Mohon tunggu...
azas tigor nainggolan
azas tigor nainggolan Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Aktivis Perkotaan yang Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penambahan Waktu untuk Antisipasi Arus Balik Mudik Lebaran

7 Mei 2022   20:09 Diperbarui: 7 Mei 2022   20:19 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penambahan Waktu untuk Antisipasi Lalu Lintas Arus Balik Mudik

Menurut catatan pantauan media massa dan pemerintah bahwa arus mudik telah dimulai sejak sebulan sebelumnya. Saat itu memang pemerintah juga menyarankan ada masyarakat mudik lebih awal jauh dari tanggal puncak sebelum hari raya Lebaran.  Sementara waktu untuk kembali  atau  arus balik para pemudik hanya ada satu minggu. 

Walaupun arus mudik sudah terjadi sejak sebulan sebelum hari raya Lebaran, ternyata masih terjadi kepadatan atau kemacetan di beberapa titik jalan tol atau juga di pelabuhan penyeberangan.  

Data arus balik terus meningkat sejak beberapa hari ini dan membuat kepolisian menambah panjang dan waktu rekayasa lalu lintas One Way (satu arah) di jalan tol ke Jakarta. 

Tujuan Penambahan ini agar tidak terjadi kemacetan panjang di jalan tol menuju Jakarta.  Tetapi penambahan waktu rekayasa One Way membuat kepadatan dan kemacetan di jalan arteri seperti di arah Jakarta Bekasi juga di daerah lain.

Kondisi kepadatan atau kemacetan ini akan menjadi lebih padat lagi menjelang tanggal akhir libur pada  9 Mei 2022. Hari ini sudah tanggal 7 Mei 2022 terjadi kepadatan bukan hanya di jalan tol atau jalan arteri tetapi juga di sarana pelabuhan  penyeberangan. Untuk mengantisipasi lonjakan kepadatan dan kemacetan arus balik mudik ini muncul beberapa usulan agar dilakukan penambahan masa libur bagi anak sekolah setelah tanggal 9 Mei 2022. 

Ada juga usulan agar bagi aparatur sipil negara (ASN) diberlakukan kerja dari rumah (WFH) seminggu ke depan. Usul tersebut dilakukan untuk mengantisipasi agar bisa mengendalikan  padatan dan kemacetan  yang bisa jadi menimbulkan masalah bagi pemudik. Ternyata antisipasi rekayasa lalu lintas sekarang ini tidak mampu mengendalikan kepadatan arus mudik maka perlu tambahan kebijakan untuk memecah arus balik.

Antisipasi ledakan arus balik mudik, memaksa Presiden meminta pemudik menunda kepulangan. Begitu pula menteri Pemberdayaan aparatur negara memberi kesempatan bagi ASN bekerja dari rumah  (WFH) seminggu ke depan.  Fakta di lapangan terlihat memang agak lambat dan tidak adanya petugas kepolisian yang memadai mengatur arus lalu litas di jalan. 

Ajakan Presiden untuk menunda pemudik kembali ke daerah tujuan serta perlu tambahan waktu arus balik mudik harus dilakukan serta disosialisasikan segera.  

Langkah cepat lain yang dapat dilakukan adalah menurunkan dan menggerakkan petugas kepolisian dalam memperlancar arus balik tidak hanya di jalan tol tetapi juga di jalan arteri. Selain itu perlu dilakukan penambahan fasilitas transportasi publik bagi pemudik untuk kembali ke Jakarta dan kota tujuan lainnya.

Memang pada masa  arus balik ini harus ada kebijakan  berupa fasilitasi waktu yang lebih panjang seperti saat arus mudik.   Padahal sejak awal sudah banyak masyarakat yang memberi  saran agar ada perencanaan lebih baik untuk mengantisipasi ledakan kepadatan dan kemacetan lalu lintas pada masa arus mudik dan arus balik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun