dan tidak maha tahu
Kemarin saya baru pertama kali mencoba fasilitas teknologi AI. Saya penasaran viralnya sikap mendewakan teknologi AI belakangan ini. Saya mencoba mencari tahu informasi  tentang diri saya melalui fasilitas. Sebelumnya banyak kawan saya yang menggunakan dan bahkan tergantung menggunakan AI untuk mencari Hasil pencarian Artificial Intelligence, sumber foto: astina
informasi serta menjadikan refrensi tulisannya, lalu menyebarkannya ke publik. Melihat itu saya sering mengkritik bahwa informasi yang didapat dan disebarkan oleh kawan tersebut banyak salahnya. Saya coba menyampaikan kritik saya tersebut dan agar tetap kritis dengan informasi yang didapat melalui AI. Â Tapi tetap saja, saya melihat banyak orang yang bangga menggunakan info dari AI tanpa sikap kritis dan itu menyesatkan juga membodohi serta kita kehilangan rasa kritis sebagai penulis atau pembaca.Kemarin saya coba mencari informasi tentang diri saya sendiri. Hasilnya adalah dikatakan saya, Azas Tigor Nainggolan adalah musisi bagian dari band Naif. Hahahahahaha saya dikatakan sebagai musisi. Wah sangat tersanjung saya jadi musisi sekarang menurut versi AI. Rasanya saya aneh, kok saya informasi oleh AI dikatakan sebagai musisi band Naif. Berarti ada yang salah atau kesalahan sistem AI dalam mencari, mendapatkan dan menyebarkan informasi yang diminta. Tidak ada saringan dan itu dapat lalu keluar begitu saja tanpa rasa ingin mengkritisi dulu informasi tersebut.
Banyak pihak
yang menyadari bahwa Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan mesin dan komputer untuk meniru kecerdasan manusia dan memecahkan masalah. AI dapat menganalisis data, mengidentifikasi pola, dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat prediksi atau mengambil tindakan. Namun sehebat apa pun teknologi memiliki keterbatasan dalam merasakan informasi yang teknologi berikan. Dalam memberikan informasi, AI hanya berdasarkan permintaan lalu perintah sistem teknologinya itu sendiri. Berbeda dengan kecerdasan manusia yang manusiawi, ada saringan rasa kritis dalam mencari, mengolah dan menyebarkan.Perjalanan waktu akan disertai perkembangan teknologi di sekitar kita. Tetap kritis dan bijak, dan memiliki rasa karena itu yang kita manusia miliki diberikan Tuhan sebagai kelebihan kepada manusia ciptaannya. Sementara teknologi adalah buatan manusia yang berarti berada lebih rendah dari ciptaan Tuhan. Lebih rendah karena sifatnya teknologi membuat atau mengembangkan dari teknologi yang sudah ada sebelumnya. Sebuah ciptaan, mengadakan sesuatu dari yang belum ada sebelumnya dan itu otoritas Tuhan Allah, Maha Pencipta, Maha Tahu, Maha Agung. Gunakanlah teknologi dengan bijak dan tidak menjadikannya sebagai maha tahu karena banyak memiliki kekurangan dan kelemahan. Jadikanlah teknologi secara bijak untuk membantu dan mendukung kehidupan agar kemanusiaan lebih dihormati.
Astina, 21 Desember 2024.
#merenungakhirtahun #teknologi #manusia #astina #azastigornainggolan #artificialintelligence #ai #cerdas #kritis #rasa #kemanusiaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H