Heru, PJ Gubernur yang membereskan Jakarta.
Tanpa banyak bicara dan menyalahkan orang lain, PJ Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono membenahi dan membereskan sejumlah program pelayanan publik yang  mangkrak di Jakarta. Sebagai seorang gubernur, Heru Budi Hartono memang memilih memenuhi tugas memberikan pelayanan publik terbaik pada warganya. Pemenuhan itu dilakukan dengan menuntaskan selesai program-program pembangunan yang terbengkalai saat mukai ditugaskan memimpin pembangunan kota Jakarta. Setidak untuk dua persoalan besar Jakarta, yakni pengendalian banjir Jakarta dan integrasi transportasi publik massal di Jakarta ada penyelesaiannya, yang sebelumnya terdiam - tidak terdengar kelanjutan pembangunannya.
Kota Jakarta pada selama lima tahun sebelumnya berada pada titik tanpa pembangunan berarti dan berjalan otomatis saja. Banyak pembangunan layanan publik yang harus dilanjutkan, didiamkan saja tanpa kelanjutan. Misalnya saja pembangunan Sodetan Ciliwung selama lima tahun mangkrak seolah tidak bisa diselesaikan. Oleh kerja Gubernur Jakarta bisa diselesaikan dalam 5 bulan saja sudah terhubung Sungai Ciliwung dan Kanal Banjir Timur oleh sebuah Sodetan Ciliwung. Â Padahal Sodetan Ciliwung ini sangat dibutuhkan untuk mengendalikan banjir Jakarta. Tingginya debit air pada musim hujan di Jakarta dan disekitar bisa dibagi dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur yang dibangun sekitar 15 tahun lalu.
Selain menyelesaikan Sodetan Ciliwung, untuk mengendalikan debit air yang tinggi yang biasa menjadi sumber banjir Jakarta, Gubernur, Heru Budi Hartono menjelaskan, untuk penanganan banjir di Jakarta dibangun  infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk/embung, penguatan tanggul kali, pembangunan sistem polder/pompa, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan.
Hasilnya ada penurunan banjir mulai turun dalam dua tahun terakhir ini. Berdasarkan data dari  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2020, banjir mencapai 101 kejadian dengan 42.383 kepala keluarga dan 151.337 orang terdampak. Sedangkan pada 2021, ada 72 kejadian dengan 18.325 kepala keluarga, 51.294 orang terdampak, serta lima orang meninggal dunia.
Pada 2022, ada 129 kejadian banjir dengan total 110 kelurahan terdampak. Jumlah warga terdampak sempat naik 22.023 jiwa dengan dua orang meninggal dan 3.672 jiwa mengungsi. Sementara, pada 2023 lalu, angka kejadian banjir turun menjadi 65 kasus yang merupakan angka terendah selama empat tahun terakhir. Berarti upaya penangan dan pembangunan infrastruktur penanganan banjir oleh gubernur Jakarta, Heru Budi Jakarta membuahkan hasil positif dalam mengendalikan banjir dimana warga terdampak berkurang karena kejadian banjirnya pun berkurang.
Begitu pula dalam pembangunan fasilitas transportasi publik massal di Jakarta dalam dua tahun ini ada hasil positif. Belum setahun menjadi gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono langsung cepat melanjutkan pembangunan lanjutan terhadap MRT Jakarta dan LRT Jakarta.  Pembangunan MRT Jakarta ini dilakukan untuk  fase 2 yang panjangnya sekitar 11,8 KM. Fase 2 MRT Jakarta ini dari kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat hingga ke  Ancol Barat, Jakarta Utara. Pembangunan Fase 2 ini melanjutkan koridor utara---selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019 lalu, yakni dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI. Hadirnya dibangun fase 2 ini, menjadikan total panjang jalur utara---selatan MRT Jakarta menjadi sekitar 27,8 kilometer.
Juga lima bulan setelah menjadi gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono juga langsung tancap gas membangun lanjutan LRT Jakarta. Selama lima tahun sebelumnya LRT Jakarta fase 1A terdiam tidak disentuh pembangunan lanjutan ke Manggarai dan Dukuh Atas. Oleh gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono dilanjutkan pembangunan LRT Jakarta dari Stasiun Velodrome ke Manggarai dan akan dilanjutkan fase 1C Â hingga ke Dukuh Atas. Â LRT Jakarta Fase 1A Â sudah beroperasi sejak 2019 dengan panjang rutenya 5,8 kilometer dari Pegangsaan Dua, Jakarta Utara ke Velodrome, Jakarta Timur. Jalur tersebut sekarang ini sedang berlangsung pembangunan perpanjangan dari Velodrome ke Manggarai, Jakarta Selatan sepanjang 6,4 km melalui fase 1B. Targetnya proyek pembanguan Fase 1B ini akan beroperasi pada awal 2027. Pembangunan perpanjangan rutenya LRT Jakarta akan berlanjut hingga Dukuh Atas melalui proyek Fase 1C Manggarai ke Dukuh Atas. Pembangunan LRT Jakarta hingga ke Dukuh Atas akan membuka ruang transportasi bagi wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur ke Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan lalu ke Jakarta Barat.
Melihat pembangunan infrastruktur transportasi publik massal modern MRT dan LRT Jakarta menandakan juga  bahwa Jakarta terus membangun dirinya menjadi Kota Global. Salah satu syarat Kota Global adalah tersedianya transportasi publik massal modern yang berkelanjutan, yakni aman - nyaman dan akses terintegrasi. Salah satu titik integrasi transportasi publik massal adalah di daerah Dukuh Atas. Pada titik Dukuh Atas ini semua moda transportasi publik massal yang ada yakni MRT Jakarta, Transjakarta, KRL Jabodetabek, LRT Jabodebek, LRT Jakarta dan Kereta Bandara terintegrasi secara baik.
Kerja pembangunan fasilitas publik untuk mengendalikan dan mengurangi dampak buruk banjir jakarta adalah sesuai kebutuhan yang dilakukan oleh seorang gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono. Begitu pula pembangunan perpanjangan rute layanan MRT Jakarta dan LRT Jakarta adalah kerja nyata membuka ruang bertransportasi warga Jakarta secara aman, nyaman, akses dan terintegrasi baik. Pembangunan yang dilakukan oleh gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono adalah bukti bahwa warga Jakarta dipenuhi haknya untuk hidup aman dan nyaman serta berkembang dengan baik dan manusiawi. Tanpa banyak omong dan menyalahkan orang lain, gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono bekerja membangun  Jakarta dan penuhi hak warganya agar Jakarta menjadi Kota Global dengan Sejuta Pesona.
Astina, 1 Agustus 2024.