Mohon tunggu...
Tika Azaria
Tika Azaria Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Menulis sebagai pekerjaan dan menyalurkan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Laut Itu Sumber Kehidupan, Bukan Tempat Sampah

31 Oktober 2018   15:52 Diperbarui: 1 Oktober 2021   15:28 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Antara/YUSUF NUGROHO


Beberapa bulan lalu viral di media sosial foto sampah kemasan shampoo tahun 80-an yang masih utuh di pantai. Secara logika, sudah sangat jelas bahwa sampah plastik tidak akan hancur atau amat sangat susah untuk terurai di lingkungan. 

Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran bagi kita semua. Mengingat sampah plastik menjadi salah satu masalah lingkungan yang meresahkan.

Bahkan ditakutkan jumlah sampah plastik di lautan akan lebih banyak dibanding jumlah ikan. Seperti ungkapan John Kerry ketika menghadiri Our Ocean Conference 2018 di Bali 29-30 Oktober 2018 kemaren.

"Nantinya akan ada lebih banyak plastik di lautan ketimbang ikan, sementara makin banyak orang yang menginginkan ikan segar ada di atas piring mereka saat makan," begitu kata mantan menteri luar negeri Amerika Serikat tersebut.

Apa yang dikatakan John Kerry benar adanya.

Di Indonesia saja, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) sebelumnya mencatat ada sekitar 3,2 juta ton limbah plastik per tahunnya.

Ini menjadikan Indonesia sebagai pembuang sampah ke laut nomor 2 di dunia. Prestasi yang amat sangat memalukan!

Kok Bisa?

Ya, bisa. Ini karena kebiasaan masyarakat yang masih suka membuang sampah sembarangan. Pola pikir yang masih sering mengkonsumsi kantong plastik sekali pakai, misalnya.

Kita sebagai masyarakat tidak pernah berpikir untuk jangka panjang. Tahukah kamu dengan membuang sampah sembarangan ke lingkungan, sampah-sampah plastik tersebut akan bermuara ke pantai dan laut. Llau selanjutnya yang terjadi adalah rusaknya eksistem laut yang akan merugikan kehidupan kita, manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun