Mohon tunggu...
azas tigor nainggolan
azas tigor nainggolan Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Aktivis Perkotaan yang Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Buang Uang Logam Anda

28 Agustus 2021   07:07 Diperbarui: 28 Agustus 2021   07:21 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jangan Buang Uang Logam Anda.
Orang Miskin Lebih Punya Hati untuk Orang Miskin.

Kemarin siang Tiarlin WA saya: "ada order kerjaan nih, mau gak?"
"Ada order kerjaan apa?"
"Tolong bikinin foto dan video untuk Bu Rati (44 thn) sekeluarga". Bu Rati, pak Budi Suaminya (48 thn), Okta (putri sulungnya, 26 thn), Opa (putri kedua, 16 thn) dan Biyan (putra bungsu 6 thn) adalah tetangga sebelah rumah kami di Ciapus, Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bu Rati sehari berjualan tanaman hias juga Jamu Jahe Merah Instan dan pak Budi bekerja sebagai buruh bangunan

Setelah itu Tiar cerita tentang pengalaman  si Biyan, anaknya Bu Rati, atau Bu Budi biasa kami sekeluarga memanggilnya. Biyan  anak bu Bu Rati itu sering membawa pulang uang logam Rp 100 atau Rp 200 yang ditemukannya di jalan atau luar rumah. Kalo uangnya kotor nanti Biyan ibunya cuci lalu dimasukan ke dalam tabungan kaleng. Bu Rati sekeluarga, pak Budi suaminya Bu Rati, Okta (putri sulung) dan Opah (putri nomor dua) memiliki kebiasaan menabung uang untuk memberi sumbangan atau bantuan untuk sesamanya.

Kami sekeluarga sering ngobrol juga bekerja  bersama dengan keluarga Bu Rati tentang banyak hal. Salah satu pembicaraan dan kegiatan favorit kami dua keluarga ini adalah membangun  usaha pengembangan warga sekitar serta menolong sesama. Bu Rati ini salah satu teman Tiar membuat Jamu Jahe Merah Instan untuk usaha ekonomi alternatif warga kampung Warung Loa, Ciapus sejak awal pandemi covid 19. Masa pandemi covid 19 ini banyak juga inisiatif kawan-kawan kami menolong sesama yang terdampak Pandemi. Sejak pandemi bulan Maret tahun 2020 kami sering melakukan kegiatan bantuan dan distribusi bantuan sosial pada warga sekitar rumah saya dan Bu Rati.

Juga kami sering mendiskusikan bantuan bagi penderita Covid 19, salah satunya yang di lakukan oleh mbak Susy. Bantuan yang disalurkan oleh mbak Susy sekarang adalah memberi bantuan peti jenasah kepada penderita covid 19 yang wafat dari keluarga miskin. Pengalaman perjuangan mbak Susy ini menggerakkan banyak orang ingin membantu juga. Termasuk juga Bu Rati sekeluarga ingin ikut membantu pengadaan peti jenasah penderita covid 19. Kemarin itu Bu Rati bercerita pada Tiar ingin menyumbangkan tabungan mereka sekeluarga 6 bulan untuk pengadaan peti jenasah.

Nah langsung Tiar menghubungi mbak Susy dan membantu menghitung uang logam tabungan keluarga Bu Rati di rumahnya. Hasilnya lumayan banyak, selama 6 bulan terkumpul tabungan sebesar Rp 147.000 dan kami kirim pada mbak Susi dengan pesan "sumbangan peti jenasah dari Bu Rati sekeluarga". Mendengar keinginan  Bu Rati sekeluarga membuat saya ingat pengalaman bekerja bersama warga miskin selama ini yang membantu sesamanya yang miskin juga. Uang logam kecil tetap berharga bagi orang kecil. Jangan Buang uang logam anda.  Jika kita tidak mau atau tidak butuh uang logam kecil,  ya dikumpulkan ditabung saja  seperti Biyan dan Bu Rati, lalu disumbangkan kepada yang membutuhkan.

Ya memang orang miskin lebih punya hati untuk orang miskin. Mereka memberi dari kemiskinannya dengan sepenuh hati. Terima kasih Tuhan masih ada teman kami yang punya hati juga untuk sesamanya. Mari kita terus menjaga kesehatan dan taati Prokes Covid 19 agar pandemi ini usai. Amin.

Astina, 27 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun