Indonesia mengonfirmasi Coronavirus Disease 2019 atau biasa disebut Covid-19 masuk ke Indonesia sejak maret 2019. Penyakit yang langka dan baru terjadi sekarang di Indonesia. Virus corona (Covid-19) adalah penyakit yang terbaru akibat dari virus corona yang penyebarannya melalui udara saat orang batuk,berbicara,maupun bersin. Jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia kian meningkat seiringnya waktu bertambahnya kasus ini membuat angka covid-19 di Indonesia menembus angka 2,23 juta jiwa. Sejak kemunculannya virus ini membawa banyak masalah dan menimbulkan dampak yang luar biasa bagi Indonesia. Banyak sektor yang jatuh karena dampak covid-19 ini, yang paling terasa buruknya yaitu pada sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Kemunculan virus corona ini menjadi pukulan berat banyaknya sektor usaha yang terkena dampak dan imbasnya. Covid-19 sangat berdampak pada ekspor impor, angka kemiskinan, infasi, nilai tukar rupiah hingga kinerja indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia . Ujungnya, pertumbuhan ekonomi indonesia dipaksa masuk kejurang resesi akibat tumbuh minus. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami minus 2,07 persen yang terjebak dalam jurang resesi selama tiga kuartal beruntun. “pertumbuhan ekonomi pada saat 2020 mengalami penurunan 2,07 persen,” kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam sesi teleconference, jumat (5/2/2021).
Dalam sektor ekonomi sendiri ada namanya ekonomi pangan yang merupakan aplikasi ekonomi dan manajemen dalam bidang industri perdagangan dan pelayanan pangan. Akibat dampak covid-19 sektor ekonomi pangan di Indonesia mengalami penurunan. Masyarakat di buat pusing karena melemahnya sektor ini. Pada dasarnya pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Karena pangan adalah kebutuhan pokok maka hal itu harus tercukupi setiap harinya. Namun karena dampak covid-19 ini banyak orang kehilangan pekerjaannya sehingga untuk mencukupi kebutuhan pokok saja sekarang sangat sulit. Pandemi covid-19 membawa beberapa dampak yang terlihat sangat signifikan dalam faktor perekonomian yang berakibat pada sektor ketenagakerjaan.
Menteri ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkap data dari BPS ada 29,12 juta penduduk yang bekerja dan terkena covid-19. Rincian total 29,12 juta orang dengan angka pengangguran karena covid-19 sebesar 2,56 juta pekerja biasa sebesar 0,76 juta orang,tidak bekerja 1,77 juta orang sedangkan orang yang bekerja mengalami pembatasan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang. Sementara itu jumlah pengangguran yang terjadi meningkat secara total, semua orang merasa kesusahan atas kondisi saat pandemi virus ini. “Akibat pandemi jumlah pengangguran semakin pesat menjadi 9,7 juta orang yang terbagi dari tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen di Indonesia,”kata Manaker ida saat menjadi keynote speaker membuat kebijakan untuk memperluas kesempatan kerja dan impikasinya,Selasa (24/11/2020). Pengangguran umumnya terdengar sangat biasa dikalangan milenial karena banyaknya pengangguran menimbulkan naiknya kemiskinan termasuk pada generasi milenial umur 15 sampai 24 tahun yang 3 kali lebih rentan dibandingkan jaman dulu. Bahkan sekarang mereka bingung untuk memulai meniti karier sebab mereka tidak mendapatkan manfaat edukasi yang layak, financial, kesempatan kerja, kesehatan serta kesejahteraan di usia muda. Sebaiknya dalam hal ini mereka harus aktif,kreatif dan berfikir kritis dalam berkarya. Karena kondisi yang sangat menuntut setiap orang untuk cepat beradaptasi dengan segala perubahan dalam hal pemanfaatan kita yang merupakan pemuda penerus bangsa ini haruslah berinovasi untuk menghadapi problema permasalahan ekonomi di era pandemi covid-19.
Peran pemuda dan milenial saat ini sangat penting terutama dalam memberikan informasi dan edukasi kepada orang-orang sekitarnya. Pasalnya milenial sekarang paham akan teknologi dan juga informasi terbaru. " Teknologi yang dikuasai kaum milenial sangat modern dengan pemikiran kritis dalam menginformasikan sesuatu hal,dengan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk menyikapi perubahan dimasa depan, " kata Hetifah, Kamis (21/5/2020). Salah satu inovasi dibidang ekonomi anak muda dimasa pandemi terutama dalam hal pemanfaatan teknologi digital yang saat ini sudah banyak digunakan dikalangan usia,teknologi dapat membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel baik secara waktu maupun tempat sehingga pekerjaan bisa dilakukan dirumah dengan praktis. selain itu dapat juga dengan cara membuka lapangan kerja atau memeberikan pengetahuan tentang bagaimana cara menjual produk mereka lewat media sosial. Sebagai contoh anak muda membuka lapangan kerja untuk masyarakat yang terdampak covid-19 seperti yang terkena PHK.
Maka dari itu kita sebagai generasi milenial bisa mengembangkan ekonomi bangsa ini dimasa pandemi. Sebagai anak muda kita harus semangat untuk menghadapi berbagai masalah yang dihadapi kedepannya. “ dampak pandemi ini mengajarkan kita untuk mencari wawasan terbaru dalam mencari solusi agar dapat mengatasi perubahan yang dihadapi,”ucap menaker ida. Selain itu, kita memerlukan dukungan pemerintah dalam hal mengatasi pengangguran ini “dengan upaya membangun semangat positif sekaligus mengasah kemampuan, ketrampilan dan ketangguhan anak,”kata Gregor Hadi (22/7/2020). Kita semua generasi milenial dapat mengembangkan dengan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam pelatihan gratis agar mendapat pengalaman kerja dan memudahkan dalam mencari minat dan bakat seperti mencari pekerjaan sampingan bisnis online dan magang online yang dapat kita lakukan dalam kondisi ekonomi saat ini yang tentunya dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan sektor perekonomian di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H