Mohon tunggu...
Azalia Naila
Azalia Naila Mohon Tunggu... Jurnalis - College Student

Student at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gerakan Ahmadiyah Lahore di Dalam Mayarakat

2 Januari 2024   11:12 Diperbarui: 2 Januari 2024   11:19 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gerakan Ahmadiyah Lahore adalah sebuah Gerakan keagamaan yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 1891 di Lahore, Pakistan. Gerakan ini mempercayai semua akidah dan hukum yang tercantum dalam Alquran dan Hadist, namun ada beberapa hal yang mebuat mereka berbeda dari umat islam pada umumnya. Gerakan ahmadiyah terpecah menjadi dua golongan pada tahun 1941, yakni Ahmadiyah Qadian dan Ahmadiyah Lahore. Ahmadiyah Qadian beranggapan bahwa mereka mepunyai Nabi serta Khalifah sendiri, Mirza Ghulam Ahmad dianggap sebagai nabi dan semua orang wajib mengimaninya. sedangkan Golongan Lahore berpendapat dan yakin bahwa Nabi Suci Muhammad SAW adalah Nabi terakhir, sesudah beliau tidak akan ada nabi lagi, baik nabi lama maupun nabi baru, dan bahwa barangsiapa yang mengucapkan kalimat syahadat adalah orang islam.

Kemunculan aliran Ahmadiyah dilatarbelakangi oleh keadaan sosial dan politik sehingga muncul berbagai aliran yang salah satunya aliran yang dibawa oleh Mirza Ghulam Ahmad pada 23 Maret 1889 di India untuk menghilangkan rasa kekosongan otoritas agama, serta menginginkan Masyarakat akan kehadiran sosok yang mampu mengarahkan Masyarakat. Di Indonesia, Gerakan Ahmadiyah sebenarnya sudah mulai dikenal sejak tahun 1925. Semenjak beberapa dekade belakangan, hubungan antara Ahmadiyah dan kelompok islam lain menjadi jauh lebih kompleks dari sekedar perseteruan tentang klaim kelompok mana yang besar mana yang sesat.

Gerakan Ahmadiyah Lahore dianggap oleh Masyarakat dengan perbedaan perspektif yaitu :

  • Beberapa Masyarakat di Jawa menganggapgerakan Ahmadiyah Lahore sebagau "ayat Bung Karno" karena hubungan dekat dengan tokoh pergerakan nasional HOS Cokroaminoto dan karena ada dugaan telah berbaiat sebagai anggota Ahmadiyah Lahore.
  • Gerakan Ahmadiyah Lahore mengalami kesulitan dalam menemukan ruang untuk beribadah dan berkegiatan, karena Masyarakat secara umum menganggap mereka sebagai "Ahmadiyah Lahore" dan menghambat mereka.
  • Gerakan Ahmadiyah Lahore ini dianggap sesat oleh beberapa Masyarakat di beberapa daerah, seperti Yogyakarta pada tahun 1924.
  • Gerakan Ahmadiyah Lahore mengalami kesulitan dalam meningkatkan jumlah pengikut, karena fokus utama mereka pada konsep mujadid Al-Adyan yang tidak konvensional. Konsep mujadid Al-Adyan dalam Gerakan Ahmadiyah Lahore mengacu pada pemikiran dan kehidupan yang diberikan oleh Mirzha Ghulam Ahmad.

Meskipun Gerakan Ahmadiyah Lahore menawarkan konsep mujadid Al-Adyan yang lebih luas, Masyarakat secara umum menghargai ajaran dan kehidupan bermakna yang diberikan oleh Gerakan ini. Namun, perbedaan dalam pemahaman dan kesulitan dalam menemukan ruang untuk beribadah dan berkegiatan menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh Gerakan Ahmadiyah Lahore.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun