Akhir akhir ini, sudah 6 pertandingan berturut-turut, Inter Milan, salah satu klub besar Italia dengan warna kebanggaan biru hitam, tidak pernah merasakan kemenangan. Berawal dari kemenangan fantastis atas tim rival sekotanya, AC Milan, dengan skor tipis 1 – 0, dan juga kemenangan atas Lazio 2 – 1 membuat seakan akan inter akan melaju mulus dengan kemenangan di pertandingan – pertandingan selanjutnya. Tapi ternyata tren positif itu hilang dan berbalik 360°. Inter terus menerus menerima kekalahan, dan parahnya lagi, lawan yang dihadapi hanyalah tim medioker yang berusaha keluar dari jalur degradasi.
Terdapat beberapa penyebab konsistensi kekalahan inter akhir-akhir ini, diantaranya keberadaan pemain yang kontribusinya amat minim dalam mengantarkan inter menuju tahta juara, seperti Luc Castaignos, Yuto Nagatomo, G. Pazzini, Ricky Alvarez. Meskipun di awal musim punya kontribusi besar mengantarkan inter meraih 3 angka, tapi untuk saat ini inter akan sulit untuk meraih kemenangan jika terus mengandalkan pemain seperti ini. Perlu adanya pergerakan cepat dari manajemen inter untuk segera menjual atau meminjamkan ke tim lain, dan segera mencari pemain pengganti yang mumpuni, seperti Mario Goetze, G. Rossi, C. Tevez. Inter saat ini kesulitan untuk mencetak gol sehingga membutuhkan striker yang bisa “hidup sendiri”, dalam artian dapat mencari bola sendiri dan punya finishing touch yang baik, seperti Samuel Eto’o, Sergio Aguero, ataupun Carlos Tevez. Akan sangat sulit jika terus-menerus mengandalkan duet MIlito-Pazzini di barisan depan karena pemain ini memiliki tipikal permainan yang identik, hanya punya finishing touch yang baik. Penyebab lainnya adalah keburukan pemandu bakat mencari pemain potensial. Terbukti dari dulu sampai sekarang inter tidak pernah mempunyai pemain muda hebat yang punya andil besar dalam tim, seperti Alvarez, Coutinho, dan Joel Obi. Tidak seperti Manchester United yang pandai melihat potensi pemain dan bisa membeli pemain dengan harga murah yang kemudian (bisa) dijual dengan harga mahal, sebut saja CR7, Chicharito, De Gea, Macheda. Ini yang tidak dimiliki Inter. Inter harus cepat berbenah dan kembali ke jalur scudetto, jika tidak, akan sulit mendapatkan jatah mengikuti liga champions musim depan.
Memang sekarang banyak interisti yang menginginkan Ranieri turun dari jabatannya. Interisti menginginkan kemenangan secepatnya. Keputusan untuk mengganti pelatih akan sangat beresiko jika penggantinya bukan seorang pelatih hebat dan bisa memperbaiki tim. Mau tidak mau, Interisti harus percaya dengan kualitas Ranieri dan selalu mendukung Ranieri. Ranieri harus cepat berbenah, merombak tim, merombak formasi, dan mengembalikan mental pemain. Interisti menunggu “magic”mu, Ranieri !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H