Mohon tunggu...
Azzah Faizah
Azzah Faizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurusan Manajemen UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warga Negara dan NKRI: Tantangan dan Peluang dalam Era Globalisasi

5 September 2024   21:41 Diperbarui: 5 September 2024   21:51 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era globalisasi telah membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Tantangan-tantangan yang muncul dalam era globalisasi menuntut kita untuk memiliki pemikiran yang kritis dalam menghadapinya. Indonesia dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks dalam mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya. 

Munculnya globalisasi berimbas pada timbulnya berbagai fenomena pada kehidupan manusia, seperti perkembangan telepon genggam, internet dan lain sebagainya. Arus informasi yang sangat cepat tentu memungkinkan setiap orang untuk memperoleh informasi dengan sangat mudah, bahkan informasi sensitif yang seharusnya tidak diungkapkan. Oleh karena itu, negara harus memiliki sistem keamanan yang kuat untuk melindungi informasi rahasia dan infrastruktur vital.

Dalam hal ini dampak globalisasi sangat berpengaruh terhadap pergeseran batas-batas negara sehingga dapat berdampak pada kewarganegaraan dalam beberapa aspek, yaitu: Pertama ialah Pengaruh pada Identitas Nasional. Perubahan batas-batas negara dapat mengganggu kesadaran dan pengertian identitas nasional bangsa. Perubahan ini dapat mempengaruhi cara masyarakat memahami diri mereka sebagai bagian dari suatu bangsa dan negara, serta mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain yang berbeda budaya dan latar belakang. 

Kedua, berdampak kepada Pengaruh pada Pendidikan Kewarganegaraan. Perubahan batas-batas negara memerlukan paradigma baru pendidikan kewarganegaraan yang dapat membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan global. Pendidikan kewarganegaraan harus dilakukan dengan cara yang lebih efektif untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi dalam kehidupan global. 

Ketiga, Pengaruh pada Keterbukaan dan Ketergantungan. Dalam hal ini perubahan batas-batas negara dapat meningkatkan keterbukaan dan ketergantungan antarnegara, yang dapat mempengaruhi cara kehidupan masyarakat, terutama generasi muda yang tinggal di kota-kota. 

Hal ini dapat membawa pengaruh negatif, seperti masalah narkoba yang melanda generasi muda Indonesia.
Keempat, Pengaruh pada Pengelolaan Sumber Daya. Perubahan batas-batas negara dapat mempengaruhi pengelolaan sumber daya alam dan wilayah, yang dapat mempengaruhi cara masyarakat hidup dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini dapat membawa implikasi pada kewarganegaraan, seperti bagaimana masyarakat memahami dan menjaga kepentingan nasional dalam pengelolaan sumber daya.

Kelima, terdapat aspek Pengaruh pada Kesadaran dan Kemampuan Masyarakat. hal ini membuat Perubahan batas-batas negara dapat mempengaruhi kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam beradaptasi dengan perubahan global. Globalisasi telah membawa perubahan besar dalam cara individu dan negara berinteraksi. 

Meskipun globalisasi menawarkan peluang bagi partisipasi yang lebih luas dalam proses ekonomi dan politik global, globalisasi juga menciptakan ketidakseimbangan yang signifikan. Negara-negara dengan sumber daya yang lebih banyak seringkali memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kebijakan dan keputusan global, sementara negara-negara dengan sumber daya yang terbatas mungkin mengalami kesulitan untuk memastikan bahwa suara dan kepentingan warganya terwakili dengan baik.

Pendidikan kewarganegaraan di era globalisasi saat ini memberikan kita kenyamanan namun juga tantangan. Pendidikan masih perlu ditingkatkan implementasinya dalam konteks pesatnya globalisasi yang kita alami. Menjadi warga negara global yang efektif memerlukan keterampilan lintas budaya dan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Konflik identitas dan polarisasi sosial antar negara menjadi semakin kompleks sehingga memerlukan upaya kolaboratif untuk meningkatkan pemahaman dan dialog lintas budaya untuk mengatasi tantangan tersebut.

Mengatasi tantangan ini memerlukan dialog dan kerja sama lintas budaya yang memungkinkan terjadinya pertukaran gagasan dan nilai tanpa mengorbankan identitas nasional . Pendidikan, kebijakan politik dan diplomasi budaya sangat penting untuk untuk membangun pemahaman dan rasa hormat loyalitas nasional dan identitas global. Kesenjangan dalam partisipasi dan keterwakilan warga negara di tingkat global merupakan salah satu tantangan besar kewarnegaraan di era globalisasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun