Mohon tunggu...
Azaria Thahira
Azaria Thahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya menonton film

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Pesona Kuliner Katupek Lamak Khas Pariaman yang Wajib Dicoba

24 April 2024   22:00 Diperbarui: 24 April 2024   22:13 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pariaman merupakah salah satu kota yang terdapat di Sumatera Barat yang terkenal dengan keindahan alam yang memukau dan tradisi serta kebudayaan yang sangat menonjol. 

Selain itu, terdapat juga sejumlah kuliner khas yang tidak boleh dilewatkan ketika mengunjungi Pariaman, salah satunya katupek lamak. Kehadiran katupek lamak sebagai kuliner khas Pariaman telah menjadi favorit banyak orang di Sumatera Barat bahkan di seluruh Indonesia yang berkunjung ke kota ini. Kelezatan yang unik dan proses pembuatan yang tradisional membuatnya memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. 

Di balik kelezatan dan proses pembuatan katupek lamak yang unik, terdapat pula sejarah awal terciptanya katupek lamak yang berkaitan dengan budaya di Minangkabau, yang merupakan etnis mayoritas di Sumatera Barat. Kata "katupek" berasal dari bahasa Minang yang berarti "dibungkus", sedangkan "lamak" mengacu pada daun kelapa yang digunakan sebagai pembungkus makanan tersebut. 

Katupek lamak pertama kali diciptakan oleh para ibu-ibu di pedalaman Minangkabau sebagai makanan praktis untuk dibawa saat mereka pergi bekerja ke ladang atau kebun. Seiring dengan perkembangan zaman, katupek lamak tidak hanya menjadi makanan untuk bekerja di ladang, tetapi menjadi bagian dari budaya kuliner di Pariaman.

Proses pembuatan katupek lamak memerlukan ketelatenan dan keahlian khusus. Bahan utamanya adalah beras, yang dimasukkan ke dalam sarang ketupat dan direbus dengan santan kelapa, lalu diberi sedikit garam dan daun pandan untuk memberikan aroma yang harum. 

Katupek lamak biasanya di masak dengan menggunakan tungku kayu agar lebih enak, tetapi sebagain orang juga menggunakan kompor gas agar lebih praktis. Kelezatan katupek lamak tidak hanya berasal dari bahan-bahan yang digunakan, tetapi juga dari cara pengolahan yang dilakukan dengan hati-hati dan penuh kesabaran. 

Tampilan atau bentuk luar katupek lamak hampir sama dengan katupek gulai, namun teksturnya lebih lunak dari ketupat biasanya. Katupek lamak biasanya dimakan dengan sambalado yang diberi belimbing wuluh sehingga memberikan sedikit sensasi asam, agar lebih lengkap lagi ditambah dengan sala lauak khas Pariaman dengan rasa ikan yang kuat akan lebih lezat dan menggugah selera.

Meskipun katupek lamak berasal dari Pariaman, kini kuliner ini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Banyak warung makan dan pedagang kaki lima yang menjajakan katupek lamak sebagai salah satu menu andalannya. 

Dengan berkembangnya industri makanan, katupek lamak telah mengalami perubahan dalam cara pembuatannya. Beberapa produsen mungkin menggunakan bahan-bahan instan atau bumbu-bumbu yang sudah jadi untuk mempercepat proses produksinya. Meskipun demikian, banyak warung makan atau rumah makan di Pariaman yang tetap mempertahankan cara tradisional dalam pembuatan katupek lamak.

Dengan mencicipi katupek lamak, kita tidak hanya menikmati kelezatan kulinernya, tetapi juga merasakan sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya. Selain itu, juga dapat memperkaya pemahaman kita akan warisan budaya Minangkabau. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner ini saat berkunjung ke Pariaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun