Mohon tunggu...
Azam Rofiullah
Azam Rofiullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bakornas Leppami PB HMI

Penulis lepas. Seorang banjingan sosmed.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harmonisasi Pandangan Agama dan Sains untuk Menuju Masyarakat Madani

25 Oktober 2023   01:14 Diperbarui: 25 Oktober 2023   01:42 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam perjalanan sejarah manusia, pertautan antara sains dan agama sering kali memicu perdebatan yang kompleks. Namun, kesadaran akan pentingnya memadukan keduanya semakin mendesak, terutama dalam mewujudkan masyarakat Madani yang sejahtera dan berkeadaban. Menyoroti konsep harmonisasi ini, penting bagi kita untuk merujuk pada pemikiran beberapa tokoh filosofi dari berbagai tradisi.

Pertama, dari perspektif filsafat klasik, Aristoteles menggarisbawahi pentingnya penyelidikan dan rasionalitas dalam memahami alam semesta. Bagi Aristoteles, sains adalah upaya untuk memahami prinsip-prinsip alam melalui observasi yang cermat dan analisis rasional. Sementara itu, dari sudut pandang Islam, Al-Ghazali menekankan pentingnya mengintegrasikan pengetahuan rasionil dengan spiritualitas. Baginya, sains bukanlah semata-mata upaya pemahaman rasional, tetapi juga sarana untuk lebih mendekatkan diri pada pemahaman akan keagungan Sang Pencipta.

Dalam konteks praktis, penting untuk mengedepankan pendekatan inklusif dan dialogis. Agar sains dan agama bisa dileburkan untuk tujuan praktis masyarakat, kita harus mendorong dialog terbuka antara para ilmuwan dan pemuka agama. Dibutuhkan keterbukaan dan saling pengertian antara kedua pihak untuk menemukan titik temu yang memungkinkan penyatuan antara pengetahuan empiris dan spiritual. Selain itu, pendekatan edukasi yang menekankan pada pemahaman yang holistik perlu didorong, di mana pendidikan agama dipadukan dengan pengetahuan sains modern untuk membentuk pemahaman yang menyeluruh bagi generasi muda.

Masyarakat Madani, menurut Kuntowijoyo, merupakan masyarakat yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, keadilan, dan kesetaraan. Ia menekankan pentingnya masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, keadilan, serta toleransi antarumat beragama. Dalam pandangan Kuntowijoyo, masyarakat Madani merupakan refleksi dari keselarasan antara nilai-nilai keagamaan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Untuk mewujudkan harmonisasi antara sains dan agama dalam konteks masyarakat Madani, beberapa langkah konkret dapat dilakukan. Pertama, perlunya pendekatan interdisipliner dalam pendidikan, di mana pelajaran sains dan agama diajarkan secara terintegrasi untuk mengembangkan pemahaman yang seimbang. Kedua, pemerintah dan lembaga terkait perlu menginisiasi forum dialog antara ilmuwan, pemuka agama, dan tokoh masyarakat guna memperkuat pemahaman bersama mengenai relevansi sains dan agama dalam konteks kehidupan sehari-hari. Selain itu, penerapan kebijakan publik yang mencerminkan nilai-nilai inklusivitas dan keadilan perlu diperkuat sebagai pijakan bagi masyarakat Madani yang berlandaskan pada harmoni antara sains dan agama.

Dengan menyatukan visi agama yang berlandaskan pada spiritualitas dan nilai-nilai humanistik sains, serta semangat kebersamaan dan keadilan, masyarakat Madani yang sejahtera dan harmonis dapat terwujud. Melalui dialog terbuka dan pendekatan inklusif, kesenjangan antara sains dan agama dapat diringankan, membentuk fondasi yang kokoh bagi kemajuan masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman modern.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun