Setelah terhitung lebih dari sepuluh tahun, Indonesia kembali berhasil mengantongi mandat dalam memimpin ASEAN pada periode tahun 2023. Hal ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.
Sesuai dengan protokolnya, KTT ASEAN biasanya diselenggarakan sebanyak dua kali dalam satu tahun. Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, menjadi tempat pilihan Indonesia dalam menggelar KTT ASEAN yang ke-42.
KTT yang mengadopsi tema “Epicentrum of Growth” ini berhasil mengkonsentrasikan pertemuannya dalam menyokong pilar ekonomi. Dukungan untuk merealisasikan enam belas capaian prioritas ekonomi berhasil digagas.
Tujuh diantaranya dikoordinasikan langsung oleh Menteri Perdagangan Indonesia selaku Ketua Asean Economic Ministers (AEM). Pencapaiannya lainnya adalah terkait pengutamaan pekerja dan nelayan migran, pengembangan ekosistem kendaraan berbasis listrik, pemberantasan perdagangan orang serta One Health Initiative.
Apabila KTT ASEAN ke-42 hanya dihadiri oleh 8 Leaders, Sekjen ASEAN beserta Perdana Menteri Timor Leste, KTT ASEAN ke-43 ini turut menghadirkan 9 negara mitra dialog seperti ASEAN +3 yang terdiri atas Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
Tak hanya itu, KTT yang digelar di Jakarta Convention Centre ini juga turut mengundang ASEAN Plus CER (Closer Economic Relation) yang turut dihadiri oleh Australia dan Selandia Baru. Juga turut hadir di dalamnya Bangladesh selaku Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) serta Kepulauan Cook selaku Ketua Pacific Island Forum (PIF).
Pengundangan ini tentu bukan tanpa alasan. Perwujudan Kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, sejahtera, dan inklusi menjadi salah satu prioritas KTT ASEAN ke-43.
Sejumlah organisasi internasional juga mendukung berlangsungnya KTT ASEAN ke-43 seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa ((PBB), Bank Dunia, serta Dana Moneter Internasional (IMF). Pertemuan-pertemuan bilateral pun turut digagas dalam rangkaian agenda KTT ASEAN ke-43 ini.
KTT ASEAN yang telah menghasilkan 12 pertemuan serta 90 dokumen outcome serta sejumlah kesepakatan dengan mitra ini melahirkan lima poin sebagai gebrakannya. Fokus pada Kawasan Indo-Pasifik, penanganan isu Laut China Selatan, perhatian bagi krisis Myanmar, keanggotaan Timor Leste, serta perdamaian Timur Tengah telah dipilih menjadi lima poin inti dari KTT ini.
Jika ditilik lebih lanjut, sebenarnya erat kaitannya apa yang menjadi konsentrasi pada kedua KTT ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia dengan style politik luar negeri Presiden Joko Widodo. Visi strategis yang tergambar dalam tiga prioritas dan tujuan utama yaitu urusan terkait maritim dan keamanan, diplomasi ekonomi serta perlindungan WNI di luar negeri.